Jokowi Gundah Angka Kematian Rakyat Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 25 Jul 2021 21:45 WIB

Jokowi Gundah Angka Kematian Rakyat Indonesia

i

Presiden Joko Widodo

Indonesia Masih Catatkan Rekor Ganda Penambahan Kasus Harian dan Kematian Covid-19 Tertinggi di Dunia

 

Baca Juga: Jokowi Uber China Rampungkan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo, gunda dengan angka kematian akibat corona di Indonesia. Jokowi minta angka kematian rakyat Indonesia ditekan secara maksimal. Kegundahannya, karena angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia yang terjadi terus peningkatan. "Angka kematian harus ditekan semaksimal mungkin," kata Jokowi, dalam konferensi pers disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (25/7/2021).

Jumlah kasus positif Covid-19 pada hari Minggu (25/7/2021) kembali mengalami pertambahan. Total kasus positif pada hari ini tercatat 3.166.505. Artinya, jumlah pasien covid-19 bertambah 38.679 kasus. Demikian menurut data Kemenkes, Minggu (25/7/2021).

Sementara itu, jumlah kasus yang sembuh bertambah 37.640. Alhasil, total kasus sembuh berjumlah 2.509.318.

Selanjutnya, jumlah kasus yang meninggal dunia ada sebanyak 1.266. Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia hingga Minggu kemarin menjadi 83.279 orang.

Update kasus Covid-19 di dunia per Minggu, 25 Juli 2021, Indonesia mencatatkan rekor ganda penambahan kasus harian dan kematian Covid-19 tertinggi di dunia.

Menurut data Worldometers per data Minggu, 25 Juli 2021 pagi, secara global, terdapat 194.413.949 orang telah terinfeksi sejak pertama kali ditemukan pada Desember 2019 lalu. Total kematian sebanyak 4.168.511 dan sembuh 176.472.204.

Dalam data tersebut, ada 5 negara dengan kasus total terbanyak yaitu Amerika Serikat dengan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 35.184.671, disusul India (31.371.486), Brasil (19.670.534), Rusia (6.102.469), dan Prancis (5.978.695).

Indonesia tercatat kembali menjadi negara dengan penambahan harian Covid-19 tertinggi di dunia yakni sebanyak 45.416.

Untuk kasus kematian, Indonesia juga menjadi yang tertinggi yakni sebanyak 1.415.

Berikut ini 5 negara dengan penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi: 1. Indonesia +45.416, 2. India +40.284,3. Brasil +38.091 , 4. Amerika Serikat +36.779 dan 5. Inggris +31.795.

Baca Juga: Apple akan Bangun Akademi Developer di Surabaya

Sementara lima negara dengan penambahan jumlah kematian Covid-19 tertinggi di dunia tertinggi 1. Indonesia +1.415 ,2. Brasil +1.080, 3. Rusia +799, 4. India +542

dan 5. Afrika Selatan +413.

 

Gencarkan Testing dan Tracing

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta daerah pelaksana PPKM Level 3 dan Level 4 menggencarkan pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing) menggunakan tes usap cepat antigen (RDT-Ag).

Ketentuan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor H.K.02.02/II/1918/2021 tentang Percepatan Pemeriksaan dan Pelacakan dalam Masa PPKM tanggal 23 Juli 2021, dilansir di laman Kemenkes.

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

Sesuai dengan ketentuan itu, penggunaan tes usap antigen sebagai alat diagnosis dalam melacak kontak erat maupun suspek diutamakan untuk daerah yang alat diagnosisnya terbatas. “Bagi daerah yang tidak ada fasilitas laboratorium PCR, pelaksanaan exit test bisa menggunakan RDT-Ag,” kata Maxi Rein Rondonuwu Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes.

Harapannya, hasil pelacakan itu bisa dipercepat dan tes usap bisa dilakukan secara lebih masif untuk mempercepat penanganan.

Maxi mengatakan, surat edaran itu menjadi upaya pemerintah dalam percepatan penanggulangan Pandemi Covid-19 melalui pelaksanaan testing dan tracing yang lebih masif.

Terutama, kata Maxi, testing dan tracing perlu dipercepat di wilayah dengan mobilitas masyarakat dan tingkat penularan kasus yang tinggi, sehingga penanganan bisa dipercepat.

Kementerian Kesehatan juga menginstruksikan penanganan kontak erat kasus konfirmasi secara lebih cepat serta penerapan karantina sampai negatif supaya tidak menjadi sumber penularan. “Untuk meningkatkan pelacakan kontak, seluruh orang yang tinggal serumah dan bekerja di ruangan yang sama dianggap kontak erat serta wajib diperiksa dan karantina,” katanya.

Selain identifikasi terhadap orang yang punya riwayat interaksi langsung dengan kasus positif, Maxi menegaskan, pelacakan kontak erat juga terhadap orang-orang yang satu perjalanan. erk/rtr/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU