Isi Ramadhan, Pemuda Pantura Lamongan Gelar Diskusi dan Bedah Film

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 25 Apr 2021 15:10 WIB

Isi Ramadhan, Pemuda Pantura Lamongan Gelar Diskusi dan Bedah Film

i

Ketua IKA PMII Lamongan, Miftah Alamudin mengajak masyarakat industri yang humanis, menyikapi banyaknya industri yang ada di Lamongan. SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.com, Lamongan - Ada saja cara yang dilakukan oleh pemuda di Pantura Lamongan dalam mengisi bulan suci ramadhan, salah satunya dengan menggelar diskusi dan bedah film,  seperti yang dilakukannya di Kedai Kopi Blosoo, Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Sabtu malam (24/4/2021).

Diskusi untuk menguji kepekaan lingkungan itu seperti disampaikan oleh Syaifuddin,  kordinator pelaksana bedah film dan diskusi itu, mengambil tema "Lamongan Darurat Agraria dan Bencana", dengan menghadirkan tiga narasumber sekaligus, yakni Miftah Alamudin selaku Ketua IKA PMII Lamongan, Roni Arroniri dari Pemerhati Lingkungan, dan Ainur Rofiq selaku Ketua PC LPBI NU Lamongan.

Baca Juga: Bocah di Lamongan Tewas Tenggelam di Telaga

Disebutkannya, digelarnya diskusi dan bedah film ini, salah satu pertimbangan untuk menggugah kesadaran para pemuda, dan masyarakat dalam menyikapi isu-isu lingkungan secara kritis. "Untuk menambah wawasan, jiwa kritis dan keterlibatan pemuda, mahasiswa, serta masyarakat umum mengenai isu-isu yang berada di sekitar kita, salah satunya isu tentang lingkungan," ujarnya, Minggu (25/4/2021).

Sedangkan film pendek yang dipilih sebagai bahan diskusi ini berjudul Kinipan, film dokumenter produksi Watchdoc, garapan sutradara Dandhy Laksono yang diluncurkan pada 27 Maret 2021 lalu. Film ini menceritakan tentang pandemi, omnibus law, dan lumbung pangan, termasuk potret terjadinya kerusakan hutan dan masyarakat yang tersingkir. 

Nama Kinipan kata Syaifuddin, diambil dari nama desa di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, yang alamnya tergerus karena invasi perkebunan sawit sejak beberapa tahun lalu.

Sementara itu, Roni Arroniri dalam kesempatan itu mengatakan, ada 3 hal cukup berdampak pada perubahan lingkungan, diantaranya karena ulah manusianya sendiri,  industrialisasi, dan kurangnya peran pemerintah.

Baca Juga: Kupatan Tanjung Kodok, Lestarikan Tradisi dan Promosi Wisata Lamongan

Lebih jauh Roni menjelaskan, fakta di lapangan keberadaan industrialisasi memang ada di tengah-tengah masyarakat saat ini, mau tidak mau masyarakat harus kritis dalam mengawal proses tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan. "Sebagai masyarakat kita jangan diam terhadap munculnya industrialisasi di sekitar kita, kita kawal dan kita juga harus Kritis," ajak Roni menegaskan.

Ia pun menambahkan, konflik komunal seperti di film itu belum ada di kawasan sekitar domisili kita. Agar proses kerusakan tidak terjadi, perlu lebih waspada dan kritis terhadap sekitar. "Industrialisasi dan alih hutan tanpa adanya hitungan yang jelas, maka hasilnya rusak. Padahal tidak ada rumusnya, alam demokrasi yang sehat itu berdiri di atas lingkungan yang rusak," ungkapnya.

Ainur Rofiq, juga menambahkan, pentingnya untuk terus membekali diri dan penguatan SDM masyarakat dalam menjaga lingkungan, serta ancaman yang berpotensi muncul akibat dari rusaknya lingkungan. "Jangan terlalu berharap penuh pada pemerintah saja, kita harus punya ketangguhan diri. Ya, kita terus berkontribusi terhadap lingkungan alam sekitar kita, mulai dari hal-hal kecil dulu, tapi kita lakukan dengan konsisten." tuturnya.

Baca Juga: Hari Pertama Masuk, Layanan Publik Lamongan Mulai Beroperasi

Dalam sesi diskusi selanjutnya, Miftah Alamudin menjelaskan, tentang pentingnya mengkaji dan melakukan advokasi bersama secara riil menggunakan data, agar tidak hanya teori, sehingga output dari gerakannya bisa jelas.

"Kalo melihat sekilas film ini, sebenarnya tidak jauh dari kondisi faktual di wilayah kita. Pembangunan dan perubahan akan terus terjadi. Kalau kita melawan, kita yang tergilas. Maka, jadilah masyarakat industri yang humanis. Lakukan advokasi dengan data, tidak hanya teori," paparnya.

Alamudin juga mengharapkan, akan ada banyak karya-karya jurnalistik yang bisa memberikan informasi kepada publik tentang kondisi nyata yang terjadi di masyarakat melalui forum ini. "Saya berharap nantinya akan muncul banyak karya, tulisan dari diskusi yang kita bangun ini," harapnya. jir

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU