Harga Beras Naik, Mendag Zulhas: Tidak Perlu Khawatir, Bisa Dibantu Subsidi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 26 Sep 2022 15:34 WIB

Harga Beras Naik, Mendag Zulhas: Tidak Perlu Khawatir, Bisa Dibantu Subsidi

i

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga beras yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini harga beli gabah naik sehingga harga beras ikut naik.

"Agak naik sedikit (harga) beras. Karena gabahnya naik dr Rp4.400/kg ke Rp5.500/kg, karena, di Jatim bikin, Jateng bikin, Banten bikin, jadi rebutan beli gabah," kata Zulhas dalam acara 'Kinerja 100 Hari Mendag' di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Minggu (25/9).

Baca Juga: Harga Beras Tidak Ada Lonjakan, Stok di Retail Modern Masih Terbatas

Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan pada hari Minggu (25/9/2022) harga beras premium terpantau Rp17.000 per kg sedangkan harga beras medium Rp10.600 per kg.

Zulhas mengatakan bahwa pemerintah akan memberi subsidi terhadap selisi harga jualnya. Ia menjamin masyarakat tidak akan membayar untuk membeli beras lebih mahal.

"Bisa dibantu subsidi, enggak usah khawatir sebetulnya, karena dibiayai pemerintah, masyarakat tidak akan membayar lebih mahal. Beras, harga selisihnya akan dibayar pemerintah. Insya Allah aman, jangan khawatir kemahalan," tandasnya.

Sementara itu, Sekjen Kemendag Suhanto menambahkan, kenaikan harga beras memang terjadi, namun dibanding kenaikan harga pada tahun lalu relatif kecil yaitu hanya 0,9 persen.

Menurutnya, pemerintah memiliki Cadangan Stabilisasi Harga dan Pasokan (CSHP) untuk bisa menjaga stabilitas harga beras.

"Pemerintah itu punya namanya Cadangan Stabilisasi Harga dan Pasokan (CSHP), di mana apabila harga beras lebih tinggi dari HET, bulog akan turun tangan dan sisanya akan dibayar pemerintah," ujar Suhanto.

Baca Juga: Harga Beras Melonjak, Benarkah Ada Politisasi Beras?

Tak hanya beras, pemerintah pun akan memberi subsidi selisih harga jual untuk kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram dan jagung Rp1.500 per kilogram jika harga kedua komoditas tersebut naik di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Jadi tidak perlu khawatir, harga pasti terkendali dan Bulog mulai besok bersama Pak Menteri Perdagangan mulai intervensi karena ada kenaikan sedikit," pungkas Suhanto.

Dalam rangka mengendalikan kenaikan harga beras, Zulhas mengatakan bahwa ia akan terus berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk menyelenggarakan operasi pasar di sejumlah wilayah.

Sementara dari sisi stok, ia menyebutkan saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang milik Perum Bulog mencapai 800 ribu ton sehingga masih akan mampu mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun.

Baca Juga: Himbauan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia: Pabrik-pabrik Keluarkan Stok-stok Berasmu

Zulhas juga menegaskan dirinya akan terus mengupayakan untuk segera menstabilkan harga beras. Pasalnya, tingginya harga beras bisa menyumbang inflasi sebesar 3 persen. Ia menyebut pihaknya terus mendorong agar pemerintah lewat BUMN dan Bulog menyerap hasil pertanian dengan anggarannya Rp100 triliun per tahun.

“Mestinya Bulog beli dengan harga tinggi dan jual beras dengan harga murah. Sekarang, Bulog harus untung. Presiden sudah setuju,” ungkapnya.

Selain itu, ia pun mengaku tak akan ragu untuk mengambil langkah dalam mengimpor beras jika memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan.

"Soal beras tidak ada tawar menawar karena (kontribusinya) terhadap inflasi 3,3 persen. Beras langka tidak kebayang. Impor pun saya rela. Agar itu betul-betul dijaga. Kalau mahal harus ada operasi pasar," tegasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU