Hasilkan Sumber Pangan Mandiri di Tengah Pandemi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 19 Feb 2021 18:12 WIB

Hasilkan Sumber Pangan Mandiri di Tengah Pandemi

i

Caption: Istri Yabes saat memanen sayuran dari instalasi hidroponik. SP/ Ahmad Reza

SURABAYA PAGI, Surabaya - Lahan sempit tidak menghalangi kreatifitas untuk berkembang. Terutama dimasa sulit akibat pandemi Covid-19 yang melumpuhkan banyak hal salah satunya dalam sektor pangan. Berbagai hal diupayakan untuk tetap bertahan di tengah pandemi.

Urban farming dengan hidroponik menjadi salah satu solusi memenuhi kebutuhan pangan di tempat sempit lahan. Yabes Sihwantjono dan istrinya salah satunya, berangkat dari kecintaannya dalam bercocok tanam, ia menjadikan lingkungan sekitar rumahnya menjadi sumber makannya. Suasana sejuk dengan hijaunya sayuran disuguhkan begitu masuk ke dalam green house yang dikelolah oleh sepasang suami istri ini. Suara gemericik aliran air di instalasi dan suasana rindang membuat seakan berada di dalam susana pedesaan.

Baca Juga: Perkuat Ketahanan Pangan, Pemkot Malang Gencarkan Program Urban Farming

“Pada mulanya belum seperti ini, jadi hidroponik ada setelah kami mengikuti lomba Surabaya Green and Clean pada tahun 2017. Kemudian mengikuti beragam pelatihan untuk belajar cara memelihara hidroponik dengan baik. Menjadi juara di beberapa lomba seperti di urban farming Surabaya menjadikan motivasi tersendiri,” ujar Yabes, Jumat (19/2/2021).

Green house milik Yabes ini yang beralamat di Jalan Simorejo 35 nomor 14, Sukomanunggal menjadi sumber penghasilanya selama pandemi. Yabes mengatakan awalnya sebelum pandemi penjualan dari hidroponik dijadikan sebagai penghasilan tambahan. Ia mengatakan pandemi membuatnya dirumahkan dari kantor tempat ia bekerja. Tiada pilihan lain Yabes mulai memfokuskan diri untuk sepenuhnya mengelolah hidroponik sebagai sumber penghasilan utama selama pandemi.

“Kemudian pada waktu Desember saya terkena pemutusan hubungan kerja dari kantor. Menjadi korban PHK akibat Covid ini puji tuhan kami bisa fokus dalam mengurus hidroponik dan justru malah menghasilkan lebih banyak lagi,” ujarnya.

Selepas dirumahkan hingga mengalami pemutusan kerja akibat pandemi membuat tingkat produktivitas panen hidroponik milik Yabes meningkat pesat. Sebelum pandemi ia mengaku bisa memanen hanya sekitar lima hingga sepuluh kilo per satu minggu.

“Kalau saat pandemi ini itu bisa panen sebanyak 16 sampai 20 kilo per minggunya. Itupun kalau kondisi cuaca bagus jadi kita ambil rata rata, perbedaannya cukup jauh dibanding waktu dulu,” ungkapnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Anak Muda Sekarang Tidak Suka Bekerja di Kantor

Sambil berjalan berkeliling, Yabes menjelaskan ada beragam jenis sayuran yang dihasilkan dari hidroponik diantaranya sawi daging, selada, bayam brazil, pagoda dan kangkung. Bukan hanya hidroponik saja, Yabes juga berternak berbagai jenis ikan seperti patin, lele, dan nila. Masuk ke belakang ada sekitar 15 ayam kampung yang diternakan olehnya. Serta ada beragam tanaman toga yang diolah menjadi produk minuman oleh istrinya.

“Jadi untuk sementara ini selama pandemi hasil dari sini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga terlebih dahulu, setelah ada lebihnya baru kita jual untuk memenuhi kebutuhan dari pakan ikan dan ayam. Semuanya lengkap ada sayur, ikan dan telur,” jelas Yabes.

Yabes menuturkan penjualan hasil dari green house ini sebagian besar menggunakan online. Akan tetapi selama pandemi ia juga rutin menjual hasil hidroponik di pasar modern daerah Citraland bersama komunitasnya. Menurutnya selisih pemasukan dari penjualan online dan offline ini tidak jauh beda.

Baca Juga: Ada Kemungkinan Akhir 2022, PPKM Berhenti

“Jadi kalo di pasar terjual banyak setiap hari tetapi usahanya ngoyo banget. Sedangkan dengan online memang tidak setiap hari terjual tetapi sekali pesan bisa sampai berpuluh-puluh kilo, Jadi kalau mau beli mungkin bisa datang juga ke green house sini,” ungkapnya.

Menurutnya urban farming khususnya dengan metode hidroponik ini cukup tepat dilakukan masyarakat Surabaya yang notabennya tidak memiliki lahan luas. Selain itu juga dengan hidroponik masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangan mandiri apalagi di masa sulit seperti ini.

“Sebenarnya orang bisa memulai dengan peralatan sederhana seperti baskom, bak dan sterofoam untuk menanam hidroponik. Akan tetapi juga harus diiringi dengan niat dan usaha juga tidak bisa setengah-setengah,” pungkas Yabes. Arb

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU