Jakarta tetap Aman!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 18 Des 2020 21:40 WIB

Jakarta tetap Aman!

i

Massa 1812 yang melakukan aksi dibubarkan aparat kepolisian

 

Usai Aksi 1812 di Istana Merdeka, Dibubarkan Aparat TNI-Polri. 155 Peserta Aksi Diamankan. 22 Positif Covid-19. Mobil Komando yang Diisi Habib-habib diambil alih Petugas Kepolisian dan Disita Sebagai Mobil Penghasut 

Baca Juga: Polda Jatim Target Zero Accident

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Massa 1812 yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI gagal menggelar aksi unjuk rasa menuntut pembebasan Imam Besar FPI, Rizieq Shihab, Jumat (18/12).

Aksi yang sedianya digelar di dekat Istana kawasan Patung Kuda itu langsung dibubarkan polisi sejak massa mulai berkumpul usai sholat Jumat kemarin (18/12). 155 massa diamankan saat proses pembubaran. 22 diantaranya positif Covid-19. Dua petugas Polri luka akibat sabetan massa. Polisi sita samurai, beberapa senjata tajam dan panah beserta anak panahnya.

Praktis, massa Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah kelompok yang menggelar aksi 1812 di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, gagal. Massa kocar-kacir lari setelah Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru, mengultimatum menangkap bagi massa yang bandel tak mau bubar. Sejak pukul 16.00 wib, lalu lintas sekitar Istana Merdeka lancar. Warga Jakarta malam tadi mulai beraktivitas normal. Sebelumnya, sejak pagi terbawa suasana menekam. Terutama lebih 7.000 prajurit TNI-Brimob- Polri turun ke lapangan dengan berbagai kendaraan taktis. Sejumlah mobil pengangkut logistik penyelenggara aksi juga diamankan. Mobil Komando aksi yang diisi Habib, dipukul mundur. Habib-habib yang berdiri berorasi di mobil komando. Mobil diambil petugas kepolisian dan mobil komando diamankan di Polda Metro Jaya.

Aksi ini termasuk nekad. Terbukti

sejumlah warga Jakarta dan sekitarnya diketahui tetap memaksa datang di kawasan Istana Negara untuk mengikuti aksi 1812. Padahal, sebelum aksi, polisi sudah menegaskan tidak mengeluarkan izin kegiatan tersebut.

Polisi mengamankan ratusan peserta aksi 1812 yang hendak menuju Istana Negara pada Jumat siang. Polisi menemukan narkoba jenis ganja hingga senjata tajam dari ratusan peserta.

"Dari 155 yang kami amankan, ada yang ditemukan bawa ganja di daerah Depok. Ada yang ditemukan bawa senjata tajam juga," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di Monas, Jakarta, Jumat sore (18/12).

 

Diamankan di Batalyon

Polisi masih terus mendata jumlah peserta aksi yang diamankan, baik yang sudah ikut aksi, maupun yang terlebih dulu disekat. Peserta aksi yang diamankan juga menjalani 3T (testing, tracing, dan treatment).

"Data terakhir dan ini masih berkembang lagi 155 ini sudah kita amankan. Akan kita lakukan juga 3T. Ada 20 orang yang diamankan di batalyon 210. Disana sudah siap petugas dengan APD. Sisanya ada di polres dan Polda," tambah Yusri.

Sebelumnya, massa aksi 1812 terus dipukul mundur polisi hingga ke Jalan Jatibaru Raya, Gambir, Jakarta Pusat. Sejumlah orang yang bersembunyi diamankan polisi.

Siang kemarin, moment yang cukup

menegangkan saat Polres Metro Jakarta Utara melakukan penyekatan massa Aksi 1812 di wilayah Kelapa Gading, Jakut. Empat orang diamankan polisi, 2 di antaranya membawa badik hingga bambu runcing.

Dalam penyekatan, ada 4 orang yang tertangkap, di antaranya 2 membawa senjata tajam yang satunya badik, yang satunya bambu yang ujungnya dipertajam. Bisa dikategorikan itu senjata tajam," kata Kapolres Kombes Sudjarwoko di lokasi penyekatan.

Kedua orang itu berinisial MZ dan MF. Keduanya diamankan saat berboncengan motor.

Saat diperiksa, mereka kedapatan membawa senjata tajam berupa badik dan bambu runcing. Keduanya juga memakai baju 'jawara' berwarna hitam.

 

Penyisiran di Jl. Kebunsirih

Polisi juga mengamankan lima peserta aksi 1812 yang ngumpet di dalam mobil Toyota Avanza putih saat dilakukan penyisiran di Jalan Kebon Sirih-Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Satu orang di antaranya diborgol polisi.

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Heribertus Ompusunggu, mengungkapkan alasan polisi memborgol hanya satu orang itu. Menurutnya, orang tersebut melawan ketika diamankan oleh polisi.

"Dia ngelawan. Makanya diborgol. Iya, satu aja," ungkap Heribertus saat ditemui wartawanz

Selain itu, kata Heribertus orang yang diborgol ditemukan sebagai salah satu otak yang memprovokasi agar banyak orang mengikuti aksi 1812. Saat diamankan, orang tersebut menolak membuka ponselnya.

Dengan kewenangannya, polisi akhirnya berhasil membuka HP-nya. Saat dicek, polisi menemukan pesan singkat yang berisi pesan provokasi.

Baca Juga: Polda Jatim Sidak Sejumlah SPBU di Surabaya

"Ini kan kerumunan dari handphone-nya tadi kita temukan pesan provokator. Jadi kita coba cek untuk ini (aksi 1812)," tutur Heribertus.

"Yang kita amankan tadi ada lima. Berdasarkan handphone itu kan maksudnya provokatif," tambahnya.

Pantauan wartawan kontributor Surabaya Pagi, Jumat pukul 14.25-15.00 WIB, massa berkerumun dan bertahan di Jalan Jatibaru Raya. Beberapa duduk dan menepi di pinggir jalan.

Polisi terus bergerak menyisir lokasi untuk mencari keberadaan massa. Tampak seseorang diamankan aparat saat bersembunyi di sebuah angkot yang terparkir di depan apotek.

Beberapa orang dalam aksi 1812 juga ikut diamankan Brimob. Tampak ambulans dan mobil yang membawa logistik diperiksa dan dibawa polisi.

Polisi juga menyisir Jalan Abdul Moeis. Terpantau massa demo 1812 kocar-kacir ke gang-gang.

Pasukan Brimob dikawal 1 mobil water cannon terus bergerak menuju depan kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).

 

Mobil Komando 1812 Disita

Sementara itu, Polisi menyita satu unit mobil komando yang digunakan dalam aksi 1812 di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat kemarin. Mobil komando tersebut diamankan, karena diduga digunakan oleh orator untuk melakukan upaya provokatif terhadap massa aksi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menegaskan mobil komando itu kekinian telah dibawa ke Markas Polda Metro Jaya, Jakarta.

"Ada satu mobil yang mereka biasa namakan mobil komando yang kami amankan," kata Yusri di kawasan Monas, Jakarta.

Yusri menilai mobil komando itu pergunakan bukan sebagai mestinya. Sebab dia menyebut orator menggunakan mobil komando yang dilengkapi dengan alat pengeras suara untuk melakukan upaya provokatif.

 

Baca Juga: Polda Jatim SP3 Kasus Penipuan Investasi, Ibu di Surabaya Kecewa Tak Dapat Keadilan

Mobil Pengurai Massa

Dalam pengamanan aksi 1812, Polda Metro Jaya, selain menyiapkan para personel, juga 'Raisa', mobil pengurai massa yang disiagakan. Tampak di antara kerumunan massa aksi, 'Raisa' kembali hadir berdiri tegak. Mobil besar pengurai massa (Raisa) ini selalu ada di setiap aksi massa.

Mobil tersebut yang selalu mengingatkan masyarakat atau peserta aksi agar tidak anarkis, serta menjaga ketertiban dan menerapkan protokol kesehatan.

Tak hanya itu, mobil tersebut saat Demo jugw menyita perhatian para peserta aksi. Mengingat bentuk mobil yang gagah, sering membuat para peserta aksi menoleh dan meliriknya.

Sementara itu, dalam aksi kali ini, pihak kepolisian juga telah meminta peserta aksi untuk tidak berkerumun, hal ini penting agar seluruh peserta tak terpapar virus Covid-19.

“Kita bertindak atas nama undang-undang. Bagi yang merasa melanggar undang-undang kami akan lakukan tindakan tegas. Silakan bubarkan diri," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto .

Dirinya juga meminta kepada massa untuk segera membubarkan diri agar tidak terjadi kerumunan yang berpotensi penularan Covid-19.

"Tolong bubarkan diri untuk kesehatan bersama. Kalau tak mau bubar, tangkap," ujar Heru.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) M Fadil Imran mengatakan pihak Kepolisian Metro Jaya tidak akan mengeluarkan izin keramaian terkait rencana aksi demo di depan Istana Negara, pada Jumat hari ini.

Aksi kali ini digelar ormas FPI, PA 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Tujuannya pembebasan Rizieq Shihab yang saat ini ditahan, karena kasus penghasutan dan kerumunan.

Dalam menyikapi aksi ini, Kapolda Metro telah menyiapkan langkah - langkah untuk mencegah adanya kerumunanan massa yang berpotensi penularan Covid-19.

Irjen Fadil Imran menegaskan, keselamatan masyarakat menjadi hukum tertinggi selama masa pandemi Covid-19. n jk/uki/erc/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU