Jaga Kesehatan Jantung di Musim Pandemi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 30 Jun 2021 10:14 WIB

Jaga Kesehatan Jantung di Musim Pandemi

i

Seseorang yang terkena serangan jantung. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Di masa pandemi Covid-19 ini, dianjurkan menerapkan protokol kesehatan agar tidak mudah tertular. Sebab virus ini sangat berisiko bagi seseorang yang memiliki riwayat penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung.

Hal tersebut dikarenakan penyakit jantung merupakan penyakit dengan komplikasi serius dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Selain itu, kasus penyakit jantung di masyarakat masih terbilang tinggi sepanjang waktu, termasuk di masa pandemi.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Data Kementerian Kesehatan mengungkap, angka prevalensi kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) selama 2013-2018 meningkat sampai 34 persen di Indonesia. Jenis PTM ada banyak, sebagai contoh, stroke, diabetes, hipertensi, rematik, asma, alergi, depresi.

Sejak tahun 2015, data juga menunjukkan bahwa empat penyakit teratas penyebab kecacatan, kesakitan dan kematian adalah stroke, penyakit jantung iskemik, kanker dan diabetes mellitus (DM). Bahkan, data terakhir dari litbangkes juga menunjukkan hal serupa yaitu 60 persen penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia disebabkan oleh PTM.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Empat dari lima penyebab kematian terbanyak di Indonesia saat ini adalah penyakit tidak menular, salah satunya adalah penyakit jantung koroner yaitu mencapai sekitar 12,9 persen.

Penyakit jantung sendiri terdiri atas berbagai jenis dan faktor penyebabnya. Jenis penyakit jantung yang sering ditemukan di masyarakat meliputi penyakit jantung koroner, gagal jantung, gangguan irama jantung (aritmia), dan penyakit katup jantung.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

"Biasanya penyakit jantung dipicu oleh sejumlah penyebab yang meliputi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah (jenis kelamin, usia, genetik, riwayat keluarga) dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkait gaya hidup yang kurang sehat,“ tutur dr Perhentian Ginting Sp.JP.FIHA., melalui edukasi webinar yang diselenggarakan tim manajemen Siloam Hospitals Balikpapan. Dsy6

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU