Insentif Dokter di Surabaya Mulai Turun Secara Bertahap

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 24 Agu 2021 12:24 WIB

Insentif Dokter di Surabaya Mulai Turun Secara Bertahap

i

Insentif untuk tenaga kesehatan  di Surabaya, khususnya dokter bulan ini mulai turun secara bertahap dan belum turun 100%.SP/IST

SURABAYAPAGI, Surabaya – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dr Brahmana Askandar mengatakan insentif untuk tenaga kesehatan (Nakes) di Surabaya, khususnya dokter bulan ini mulai turun secara bertahap, belum turun 100%.

"Insentif para dokter sudah mulai turun sebagian besar di Surabaya, belum 100%. Tetapi, mudah-mudahan dalam 1 bulan ke depan bisa turun (Sepenuhnya)," kata dr Brahmana Askandar, Selasa (24/8/2021).

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

Brahmana mengaku para dokter ada yang harus rela menunggu berbulan-bulan hingga akhirnya insentifnya bisa cair. Bahkan sebagian dokter menunggu 7 tujuh bulan insentif turun dan baru diberikan bulan Agustus ini. "Sejak Januari ada, sampai 7 bulan. Baru diberi insentif bulan Agustus," ujarnya.

Selain itu, hingga kini tim dokter mempertahankan kondisi RS agar tetap lengang, tidak ada ada lagi penumpukan di UGD. Situasi lengang ini diupayakan menjadi permanen.

"Jadi longgarnya permanen. Jangan sampai ada serangan kedua, serangan ketiga dan seterusnya," tegasnya.

Baca Juga: Mengatasnamakan Media Nasional, Warga Lamongan Diperas Wartawan Gadungan

Menurut dokter spesialis kandungan, sebetulnya mudah mengantisipasi agar tidak ada penularan COVID-19. Sebab penularannya jelas antar manusia. Kalau antar manusia melakukan proteksi diri dengan baik, maka tidak akan ada penularan COVID-19.

"Sebenarnya simpel. Simpel tetapi maksudnya Allah itu dikasih penyakit yang menularnya lewat udara, itu kan pasti ada maksudnya. Ayo sama-sama kita memproteksi. Artinya bisa dicegah kok. Meskipun mulai pergerakan manusia, ekonomi harus berlangsung, ayo. Tetapi dengan protokol kesehatan yang masing-masing aware," jelasnya.

Baca Juga: Unesa Terima 4.733 Camaba Lewat Jalur SNBP 2024

Salah satu mencegah diri dari penularan COVID-19, tambah dia, dengan vaksinasi. Namun, bila sudah vaksin bukan berarti kebal COVID-19, tujuan vaksin untuk memproteksi diri.

"Satu yang penting dengan vaksinasi itu, bahwa vaksinasi itu jangan diartikan 'saya kebal, saya tidak perlu protokol kesehatan lagi' total salah. Kalau demikian pemahamannya, maka COVID-19 bisa naik lagi. Vaksin itu bukan berarti kebal COVID-19," pungkasnya.sb2/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU