Hasto Puji Wisnu Sakti Buana, Risma 'Tak Bergairah'

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 30 Agu 2020 21:55 WIB

Hasto Puji Wisnu Sakti Buana, Risma 'Tak Bergairah'

i

Ekspresi Risma ketika ‘bertemu’ dengan Hasto dan Whisnu di acara konsolidasi PDIP di Surabaya, kemarin. SP/Riko

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – DPP PDI Perjuangan kembali urung mengumumkan rekomendasi gacoannya di Pilkada Surabaya. Meskipun Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristiyanto sudah turun langsung ke Surabaya, Minggu (30/8/2020).

Baca Juga: Simpang Siurnya Pernyataan Gibran dan Hasto

Hasto justru beberapa kali memuji Wisnu Sakti Buana (Wakil Walikota Surabaya) dalam acara konsolidasi yang juga dihadiri Walikota Surabaya Tri Rismaharini itu. Hasto langsung memuji bahwa Whisnu Sakti Buana, putra dari almarhum tokoh PDIP Ir. Sutjipto, sebagai kader yang paling setia dan menemani Risma membangun kota Surabaya.

“Mas Wisnu Sakti, nah itu, sudah dua kali menemani bu Risma sebagai wakil walikota dan sejak kecil sudah menjadi kader setia PDI Perjuangan,” kata Hasto di depan peserta Konsolidasi internal yang dihadiri 19 ketua DPC PDI-P yang daerahnya menggelar Pilkada 2020 itu.

 

Risma Muram

Kabar yang berkembang dibalik kedatangan Hasto, sebenarnya sudah ada keputusan siapa yang akan diumumkan. Tapi mendadak dibatalkan karena diduga kuat, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kurang setuju dengan keputusan nama yang dibawa Sekjen tersebut.

Hal itu nampak dari bahasa tubuh Hasto dan Risma saat hadir acara konsolidasi yang di kantor DPD PDI-P Jatim kemarin. Bahkan, Risma yang juga Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI-P ini sama sekali tidak berbicara dengan Hasto. Ekspresi Risma pun terlihat “tak bergairah” dan “cuek” dengan pidato dari Hasto.

Meskipun duduk bersebelahan di podium depan bersama pengurus DPP Djarot Saiful Hidayat, Arief Wibowo dan Kusnadi (Ketua DPD PDI-P Jatim). Hanya saja, Djarot yang duduk di sebelah kiri Risma, sesekali coba mencairkan suasana dengan mengajaknya bicara. Pemandangan ‘dingin’ Risma-Hasto itu terjadi hingga acara selesai.

Kasak-kusuk di lokasi pertemuan konsolidasi, ada yang menyebut, gacoan Risma, Eri Cahyadi, tidak direkom menjadi calon Wali Kota Surabaya.

“Ibu (Risma) sepertinya tidak bergairah. Denger-denger EC (Eri Cahyadi) tidak jadi dimajukan jadi Wali kota. Melorot,” celetuk salah satu kader PDIP di tingkat pengurus DPD PDIP Jatim itu, Minggu kemarin.

 

Baca Juga: Megawati Tulis Surat ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang

Tampilkan Perseteruan dengan Risma

Bahkan, saat Hasto memperkenalkan pengurus DPP, Hasto tidak spesifik mengenalkan Risma terkait jabatannya sekarang maupun di partai. Padahal, saat memperkenalkan Djarot maupun Arief Wibowo, Hasto menjelaskan detail seluruh jabatan maupun pengalaman mereka di pemerintahan dan partai politik. Hasto justru memuji Wisnu Sakti Buana Wakil Walikota Surabaya lebih dari satu kali meskipun WS duduk di barisan paling belakang peserta konsolidasi internal itu. 

Saat memperkenalkan Risma, Hasto tak menyebut kiprah dan jabatan Risma. Hasto malah minta panitia menampilkan slide gambar potongan cover media cetak soal 'perseteruan' dengan Risma.  "Ini gambar di media-media, sepertinya saya tarik tambang sama Bu Risma, ini seperti ada tarik tambang politik. Padahal kami tidak mengenal tarik tambang politik. Ada elemen pers yang membuat drama. Kami tidak pernah membuat drama politik, tapi bagaimana membangun peradaban politik untuk bangsa," katanya serius.

Hingga acara usai, Hasto pun tidak mau diwawancarai wartawan. Ia meminta para jurnalis untuk wawancara dengan Djarot dan Kusnadi soal strategi pemenangan kandidat dari PDI-P di Pilkada serentak 2020. Begitu juga Risma. Ia enggan menjawab pertanyaan wartawan saat ditanya soal siapa figur yang diinginkannya di Pilkada Surabaya. “Surabaya baik-baik saja,” singkat Risma sembari buru-buru masuk ke mobil pribadinya.

 

Diumumkan Sebelum Pendaftaran

Baca Juga: Menantu Jokowi, Nambeng Daftar ke PDIP

Sedangkan, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat menegaskan, rekomendasi untuk Pilwali Surabaya akan diumumkan sebelum tanggal 4 September 2020 (pembukaan pendaftaran ke KPU Kota Surabaya).

“Seluruh calon yang belum diumumkan, termasuk Surabaya akan diumumkan sebelum tanggal 4 September. Jadi, bisa tanggal 1 atau tanggal 2. Kita lihat momentum yang tepat. Tidak hanya rekomendasi lima pilkada di Jatim, tapi daerah lain juga di Indonesia yang belum diumumkan,” kata Djarot usai Konsolidasi Organisasi Internal Partai di DPD PDIP Jatim, Minggu (30/8/2020).

Djarot menjelaskan, setelah pendaftaran di KPU pada tanggal 4-6 September 2020, PDIP akan membuka sekolah partai untuk gelombang ketiga bagi para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Mengenai nama-nama yang akan diusung di lima pilkada di Jatim, termasuk Surabaya, Djarot meminta media untuk bersabar. “Sabar sedikit. Nama-namanya sudah ada, tapi masih di dalam amplop. Yang penting mereka-mereka harus telah mengikuti proses, yakni penjaringan, penyaringan dan pendidikan. Kita tidak akan keluar dari situ. Kecuali ada hal-hal di luar dugaan,” jelasnya.

Mengapa rekomendasi untuk Surabaya lambat? “Surabaya karena mempunyai posisi yang sangat penting. Apa yang sudah diletakkan di Surabaya sebagai ikon, itu bisa betul-betul dilanjutkan prestasinya pada periode akan datang. Sehingga, tatanan Surabaya yang diakui nasional dan internasional tetap dipertahankan,” tuturnya. byt/rko

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU