IPW: Sambo dan Gengnya Diduga Sering Tutup Kasus-kasus tak Berperikemanusiaan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Agu 2022 21:06 WIB

IPW: Sambo dan Gengnya Diduga Sering Tutup Kasus-kasus tak Berperikemanusiaan

Antara Lain Tega Bunuh Saksi-saksi, Menyuap dan Ngarang Cerita Bohong

 

Baca Juga: Dua Pelaku Pembunuhan di Pakis Berhasil Diringkus Satreskrim Polres Malang

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta- Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, menegaskan Irjen Ferdy Sambo saat masih jadi Kadiv Propam sekaligus Kasatgassus disinyalir seorang mafia yang bergerak di dunia kejahatan dan menjadi parasit di institusi Polri.

Ketua IPW, mengungkapkan Ferdy memiliki banyak komplotan solid yang rela berkorban demi memuluskan agenda jahat mereka. “Sambo dan 31 orang yang sukarela terjun ke jurang adalah mafia. Karena apa? Mafia kan kerjanya bergerak dalam dunia kejahatan," kata Sugeng Teguh lewat Channel Youtube Narasi Newsroom berjudul ‘IPW: Ada Geng Mafia di Tubuh Polri, Hati-Hati..’, dikutip Minggu (14/8/2022).

 

Kerap Tutup Kasus Hukum

Sugeng menyebut Sambo dan gengnya kerap melakukan penutupan kasus-kasus hukum tertentu. Cara yang digunakan pun jauh dari perikemanusiaan. Sugeng menyebut mereka berani menyuap, bahkan membunuh para saksi agar kasus hukum yang ditangani tak berlanjut.

"Yang mereka lakukan kan jahat ya, mafia juga bekerja bagaimana menutupi kasus-kasus hukum pelanggaran hukum. Dengan cara membunuh saksi, menyuap, ya kan gitu kan? Kemudian mengarang cerita bohong,” tegas Sugeng.

 

Kapolri Diingatkan Berhati-hati

Sugeng pun mengingatkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo agar berhati-hati, karena dalam tubuh institusi Polri ada geng mafia.

Sugeng menyampaikan bahwa masyarakat harus apresiasi Kapolri dan tim penyidik serta Timsus yang telah berani membongkar kasus ini sampai ditemukan 31 orang yang diduga komplotan mafia.

“Pak Kapolri ini serius pak Kapolri, ada geng mafia di institusi anda!,” ujarnya Sugeng.

Menurut IPW, masyarakat harus menyampingkan narasi negatif terhadap Timsus yang menangani kasus Ferdy Sambo atas pembunuhan Brigadir J.

Hal tersebut dikarenakan ada kemungkinan upaya dari orang-orang yang tidak ingin terbongkarnya mafia-mafia dalam institusi kepolisian.

 

Kombes Dedy dan Irjen Slamet

Baca Juga: Dipenuhi Kejanggalan, Saksi Perampokan Tragis di Desa Imaan Gresik Ditemukan Tewas di Kebun Jagung

Indonesia Police Watch (IPW) mendadak meminta tim khusus (timsus) Polri bisa memeriksa seluruh pihak yang terlibat dan menghalangi penyidikan kasus kematian Brigadir J.

Hal tersebut diungkapkan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/8/2022).

Salah satu yang disoroti Sugeng Teguh Santoso saat ini adalah keberadaan Kombes Dedy Murti Haryadi dan Irjen Slamet Uliandi di tubuh timsus Polri. "Diharapkan timsus itu, semua pihak yang terlibat dan menghalangi harus diperiksa. Diminta pertanggungjawaban," kata Sugeng Teguh Santoso.

Sugeng Teguh Santoso pun meminta dengan tegas agar timsus Polri bekerja secara profesional dalam menangani kasus tersebut. "Kemudian bekerja secara profesional jangan ada yang ditutupi-tutupi," jelas Sugeng Teguh Santoso.

Pasalnya, kata Sugeng Teguh Santoso, objektivitas timsus Polri menjadi sorotan publik karena keberadaan Kombes Dedy dan Irjen Slamet.

Menurut Sugeng Teguh Santoso, bahwa Kombes Dedy dan Irjen Slamet, keduanya merupakan anak buah Irjen Ferdy Sambo di Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Merah Putih. "Banyak pihak menilai keberadaannya di dekat Kapolri Listyo Sigit mengganggu objektivitas penanganan kasus Brigadir J," kata Sugeng Teguh Santoso.

Oleh sebab itu, Sugeng Teguh Santoso mendesak timsus Polri bekerja secara profesional.

 

Diapresiasi Anggota Komisi III

Baca Juga: Dituduh Curi 2 Dus Mie Instan, Pria Asal Cimahi Tewas Dikeroyok Massal

Keberanian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membubarkan Satgasus Merah Putih juga diapresiasi anggota Komisi III DPR RI Santoso. Saat ini diketahui Ferdy Sambo berstatus tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Santoso mencurigai Satgasus Merah Putih dijadikan mesin pengumpul dana dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. “Pembubaran Satgasus ini adalah tindakan Kapolri melawan kemapanan di tubuh Polri yang bukan rahasia umum bagi publik,” kata Santoso di Jakarta, Sabtu (13/8/ 2022).

Isu Satgasus Merah Putih muncul di tengah hiruk pikuknya pemberitaan seputar kasus pembunuhan Brigadir J, bahkan di media sosial sempat disebut- sebut salah satu motif peristiwa tersebut. Apalagi Irjen Ferdy Sambo sebagai pimpinan Satgasus Merah Putih dikabarkan banyak menangani kasus besar, seperti narkoba, judi online dan sebagainya.

 

Berantas Judi Sampai Akarnya

Santoso berharap dari pembubaran Satgasus Merah Putih dan perintah Kapolri untuk memberantas judi online bukan hanya pada ekornya saja, tapi benar-benar dilakukan sampai kepala hingga akar-akarnya. “Jangan sampai tindakan ini hanya shock therapy agar rakyat percaya kepada Polri pasca kasus tewasnya Brigadir J,” kata Santoso.

“Setelah reda kasus Brigadir J, judi online dan lain-lain tindakan pidana yang terorganisir marak kembali di tengah masyarakat,” sambungnya.

Politikus Demokrat ini juga mengaku prihatin dengan masih banyaknya bandar narkoba yang mengedarkan barang haramnya, meski upaya pemberantasan sangat massif.

“Sudah saatnya Polri bertindak untuk rakyat sesuai dengan panggilan tugas sebagai Bhayangkara negara,” demikian Santoso. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU