Home / Peristiwa : Kalkulasi Pengamat

Harga Pertalite Bisa Rp 7.650 Lagi, Jokowi Tak Bergeming

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 29 Sep 2022 20:34 WIB

Harga Pertalite Bisa Rp 7.650 Lagi, Jokowi Tak Bergeming

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta- Seorang pengamat ekonomi mengkalkulasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite mulai September ini bisa kembali di angka Rp7.650,-. Ini menyusul tren penurunan harga minyak mentah dunia. Sejauh ini masih belum ada kalkulasi harga Pertalite pasca harga minyak dunia turun dari pemerintah dan Pertamina.

Demikian dinyatakan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Ia ingatkan  adanya tren penurunan harga minyak mentah dunia,  bisa memberi sinyal positif untuk menurunkan harga BBM.

Baca Juga: Selama Periode Maret 2024, Pertamina Tambah 394 Ribu Tabung LPG 3 Kg di Jateng dan DIY

"Langkah ini (penurunan harga BBM) harus dilakukan karena tidak adil apabila harga minyak mentah dan beban subsidi energi menurun, tapi pemerintah masih mempertahankan harga BBM subsidi yang mahal," Bhima Yudhistira seperti dilansir CNN Indonesia, Kamis (29/9/2022).

Bhima menambahkan ada kemungkinan Pertalite turun paling tidak di bawah Rp7.650 atau kembali di level Rp7.650 per liter dan Solar sekitar Rp5.000 per liter.

Berdasarkan data Bloomberg per Kamis (29/9) pukul 13:40 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2022 turun 1 persen ke level US$ 81,83 per barel.

Sementara, minyak mentah dunia jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2022 turun 1,04 persen ke level US$ 88,39 per barel.

 

Harus ada Penyesuaian

Sementara pengamat Energi Mamit Setiawan beranggapan, tren penurunan harga minyak mentah dunia bisa membuat Pemerintah RI menyesuaikan harga BBM non-subsidi.

Dengan penurunan yang cukup besar, analisisnya,  harga BBM non-subsidi harus ada penyesuaian harga. Karena sesuai dengan formulasi KepMen ESDM 62/2020 hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan evaluasi harga," kata Mamit.

Namun, Mamit beranggapan bahwa peluang BBM subsidi turun harga akan berat. Ia juga skeptis apakah nantinya jika ada penurunan harga BBM subsidi bakal dibarengi dengan penurunan harga komoditas yang kini sudah meroket.

"Untuk BBM subsidi saya kira karena masih belum memasuki keekonomian maka sepertinya berat untuk turun. Kecuali ada kebijakan lain dari pemerintah," paparnya.

 

Seperti roller coaster

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumpamakan kenaikan harga minyak dunia seperti roller coaster (kereta luncur). Pasalnya, arah pergerakan harga minyak bisa berubah drastis hanya dalam hitungan hari.

Kondisi ini, sambungnya, membuat harga bahan bakar minyak (BBM) seperti solar, pertalite dan pertamax di dalam negeri ikut terkerek.

"Bayangkan kenaikan harga BBM year to date (ytd) harga minyak naiknya 15 persen, tapi month to date harga minyak jatuh 10 persen. Begitu gelombang harga itu begitu roller coaster, ke seluruh gelombang volatilitas," ujarnya dalam UOB Economic Outlook 2023, Kamis (29/9/2022)

Baca Juga: Ditanya Soal Hasil Pilpres, Menkes Ketawain Jokowi

 

Penilaian Jokowi

Dilain pihak, Presiden Joko Widodo justru menilai harga BBM di Indonesia tidak lebih mahal dibanding negara lain.

"Kita baru saja menyesuaikan harga BBM. Tapi coba bandingkan dengan negara lain, sampai Rp 32 ribu. Sampai Rp 24 ribu. Gas bisa naik sampai 500%," katanya dalam dalam arahannya kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati si JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022).

Ia menyebut masyarakat harus memahami kondisi ini. Dunia memang masih dilanda ketidakpastian, termasuk krisis energi, krisis pangan, dan krisis finansial.

Ia mencontohkan kejadian di Inggris. Mata uang Inggris ponds sterling kini terus tertekan dan  berdampak pada seluruh mata uang dunia, termasuk Indonesia.

"Nilai tukar di semua negara tergoncang dan melemah, terdepresiasi, termasuk kita. Hati-hati mengenai ketidakpastian ini," pungkasnya.

Sayang Jokowi tidak membuka harga BBM di Malaysia. Sejauh ini BBM di negara tetangga menjadi negara yang menjual harga bensin terendah di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Menkes Tertawa, Jokowi Pilih Ketua Indonesia, Bukan Ketum Golkar

Bensin dengan jenis RON95 di Malaysia dijual seharga RM 2,05 per liter atau Rp 6.793.47 (kurs= Rp3.313,89 per ringgit). Jenis lainnya RON97 dijual dengan harga RM 4,30 dan diesel yang dijual dengan RM2,15 per liter.

Lantas apa yang membuat harga bensin di Negeri Jiran Malaysia lebih murah ketimbang Indonesia?

Harga BBM Malaysia lebih murah ketimbang di Indonesia karena, selain ada perbedaan komponen pembentuk harga di kedua negara, harga BBM di Malaysia bisa terus ditahan meskipun ada peningkatan harga minyak. Ini merupakan hasil dari penerapan subsidi besar-besaran yang diterapkan Pemerintah Malaysia.

 

Pemerintah Malaysia juga Subsidi

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan pada dasarnya Pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi bahan bakar sehingga harga bahan bakarnya tidak mengikuti skema pasar. Hanya saja tujuan pemberian subsidinya berbeda dengan skema pemberian subsidi yang ada di Indonesia.

"Fokus Malaysia dengan kita (Indonesia) berbeda. Mereka fokus pertumbuhan sehingga memberikan subsidi yang besar," ungkap Komaidi di kutip, Minggu (11/9/2022).

Menurut dia, informasi yang beredar di masyarakat terkait harga BBM di Malaysia yang lebih murah dibandingkan di tanah air harus bisa dijelaskan secara gamblang juga oleh pemerintah maupun Pertamina. Dengan begitu, isu yang berkembang di masyarakat tidak menjadi bola liar dan memperkeruh suasana. n jk/cnn/cnbc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU