Harga Pertamax Bisa Saja Naik Lagi, Sri Mulyani: Jangan Marah Ya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 08 Jan 2023 16:25 WIB

Harga Pertamax Bisa Saja Naik Lagi, Sri Mulyani: Jangan Marah Ya

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Harga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi baru - baru ini turun menjadi Rp12.800 per liter. Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa penurunan harga BBM jenis Pertamax dipengaruhi oleh harga minyak dunia.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa pihaknya memang memerintahkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk menurunkan harga Pertamax.

Baca Juga: Dukung Sinergi Kementerian BUMN dan TNI, PLN Maksimalkan Sumber Daya Hingga Pengamanan Aset

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa harga Pertamax bisa naik kembali jika harga minyak dunia mengalami kenaikan. Maka dari itu, Sri Mulyani meminta kepada masyarakat untuk memahami hal tersebut.

"Jadi, naik turunnya itu sebetulnya kalau kita mau konsisten ya kayak Pertamax itu, Pertamax turun ya turun. Saya Sampaikan saja ke Pertamina, Pak Erick, Pak Menteri ESDM, yang pas turun bilang ke konsumen ini harga pas turun, kalau harga (minyak dunia) pas naik jangan marah ya," kata Sri Mulyani dalam acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022, Sabtu (7/1/2023).

Baca Juga: Dirut PLN Raih Best CEO of Communications, PLN Jadi Best of The Best Communications

Sebagaimana diketahui, harga minyak dunia sedang mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Sehingga harga jual di sisi hilir seperti harga BBM Pertamax pun ikut terpengaruh.

Sebelumnya, Erick Thohir menuturkan, penurunan harga BBM ini terjadi tak hanya untuk Pertamax, namun juga menyasar seluruh bahan bakar nonsubsidi yang dijual Pertamina. Di antara seperti Pertamina Dex, Dexlite, hingga Pertamax Turbo.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi, Salah Satu Incaran Menkeu di Kabinet Prabowo

Erick Thohir menyebut, penurunan harga ini memang tidak secepat SPBU swasta. Pasalnya, menurut Erick, Pertamina memiliki ekosistem pengolahan bahan bakar yang lebih besar, ditambah banyaknya SPBU yang tersebar. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU