Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi RI Peringkat 1 atau 2 di Antara Negara G20

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 30 Jan 2023 10:50 WIB

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi RI Peringkat 1 atau 2 di Antara Negara G20

i

Presiden Jokowi saat acara perayaan Imlek Nasional Tahun 2023 di Jakarta, Minggu (29/1/2023). Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bangga bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik di tengah pandemi Covid-19. Ia menyebut, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun 2022 termasuk yang tertinggi di antara negara anggota G20 yakni di peringkat satu atau dua.

Jokowi pun meyakini perekonomian Indonesia akan bertumbuh hingga 5,3 persen dibandingkan tahun lalu atau year on year (yoy).

Baca Juga: Jokowi tak Mau Berkomentar Dituding Intervensi Dibalik Pencalonan Gibran

"Perkiraan saya pertumbuhan ekonomi yoy berada di angka 5,3. Coba bandingkan dengan negara-negara besar G20, seingat saya kalau nggak nomor satu ya nomor dua kita," kata Jokowi saat acara perayaan Imlek Nasional di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (29/1/2023).

Menurut Jokowi, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72 persen, dan inflasi di angka 5,51 persen.

"Kita patut bersyukur ekonomi kita tumbuh sangat baik. Pada kuartal III-2022 di angka 5,72%, inflasi terkendali 5,5%," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersyukur. Pasalnya Indonesia telah berhasil keluar dari masa-masa silam dari pandemi Covid-19.

Saat ini, kata Jokowi, kehidupan di Indonesia mulai berangsur pulih, bahkan sedang di masa transisi menuju normal.

"Kita patut bersyukur kalau kita ingat tahun 2020, kalau kita ingat 2021, kalau kita ingat 2022. Betapa saat pandemi masuk, kita semua gagap, bingung, policy apa yang harus kita putuskan," tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang baik karena kebijakan yang pemerintah ambil selama pandemi dengan melakukan rem gas ekonomi dan kesehatan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga terjadi seiring dengan aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal setelah pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca Juga: Tadi, Dilantik Menteri ATR/BPN, AHY Diwarisi Berantas Mafia Tanah di Jatim

Jokowi kemudian tidak mengambil kebijakan lockdown (karantina wilayah). Ia mengaku senang karena tidak menerapkan lockdown saat masa pandemi Covid-19 karena yakin dampaknya akan lebih buruk dirasakan saat ini. Menurutnya, jika diterapkan lockdown, maka Indonesia bisa mengalami pertumbuhan ekonomi minus sampai 17 persen.

"Itu kalau diputuskan lockdown bisa. Kita di minus 17 pada saat itu ekonomi kita. Dan ngembalikannya ke normal itu yang sangat sulit, karena minusnya sudah langsung jatuh seperti negara-negara di Eropa," ucapnya.

Untuk menaikan pertumbuhan ekonomi nasional, ia meminta masyarakat gotong-royong saling membantu. Pengusaha besar harus menolong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

“Yang gede gandeng yang tengah, yang tengah gandeng yang kecil. Yang besar gandeng yang kecil, semuanya bermitra, kemitraan, bergandengan,” pesannya.

Baca Juga: Siang ini, Koalisi Perempuan Demo Desak Jokowi Hentikan Penyalahgunaan Kekuasaannya

Di saat kehidupan sudah normal saat ini, Jokowi berharap agar budaya gotong royong itu tetap dipertahankan, sehingga bersama-sama bisa bangkit dan optimistis mengejar ketertinggalan.

"Karena situasinya sudah normal seperti sekarang ini, saya mengajak kita semuanya untuk bekerja keras bangkit optimis untuk mengejar ketertinggalan ketertinggalan kita," ajaknya.

Jokowi pun berterima kasih kepada seluruh masyarakat, karena di saat masa pandemi Covid-19, masyarakat bisa bergotong royong untuk saling membantu.

"Jangan lupa saat pandemi. Kalau saat pandemi bisa, saat normal pun juga harus diteruskan saling membantu, saling menolong sehingga semuanya akan saling terangkat naik," tutupnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU