Ibu Penjual Peyek Kaget Karena Pembeli yang Dicegatnya Bupati Gresik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Mar 2021 18:38 WIB

Ibu Penjual Peyek Kaget Karena Pembeli yang Dicegatnya Bupati Gresik

i

Hima saat menerima pembayaran  rempeyek dagangannya dari Gus Yani dari atas mobil. SP/M.AIDID

SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Hima (36) bersama anak keempatnya bernama Gerhana yang masih balita berjualan rempeyek selama pandemi Covid-19. Pagi tadi, dia menjajakan keripik rempeyek dengan mencegat mobil dinas Bupati Gresik.

Hima buru-buru mendekati mobil dinas yang ditumpangi Bupati setelah pelaksanaan apel kolaborasi vaksinasi kedua di Mapolres Gresik. Dia menawarkan lima bungkus keripik rempeyek kepada Bupati, karena sejak pagi dagangannya itu belum ada yang laku.

Baca Juga: KKP Dorong Ratusan UMKM Naik Kelas

Saat itu Gus Yani, sapaan akrab Fandi Akhmad Yani, langsung memerintahkan sopir pribadinya untuk berhenti dan membuka kaca mobil.

Orang nomor satu di Gresik ini langsung mengeluarkan uang pecahan Rp 50 ribu sebanyak 2 lembar. Kemudian menerima makanan ringan tersebut dan menolak kembalian.

Hima yang memasukkan uang ke dalam tas warna merah miliknya terlihat agak gemetar.

"Seneng, ndredek (berdebar) bisa ketemu Gus Yani. Alhamdulilah buat tabungan biaya anak pertama yang ingin mondok," kata Hima kepada awak media, Senin (15/3/2021).

Baca Juga: Perampokan di Perum PPS Gresik Hanya Rekayasa, Polisi Ungkap Korban Terlilit Investasi Bodong

Ini merupakan kali kedua, perempuan berusia 36 tahun itu bertemu Gus Yani. 

Hima menuturkan, jika selama pandemi Covid-19 ini berjualan keripik rempeyek dengan berkeliling. Salah satu kantor yang menjadi tujuan tetapnya adalah Mapolres Gresik kemudian kantor Pemkab.

Dia menjualkan rempeyek milik orang lain. Setiap rempeyek yang terjual, ibu empat anak ini hanya diupahi seribu rupiah per bungkus. Sebanyak 30 bungkus peyek dibawanya keliling setiap hari, itu pun tidak semuanya laku sampai habis setiap hari.

Baca Juga: Dishub Jatim akan Luncurkan Bus Trans Jatim Luxuryi di Koridor Gresik - Sidoarjo

"Saya biasa bawa 30 bungkus, harga per bungkusnya Rp 6 ribu, saya diberi upah seribu per bungkus. Alhamdulillah, masih pagi saya senang sekali karena peyek saya dibeli Bupati 100 ribu," kata dia.

Keliling sambil menjajakan peyek tidak menyurutkan semangatnya untuk biaya pendidikan anak. Suaminya yang bekerja sebagai sopir juga terdampak pandemi Covid-19, penghasilan menjadi tidak menentu.

"Demi anak sulung saya tahun ini lulus SMP, saya dan suami bertekad bisa melanjutkan sekolah anak sulung saya di pesantren agar mendapat pelajaran agama yang lebih baik. Demi tambahan biaya anak mau masuk pesantren," tutupnya. did

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU