Jamiluddin Ritonga Sebut Lembaga Survei Tak Objektif Harus Ditindak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 19 Jan 2023 16:56 WIB

Jamiluddin Ritonga Sebut Lembaga Survei Tak Objektif Harus Ditindak

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Citra Network Nasional (CNN) merilis temuannya yang menempatkan pasangan Airlangga Hartarto-Moeldoko (30,2%)  unggul atas Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (22,2%), Puan Maharani-Ganjar Pranowo (21,2%), dan Anies Baswedan-Agus Hatimurti Yudhoyono (12,6%), dan tidak memilih (13,8%).Karena itu, hasil survei tersebut layak diragukan.

Demikian disampaikan M. Jamiluddin Ritonga Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul. 

Baca Juga: Anies Akui Prabowo, Keluarga Intelektual Terpandang

Ujarnya, temuan itu tentu sangat mengejutkan, karena sangat berbeda dengan temuan dari lembaga survei lainnya. Hasil lembaga survei yang kredibel umumnya menempatkan elektabilitas Airlangga dan Moeldoko pada peringkat terendah.

"Elektabilitas Airlangga dan Moeldoko bahkan masih jauh dibawah AHY. Level elektabilitas Airlangga dan Moeldoko masih setara Puan Maharani " terangnya, Rabu (18/1/2023) di Jakarta.

Menurut  Dosen Metode Penelitian Komunikasi (MPK) ini, hasil survei tersebut layak diragukan. Hal itu bisa disebabkan dua hal, pertama, kesalahan metodologi, khususnya dalam menetapkan sampel dan alat ukur (instrument) yang digunakan. Kesalahan dua hal ini akan menyebabkan hasil penelitian menjadi invalid.

Baca Juga: Bawaslu Pasrah

"Kedua, kesalahan dari peneliti. Kesalahan ini bisa disengaja dan tidak disengaja. Kalau kesalahan tidak disengaja tentu dapat dimaafkan. Sebab, bisa saja keterbatasan pengetahuan si peneliti tentang metode survei," tegas Jamiluddin.

Namun bila disengaja, menurut Jamiluddin, maka jelas ada upaya manipulasi data untuk mengerek elektabilitas seseorang. Lembaga survei seperti ini jelas memanfaatkan hasil riset untuk membentuk dan menggiring pendapat umum.

"Karena datanya invalid, maka pendapat umum yang dibentuk tentulah menyesatkan. Pendapat umum seperti ini disebut pendapat umum palsu," ungkap mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Baca Juga: FPI, PA 212, hingga GNPF-Ulama ke MK Dukung Putusan Adil

Tambah Jamiluddin lahi, lembaga  seperti itu sudah abai terhadap etika ilmiah yang mengedepankan objektifitas. Mereka ini tak layak menjadi peneliti, karena dapat memanipulasi data sesuai kehendak pemesan.

"Jadi, sudah saatnya dilakukan penertiban terhadap lembaga survei. Jangan sampai mereka berlindung di lembaga survei, tapi sebenarnya mereka melaksanakan peran tim sukses pemenangan kandidat atau partai tertentu," urai Jamiluddin seraya mengatakan orang-orang berkedok seperti itu harus sudah diakhiri. Mereka sudah merusak tatanan demokrasi dengan berkedok hasil survei.dd

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU