Hari Kebangkitan Nasional, Sekaligus Kebangkitan Kaum Difabel

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 20 Mei 2020 13:05 WIB

Hari Kebangkitan Nasional,  Sekaligus Kebangkitan Kaum Difabel

i

Megawati, bersama anak-anak difabel berprestasi dibawah koordinir FORDIVA. Fordiva for SurabayaPagi.com

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Setiap tanggal 20 Mei, ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional. Ini merunut jauh kebelakang, 20 Mei 1908, bangkitnya nasionaliame bangsa Indonesia melawan penjajahan di Hindia Belanda pada masa itu.

Kini, Kebangkitan Nasional adalah penerapan dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan kesejahteraan sosial dan pembangunan nasional.

Baca Juga: Mega Ketawain Usulan Otto Hasibuan

Memaknai hal tersebut, Megawati, sebagai pelopor FORDIVA (For Difabel), ingin menunjukkan bahwa Kebangkitan Nasional juga bagian bentuk perwujudan kaum minoritas ( kaum difabel ). Hal ini agar kaum difabel bisa diberikan kesempatan untuk maju berperan didalam proses pembangunan tanpa adanya perlakuan diskriminasi di masyarakat dan negara.

“Wadah FORDIVA ini ingin menyatukan dan membentuk anak-anak difabel yang memiliki talenta kreativitas untuk semangat selalu berkarya. Perlu kita ketahui pada usia anak-anak pendidikan mental itu sangatlah penting agar mereka menjadi anak yang mandiri dan percaya diri (PD) yang merupakan modal besar untuk pembentukan karakter dan masa depan anak-anak itu sendiri,” ujar Megawati, lulusan Psikologi ketika dihubungi oleh Surabaya Pagi, melalui telepon selulernya, Rabu (20/5/2020).

IMG-20200520-WA0005_1IMG-20200520-WA0005_1

Baca Juga: PDIP: Hubungan Megawati dan Prabowo Baik-Baik Saja

Salah satunya, tambah Megawati, FORDIVA berkomitmen ikut menciptakan lagu dan memberikan panggung di dunia hiburan Televisi dengan pagelaran artis cilik difabel.

“Sebagai contoh, Nakula-Sadewa, saudara kembar penyandang tuna netra, yang duduk di bangku TK, mempunyai bakat Qiroah dan menyanyi (Anak Pintar). Kemudian Syirin Salsabilla, artis cilik tuna netra yang masih SD jago main organ dan bisa menyanyi CORONA dengan suara merdunya. Serta Desi Rahmadhani (FIRA), tuna rungu dengan prestasi segudang sudah bisa lenggak lenggok di catwalk,” kata Nanang Sutrisno, SH. MHum bapak dua orang ini menambahkan

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Eri Resmikan Gedung Baru PMI

Kini, Pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk para difabel menjadi tantangan untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 saat ini.

“Hal ini berhubungan dengan Kebangkitan Nasional untuk membangkitkan semangat pembangunan. Apalagi Bangsa Indonesia sekarang ini sedang mengalami ujian virus Corona yang maha dahsyat ini. Sehingga itu semua memerlukan rasa kebangsaan untuk bangkit bersama dari keterpurukan, ketertinggalan, ketidakadilan, kemiskinan dan kebodohan menuju difabel Indonesia Maju,” ujar Megawati. (dsy/rmc)

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU