Gus Amik : Surabaya Butuh Pemimpin, Bukan Penguasa

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 20 Nov 2020 17:47 WIB

Gus Amik : Surabaya Butuh Pemimpin, Bukan Penguasa

i

Ketua Tim Pemenangan Maju, Gus Amik .SP/ALQOMARUDDIN.

SURABAYAPAGI, Surabaya - Pilwali Surabaya sebagai ajang kontestasi demokrasi yang sehat dalam persaudaraan bukan perselisihan untuk menebar permusuhan. Paslon nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman (Maju) memiliki tagline Maju Kotane Makmur Wargane yang semakin menggema dan meluas.

Hal itu dipicu karena Machfud-Mujiaman  menjadikan seluruh elemen masyarakat sebagai superteam. Rakyat semakin tergugah dan menyadari bahwa Surabaya harus naik kelas, lebih maju dari yang ada sekarang ini. Surabaya harus lebih maju di dalam pelayanan kesehatannya, lebih maju pendidikanya, lebih maju kesejahteraannya. 

Baca Juga: Prabowo Presiden, Gerindra Sapu Bersih 39 Pilkada di Jawa Timur

"Sekarang memang sudah maju, tetapi kalau hanya menerima keadaan sekarang, Surabaya akan masuk di dalam ‘zona  kurang nyaman’ dan pada akhirnya bisa tertinggal oleh kota-kota lain yang lebih progresif," ujar Ketua Tim Pemenangan Maju, Gus Amik, Jumat (20/11).

Mantan Bupati Magetan ini menjelaskan,  untuk mewujudkan Surabaya lebih maju, Surabaya membutuhkan pemimpin, bukan penguasa. Pemimpin adalah pamong praja yang bisa mengayomi dan melindungi rakyat yang berada dalam kekuasaannya. Penguasa adalah pangreh praja menjadi pemangsa rakyat yang berada dalam kekuasaannya. 

"Pemimpin itu rela berkorban untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya. Penguasa tega mengorbankan rakyatnya untuk kepentingan dan kesejahteraan diri dan kroninya. Pemimpin, rakyatnya taat karena hormat. Penguasa, rakyatnya nurut karena takut. Pemimpin dikenang meskipun telah tiada,  penguasa bisa dilupakan meskipun masih berkuasa," tegasnya.

Gus Amik mengatakan, debat publik Pilwali Surabaya adalah ajang adu gagasan sebagai  tahapan, bukan menjadi tujuan. Karena tujuan utama adalah  memilih pemimpin yang bisa memimpin,  bukan mengadu domba.  Pasangan MAJU memberikan warna sebagai pemimpin dalam membuat kebijakan strategis, bukan sebagai kepala dinas yang menjadi  pejabat teknis.

"Machfud-Mujiaman berkomitmen melayani masyarakat dengan sepenuh hati yang ditunjukkan saat debat kemarin," ungkapnya.

Machfud Arifin-Mujiaman dengan senang hati berkantor secara bergilir di kelurahan, bahkan di RT/RW. Hal itu menunjukkan "RUH" seorang pemimpin yang tidak ingin ada jarak dengan yang dipimpin. Yang bisa mudah tidak boleh dipersulit, yang bisa murah tidak boleh  dibuat mahal, yang bisa dipercepat tidak boleh dibuat lambat, yang bisa terselesaikan tidak boleh ditelantarkan.

Baca Juga: 15 PAC Gerindra Minta Hj Mimik Idayana Maju Jadi Cawabup Sidoarjo

"Maju juga bertekad memberikan kepastian pelayanan pada dunia usaha, kepastian waktu, kepastian biaya, dan kepastian hukum," terangnya.

Gus Amik mengatakan, pemimpin akan berbicara masa depan, bukan masa lalu.  Pernyataan Djarot Saiful Hidayat yang menuding Machfud-Mujiaman menggunakan politik "DEVIDE ET IMPERA" untuk memecah belah persatuan,  seakan membawa masyarakat pada era penjajahan kolonial. Sungguh jauh panggang dari api, sangat ironis dan memprihatinkan,  sosok yang sangat berpengalaman dalam pemerintahan dan egaliter, ibarat harus memakai jaket saat terik matahari, dan menggunakan payung saat tidak turun hujan.

"Rakyat sekarang ini sudah cerdas karena buah kemerdekaan yg dihasilkan founding father proklamator kita "BUNG  KARNO", dan para penerus yang mengisi kemerdekaan. 

Rakyat sudah semakin paham bagaimana memilih pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah dan bukan memberikan masalah," ungkapnya.

Baca Juga: Rahmad Muhajirin Hingga Ahmad Dhani Ramaikan Bursa Pilwali Surabaya 2024

Hadirnya pasangan Maju, kata Gus Amik, dalam deklarasi kampanye damai dan penandatanganan pakta integritas menunjukkan sejak awal pasangan Maju taat asas dan menjunjung tinggi integritas, berkomitmen dan sportif, menghargai KPU dan Bawaslu , juga warga surabaya untuk melaksanakan pesta demokrasi dengan nyaman dan damai. 

"Pasangan MAJU juga memberikan ruang yang sangat luas pada generasi muda milenial. Karena mereka adalah modal penting, pemain, dan penggerak utama di dalam menuju Surabaya ‘MAJU KOTANE MAKMUR WARGANE’, serta calon pemimpin masa depan," ujarnya.

"Everything by design and we design our own world. Lakukan semuanya sesuai rancangan yang telah dibuat, dan teruslah berinovasi. Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, meridhoi MAJU membawa Surabaya ke arah yang lebih baik, menuju the next level," tambahnya.Alq

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU