Hari Bumi, Komunitas River Warior Gelar Teatrikal Makan Plastik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 23 Apr 2021 08:46 WIB

Hari Bumi, Komunitas River Warior Gelar Teatrikal Makan Plastik

i

Komunitas River Warior melakukan aksi teatrikal makan sampah plastik di depan Gedung Negara Grahadi Kota Surabaya. SP/Patrik Cahyo

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Komunitas River Warior menggelar aksi teatrikal makan plastik dalam Memperingati Hari Bumi di depan Gedung Negara Grahadi Kota Surabaya. Dalam aksinya aktivis lingkungan tersebut membentangkan banner yang bertuliskan “STOP MAKAN PLASTIK” serta melakukan  orasi.

Melalui aksi teatrikal ini, River Warior ingin mengajak masyarakat untuk berhenti menggunakan seluruh produk plasik. Kapten River Warior, Tara Bening Sandrina menyampaikan, bahwa bahaya dari air yang kita minum di Kota Surabaya sudah tercemar mikroplastik dan dapat mengancam kesehatan manusia.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

Tara juga mengatakan, bahwa dari penelitian yang dilakukan organisasi lingkungan, Ecoton telah banyak temuan di sungai Brantas dan air minum di peraian Madura yang sudah terkontaminasi mikroplastik.

"Dan secara langsung kita sudah mengkonsumsi plastik yang sengaja kita buang ke lingkungan," terang Tara, Jumat (23/4/2021).

Tara menjelaskan, mikroplastik yang merupakan serpihan plastik dengan ukuran 5 mm itu sangat berbahaya dan mengandung senyawa toksik. Jika mikroplaatik terdapat bebas di lingkungan, maka bisa mengikat senyawa-senyawa yang lain, seperti pestisida atau logam berat yang ada di sungai.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

"Dan jika masuk kedalam tubuh kita maka tubuh kita bisa berakumulasi dari senyawa tadi, salah satu penyakitnya yang saya ketahui adalah penyakit reproduksi," terang mahasiswa Perikanan Unair itu.

Sementara itu, peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto Nugroho mengatakan bahwa Ecoton telah melakukan penelitian terhadap 116 sampel ikan.

Dari 116 sampel tersebut, terbukti mengandung mikroplastik pada saluran pencernaannya. Sehingga, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah untuk memisahkan saluran air bagi limbah domestik dan saluran untuk air hujan. Sehingga tidak tercampur antara limbah domestik dan air hujan.

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

Penggunaan plastik sekali pakai menjadi ancaman serius bagi kondisi lingkungan. Hal ini kata Andreas Jawa Timur dan Surabaya perlu untuk mulai melakukan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.

"Mikroplastik jadi ancaman baru di perairan kita karena ya kalau kita bicara lingkungan, kita dicubit sekarang sakitnya nanti 10 atau 20 tahun lagi itu baru terasa. Saya tidak mau mewariskan sesuatu yang rusak ke anak cucu saya," pungkas Andreas Agus Kristanto Nugroho. Pa

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU