Jika Belum Divaksin Covid-19, Guru di Tulungagung Dilarang Mengajar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 26 Mei 2021 14:42 WIB

Jika Belum Divaksin Covid-19, Guru di Tulungagung Dilarang Mengajar

i

Pencapaian vaksinasi bagi guru dan para staf sekolah hampir menjangkau 100 persen.SP/PEMKAB Tulungagung

SURABAYAPAGI, Tulungagung – Tahun ajaran baru akan segera dilakukan pada 13 Juli 2021 mendatang di Tulungagung. Seluruh SMA dan SMK Negeri di wilatah setempat tengah mempersiapkan pembelajaran tatap muka. Salah satu yang dipersiapkan adalah vaksinasi virus Corona ( Covid-19 ) bagi para tenaga pendidikan, mulai dari guru dan para staf di sekolah. Untuk guru yang belum divaksinasi dipastikan tidak boleh mengajar.

“Masih ada waktu untuk menuntaskan vaksinasi bagi para guru dan staf sekolah,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Tulungagung-Trenggalek, Solikin.

Baca Juga: Kebutuhan Guru di Kota Malang Sangat Tinggi

Solikin mengaku belum melihat data terbaru pencapaian vaksinasi bagi guru dan para staf sekolah. Namun menurutnya proses ini hampir menjangkau 100 persen.

Karena itu  pihaknya memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk menuntaskan vaksinasi. “Saya yakin semua sudah siap saat akan tatap muka nanti,” tegasnya.

Baca Juga: Perajin Kaligrafi di Tulungagung Banjir Pesanan, Tembus Qatar dan Amerika

Solikin pun membuat kebijakan, guru yang belum melakukan vaksinasi tidak boleh mengajar. Langkah ini diambil untuk melindungi para guru, staf dan para siswa dari paparan virus Corona.

Selain itu setiap sekolah juga telah dibentuk Satgas untuk memastikan penerapan protokol kesehatan.“Ini untuk kepentingan bersama, saling menjaga agar tidak ada paparan di sekolah,” ucap Solokin.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Total ada 3000 guru dan staf yang membutuhkan vaksinasi. Pembelajaran tatap muka nantinya dilakukan bertahap, sesuai dengan kondisi sekolah. Ada yang melakukan 50 persen saja, ada pula yang hanya 30 persen.

Pada siswa akan dibagi 2-3 shift secara bergantian. Setiap hari waktu pembelajaran dibatasi 8x 30 menit dimulai pukul 07.15 WIB. Dengan demikian para siswa sudah pulang sebelum pukul 12.00 WIB. “Nanti jika ada kasus penularan akan dihentikan. Kita lakukan tracing sampai dirasa aman, baru dimulai lagi,”  pungkas Solikin. nt/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU