IDI: Bersyukurlah, Korban Meninggal Tinggal 20 Orang/Hari

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Nov 2021 20:11 WIB

IDI: Bersyukurlah, Korban Meninggal Tinggal 20 Orang/Hari

i

Zubairi Djoerban.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, minta rakyat Indonesia bersyukur. Saat ini tingkat kematian harian sudah di angka 20 korban jiwa per hari, jauh berkurang dari 2000 orang sehari di masa-masa puncak gelombang dua, Agustus lalu. Zubairi Djoerban, mengungkapkan bahwa hari-hari ini kondisi Covid-19 di Indonesia amat landai, dan menyebut positivity rate Indonesia di angka 1,4 persen. sementara sebelumnya pernah di angka 44 persen.

Ia menyebut tren positif penurunan kasus Covid-19 di Indonesia ini membuat Zubairi sangat bersyukur.

Baca Juga: Kendari Jadi Tuan Rumah Rakernas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI)

"Kita amat bersyukur bahwa kondisi (Covid-19) Indonesia amat melandai, kita pernah jadi yang paling banyak di dunia, sekarang turun drastis ke nomor 70 lebih," kata Zubairi.

"Pernah pada bulan Agustus kita dalam sehari kasus meninggal 2048 (orang), sekarang hanya 20, kita patut bersyukur,” ingatnya dalam Webinar Kesehatan Nasional yang diadakan secara daring oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sabtu (13/11/2021).

Dinyatakan, risiko gelombang ketiga bisa diabaikan apabila seluruh pihak bekerja dengan baik.

"Kita berisiko gelombang ketiga, menurut saya risiko ini bisa diabaikan jika kita bekerja dengan baik," kata Zubairi.

 

Baca Juga: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Raih 4 Rekor MURI dalam HUT ke-73

Pintu Jendela Terus Terbuka

Selain itu, melandainya kasus Covid-19 di Indonesia juga memulihkan sejumlah aktivitas yang sebelumnya tidak dapat dilakukan karena pandemi, seperti sekolah tatap muka hingga ibadah umrah.

Hal ini dapat tercapai melalui langkah-langkah penanganan pandemi Covid-19, yaitu PPKM, vaksinasi, dan monitor harian.

Meski demikian Zubairi menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada beberapa sektor aktivitas yang mulai dibuka kembali, salah satunya adalah sekolah.

Baca Juga: Terkait Penyerangan Fasilitas Kesehatan di Gaza, Ini Sikap PB IDI

"Di sekolah yang perlu menaati (protokol kesehatan) tidak hanya siswa, tapi juga guru, tenaga administrasi, bahkan supir bis antar jemput," ujarnya.

"Ventilasi, pintu jendela harus terus terbuka, terutama jendela-jendela," katanya.

Adapun dirinya menyebut biasanya kenaikan kasus kerap terjadi setelah masa liburan. Oleh karena itu, selama akhir tahun seluruh pihak perlu waspada dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. n jk, er

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU