Industri Fintech Lending Bantu Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 17 Des 2020 19:40 WIB

Industri Fintech Lending Bantu Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional

i

Chief Operating Officer (COO) Komunal Rico Tedyono (kanan) di Kantor Komunal, Surabaya, Kamis (17/12/2020).

SURABAYAPAGI, Surabaya - Menjelang berakhirnya tahun 2020, perusahaan fintech Peer to Peer (P2P) Lending asal Surabaya Komunal, berhasil mencatat penyaluran dana sebesar 300 Milliar kepada berbagai macam UMKM, khususnya di Jawa Timur dan Bali, meski tengah menghadapi masa pandemi Covid-19.

Co-founder and CEO Komunal, Hendry Lieviant mengungkapkan bahwa keberadaan dan pertumbuhan industry fintech lending turut membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional selama masa pandemi. P2P Lending menjadi salah satu alternative pendanaan yang masih tersedia pada waktu pelaku UMKM paling membutuhkan, karena banyak tempat tidak lagi menyalurkan pinjaman di masa pandemi.

Baca Juga: Skema Pinjol Jadi Alternatif Mahasiswa Bayar UKT, OJK: Selama itu Berizin Tak Masalah

“Sebenarnya banyak pelaku UMKM yang sehat dan berpotensi, namun usaha mereka mendapat imbas negatif karena banyak lembaga pendanaan yang tidak lagi menyalurkan pinjaman di masa pandemi. Hal ini dapat menyebabkan efek domino negatif bagi perekonomian.” terang Hendry, Kamis (17/12/2020).

Hendry menambahkan bahwa pesatnya kemajuan dan adoption rate teknologi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ikut meningkatkan ketahanan ekonomi di masa pandemi. Tanpa adanya kultur belanja online, layanan antar makanan, dan layanan berbasis teknologi lainnya krisis ekonomi akan menjadi semakin parah karena terhambatnya kegiatan ekonomi secara fisik.

Tidak terkecuali dengan layanan keuangan, pertumbuhan P2P Lending dalam beberapa tahun terakhir seakan menjadi secercah harapan bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

“Pandemi bahkan menjadi katalis positif bagi Industri P2P karena makin banyak pelaku UMKM yang tadinya salah mengerti dan memiliki konotasi negatif akhirnya mencoba dan sekarang memiliki pengalaman yang positif” tambahnya.

Chief Operating Officer (COO) Komunal Rico Tedyono menambahkan, peningkatan fantastis peminjaman online ini dimulai sejak berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Hal ini juga ditunjang oleh efisiensi P2P lending seperti Komunal terutama dalam pemrosesan dokumen pinjaman, salah satunya berupa penggunaan tanda tangan digital terverifikasi sehingga pinjaman dapat diproses tanpa tanda tangan basah yang mengharuskan adanya tatap muka.

"Pada waktu PSBB dibuka permintaan pinjaman cukup drastis meningkat, namun Komunal lebih selektif untuk memilih peminjam dengan memperketat credit scoring kami. Kita lebih banyak menyalurkan di sektor yang berkaitan dengan kesehatan, transportasi, logistik. Sektor-sektor itulah yang mendukung pemulihan ekonomi," kata Rico saat ditemui di kantor Komunal.

Baca Juga: Sepanjang 2023, OJK Blokir Operasional 2.248 Pinjol dan 40 Investasi Ilegal

Peningkatan penyaluran pinjaman juga tak lepas dari kesetiaan pendana yang mempercayakan dananya di Komunal, untuk disalurkan ke para pelaku usaha yang telah diseleksi dengan ketat.

"Kami memberikan kesempatan kepada para lender untuk bisa secara langsung membiayai, atau menyalurkan dana pada perusahaan-perusahaan atau UMKM-UMKM terpercaya yang menjadi pilihan Komunal," terang Rico.

Terpisah, Yonathan selaku Manager Marketing Communication Komunal mengatakan, disamping jumlah peminjam dana yang meningkat, pemberi dana atau biasa disebut lender jumlahnya juga naik drastis di akhir tahun 2020.

"Kami berhasil meningkatkan rasa aman dan nyaman para pemberi dana di Komunal, terlihat dari mereka yang semakin berani menempatkan dana lebih besar dan lebih sering," ucap Yonathan.

Baca Juga: Lalai Dalam Pembayaran, Begini Sanksi Yang Didapat Bila Tidak Membayar Hutang Pinjol

"Jadi lender yang lama tetap ada, dan juga lender yang baru bertambah. Jadi bisa dibilang Komunal berhasil mendapatkan loyalitas para lender," tambahnya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Bidang Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pengguna layanan P2P lending meningkat drastis. Pada September 2020 pemerintah mencatat jumlah peminjaman online tembus Rp. 100 Triliun.

"Dalam penyaluran pinjaman akumulasi penyaluran peer to peer lending mencapai lebih dari Rp 100 triliun hingga September 2020 atau naik 113% secara year on year (dibandingkan dengan September 2019)," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam peluncuran virtual Indonesia Fintech Society (IFSoc).by

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU