Invasi Rusia ke Ukrainia, Ambang Perang Dunia 3

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 24 Feb 2022 19:58 WIB

Invasi Rusia ke Ukrainia, Ambang Perang Dunia 3

i

Sejoli warga Ukraina berpelukan saat akan berangkat mengungsi untuk menyelamatkan diri dari invasi Rusia, Kamis (24/2/2020).

Dolar,  Emas dan Minyak Meroket Tajam

 

Baca Juga: Berkah Singapura, Hapus Visa Bagi Turis China

 

SURABAYAPAGI.COM, Kiev - Invasi Rusia ke Ukrania, dinilai sejumlah diplomat di KIev, sungguh mengerikan. Hanya dalam satu jam, seluruh kekuatan angkatan udara Ukraina telah digempur dan lumpuh di tangan tentara Rusia.

Sepanjang hari Kamis kemarin (24/2) terdengar ledakan di beberapa kota di Ukraina. Ini tidak lama setelah Presiden Vladimir Putin, mengumumkan perintah operasi militer di wilayah Donbas yang terletak di timur Ukraina.

Menurut siaran resmi Kementerian Pertahanan Rusia dilansir VIVA Militer, Kamis (24/2/ 2022), seluruh pangkalan udara milik militer Ukraina dipastikan telah rusak dibombardir serangan udara Rusia.

"Infrastruktur militer pangkalan udara angkatan bersenjata Ukraina rusak," kata Kemhan Rusia.

Tak cuma itu, pasukan darat Rusia dengan mudah menguasai wilayah perbatasan, karena sama sekali tidak ada perlawanan dari angkatan perang Ukraina.

Pasukan Rusia Invasi Ukraina dari 3 Jalur  melalui beberapa perbatasan. Jalur pertama ialah melalui perbatasan dengan Belarus.

Kedua, serangan Rusia juga  terjadi di wilayah Luhansk, Sumy, Kharkiv, Chernihiv dan Zhytomyr. Kawasan ini  merupakan daerah di perbatasan timur dan utara Ukraina. Serangan itu menargetkan unit perbatasan, patroli perbatasan dan pos pemeriksaan menggunakan artileri, alat berat dan senjata ringan.

Ketiga, pasukan Rusia masuk melalui wilayah Crimea. Wilayah tersebut telah dicaplok Rusia sejak 2014.

Seorang penasihat kepresidenan di Ukraina melaporkan 40 orang telah tewas sejauh ini dalam serangan Rusia di negara itu.

Sore kemarin, layanan darurat Ukraina mengatakan bahwa seorang anak laki-laki tewas di sebuah gedung apartemen di wilayah Kharkiv di Ukraina timur.

Sedangkan, militer Ukraina melaporkan bahwa mereka telah menghancurkan empat tank Rusia di sebuah jalan dekat kota, menewaskan 50 tentara di dekat sebuah kota di wilayah Luhansk dan menjatuhkan sebuah pesawat Rusia keenam, juga di timur negara itu.

Moskow telah membantah laporan bahwa pesawat atau kendaraan lapis bajanya telah dihancurkan.

 

Dolar, Emas Meroket Tajam

Saham global dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat turun pada hari Kamis (24/02). Sementara itu, dolar, emas, dan harga minyak meroket tajam di saat pasukan Rusia menembakkan rudal ke beberapa kota di Ukraina dan mendaratkan pasukan di pantai selatannya.

Euro Stoxx 50 dan DAX Jerman berjangka turun lebih dari 3,5 persen di awal transaksi, sementara FTSE berjangka merosot 2 persen lebih rendah.

Bursa Moskow mengumumkan penangguhan semua perdagangan pada hari ini (24/02).

Sanksi baru dari AS dan sekutunya, dapat mendorong Moskow untuk memperluas hubungan perdagangan dengan Beijing dalam upaya untuk menghindari pembatasan, kata Harry Broadman, mantan negosiator perdagangan AS dan pejabat Bank Dunia.

"Masalah sanksi, terutama yang melibatkan produsen minyak, yaitu Rusia, akan menjadi kebocoran dalam sistem,” kata Broadman. "Cina mungkin berkata, 'Kami akan membeli minyak di pasar terbuka dan jika itu minyak Rusia, biarlah.'”

 

Beberapa Daerah Kiev Dirudal

Rusia dilaporkan menargetkan infrastruktur militer Ukraina, pertahanan udara, dan angkatan udara dengan senjata presisi tinggi.

Menurut pihak pertahanan Rusia sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita RIA, pada Kamis, (24/2) Rusia tidak akan menyerang kota-kota Ukraina.

Sementara pejabat di Kiev mengatakan Moskow telah meluncurkan serangan skala penuh ke Ukraina, dengan pusat komando militer di sejumlah kota yang terkena rudal.

Kantor berita Interfax Ukraine melaporkan serangan roket di fasilitas militer di penjuru Ukraina. Pasukan Rusia juga dilaporkan telah tiba di kota-kota selatan Ukraina seperti Odessa dan Mariupol.

Di tengah situasi darurat militer, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berencana mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Ukraina ke ibu kota Kiev.

Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, menyatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ukraina telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menyelamatkan WNI di negara Eropa Timur tersebut. Diperkirakan ada 154 WNI di seluruh Ukrania.

Sementara Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menjelaskan telah menghubungi ratusan WNI di Ukraina baik yang tinggal di Kiev dan Odessa, juga yang berada di Ukraina Timur. Semuanya selamat.

 

Diplomat RRC Remehkan AS

Diplomat RRC saat bertemu dengan perwakilan AS, mulai Meremehkan Amerika Serikat. China, Anggap Negara Paman Sam itu kini Sudah Tidak Wakili Barat, tapi Amerika sendiri.

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memprediksi bahwa setelah Rusia mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) dari Ukraina pada Senin (21/2/2022), China juga akan turut mengambil langkah dan berusaha menguasai Taiwan.

Baca Juga: Tentara Bayaran WNI di Ukraina, Bisa Propaganda Rusia

Berbicara di acara radio “The Clay Travis and Buck Sexton Show” pada Selasa (22/2/2022) Trump mengatakan bahwa dia merasa Putin telah lama ingin mengambil alih Ukraina.

Senator Amerika Serikat, Lindsey Graham, mengatakan bahwa Perang Dunia III mulai meletus,  jika China dan Iran, juga terlibat dalam pusaran konflik Rusia-Ukraina.

"Kita akan berada dalam perang dunia ketiga dan akan ada kelompok Islamis radikal dengan senjata nuklir. Itulah mengapa kita perlu mengontrol perbatasan," kata Graham kepada Fox News, Kamis (24/2/2022)

 

Putih Dituding Penjahat Perang

Melihat tindakan Rusia saat ini, Graham menyatakan Putin sebagai penjahat perang internasional karena melanggar kesepakatan 1994. Kesepakatan itu memastikan Moskow tak akan menyerang Ukraina.

Profesor bidang Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Renmin, Shi Yinhong, menilai Cina akan mendukung Rusia secara diplomatis setelah Rusia, menyerang Ukraina. Shi tidak melihat Beijing akan memberikan dukungan pada Mosocow secara militer, namun akan memberi dukungan secara diplomatis.

 

Bank bank China Campuri

Praktis, setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina, beberapa bank pemerintah Cina, termasuk China Development Bank dan Bank Ekspor-Impor China memberikan pinjaman untuk bank-bank milik Pemerintah Rusia, yang kena sanksi negara-negara Barat.

Semalam, Kemhan Rusia menegaskan serangan yang telah dilancarkan militernya Kamis pagi, sama sekali tidak mengarah ke kota-kota di Ukraina. Sehingga tak ada ancaman keselamatan penduduk sipil Ukraina.

Justru yang dihancurkan militer Rusia dalam serangan besar pertama ialah lapangan terbang militer, basis penerbangan militer, dan berbagai fasilitas pertahanan udara.

"Seluruh infrastruktur militer dinonaktifkan oleh senjata presisi tinggi," kata Kemhan Rusia.

Rusia melancarkan operasi khusus militer setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan secara resmi tentang upaya Rusia melindungi Republik Donbass dari agresi militer Ukraina.

Dan Putin memastikan operasi militer tidak untuk merebut kedaulatan Ukraina. Tapi Federasi Rusia akan mengupayakan demiliterisasi.

Presiden Vladimir Putin menelepon Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, untuk berkoordinasi sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2). Tak lama setelah itu, pasukan Rusia yang berada di Belarus mulai masuk Ukraina.

"Sekitar pukul 05.00 pagi hari ini, terjadi percakapan telepon antara Presiden Belarus dan Rusia, di mana Vladimir Putin memberi tahu mitranya dari Belarus tentang situasi di perbatasan dengan Ukraina dan di Donbas," demikian pernyataan Lukashenko.

Baca Juga: UNESA Gandeng Universitas Islam Madinah Perkuat Mutu Pendidikan dan Jaringan Internasional

Pagi kemarin, pasukan militer Rusia memasuki wilayah Ukraina melalui Belarus yang berada di utara negara pecahan Uni Soviet tersebut. Setelah itu, terdengar sejumlah ledakan di ibu kota Ukraina, Kiev, dan di kota Kharkiv.

Serangkaian ledakan juga terdengar di ProvinsiBelgorod, Rusia, yang berbatasan denganUkraina. Di tengah kekacauan itu, sirene peringatan serangan udara juga terdengar meraung di Kiev.

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan agresor potensial yang terlibat konflik Ukraina, supaya tidak ikut campur lebih jauh. Dalam pidatonya pada Kamis, 24 Februari 2022, Putin menyampaikan peringatan kepada pihak lain yang terlibat, supaya berpikir ulang jika tidak ingin krisis lebih buruk terjadi.

“Jika Anda melakukannya, Anda akan menghadapi konsekuensi yang lebih besar dibandingkan yang pernah Anda hadapi dalam sejarah. Semua keputusan yang relevan telah diambil. Saya harap Anda mendengar saya, ”kata Putin dilansir dari Politico Europe pada Kamis, 24 Februari 2022.

Putin telah mengumumkan untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina. Dia menyebut ingin demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, demi melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran genosida rezim Kyiv.

Peringatan juga dilakukan oleh Putin dengan klaim kekuatan militer Rusia sekarang, merupakan paling kuat, sejak Uni Soviet. “Mengenai lingkungan militer, Rusia modern, bahkan setelah runtuhnya Uni Soviet dan hilangnya sebagian besar potensi nuklirnya, saat ini adalah salah satu kekuatan nuklir paling kuat. Apalagi memiliki keunggulan tertentu pada sejumlah jenis senjata terbaru," kata Putin

 

Laporan Media Barat

Setelah pidato Putin, media Barat melaporkan suara ledakan di Kyiv, Odesa, Kharkiv dan Donbass. Situasi di Ukraina kian memanas setelah Putin mengakui dua wilayah separatis Luhansk dan Donbass. Barat memahami ini sebagai langkah awal Invasi. Uni Eropa beserta lima negara kompak menjatuhkan sanksi ekonomi untuk Rusia.

Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina meminta tentara di sana meletakkan senjata. Hal ini menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang.

Pengumuman Putin itu disiarkan melalui jaringan televisi. "Saya telah membuat keputusan operasi militer," katanya.

Dia juga bersumpah akan membalas siapa pun yang ikut campur. Putin meminta militer Ukraina untuk meletakkan senjatanya.

 

Reaksi Joe Biden

Pidato Putin ini menuai reaksi dari Amerika Serikat. Presiden Joe Biden menanggapi pernyataan Vladimir Putin.

Menurut Biden, Amerika Serikat dan sekutunya akan bersatu dan tegas menanggapi serangan Rusia terhadap Ukraina yang disebutnya tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan tersebut. "Presiden (Vladimir) Putin telah memilih perang terencana yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Rabu, 23 Februari 2022.

"Rusia bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan oleh serangan ini. Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia," ujar Biden. Ia mengatakan akan mengumumkan lebih lanjut setelah Kamis, 24 Februari 2022. Mengumumkan sikap atas langkah Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Rusia. n rtr, fox, afp, tass

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU