Jombang Deles, Busana Khas Dilaunching saat Hari Jadi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 21 Okt 2022 19:26 WIB

Jombang Deles, Busana Khas Dilaunching saat Hari Jadi

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Peringatan hari jadi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang ke-112, digelar dengan upacara di Alun-alun Kota Santri dan ditandai launching busana khas Jombang, dengan nama 'Jombang Deles', Jumat (21/10/22).

Selain memperingati hari jadi Pemkab Jombang, upacara tersebut sekaligus untuk peringati Hari Jadi ke-77 Pemprov Jatim, serta Hari Santri Nasional 2022. Hadir dalam upacara, Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab dan Wabup Sumrambah yang turut mengenakan busana itu. Nampak pula di podium jajaran Forkopimda juga hadir.

Baca Juga: Kesadaran Politik Anak Muda Makin Tumbuh, Santri Jombang Antusias Diskusi Bareng Gus Sadad

Usai upacara, Guk dan Yuk Jombang memperagakan busana itu. Mereka kemudian melenggang ke depan panggung berlenggak-lenggok dengan busana Jombang Deles menghampiri Bupati dan Wakilnya.

"Bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Pemkab Jombang, kami melaunching busana khas Jombang. Namanya Jombang Deles. Busana ini sarat nilai sejarah," tutur Bupati Jombang, Mundjidah Wahab.

Diungkapkan Bupati, saat ini busana khas tersebut baru jadi dua potong. Yakni dipakai oleh Bupati Jombang dan Wabup. Selanjutnya dipakai secara bersamaan pada acara tasyakuran.

"Ke depan, baju khas itu dipakai setiap Kamis oleh Aparatur Sipil Negara (ASN). Kita buatkan regulasi melalui Perbup (Peraturan Bupati)," ujar Bupati.

Baca Juga: Gegara Sisa Pembakaran Kayu, Pabrik Jajanan Tradisional di Jombang Dilahap Si Jago Merah

Busana khas Jombang ini terdiri diri udheng blangkon sundul mego. Yakni perpaduan dari udheng ludruk dan blangkon cekdongan. Hal itu berarti insan Jombang sangat egaliter, sangat menghormati perbedaan, sangat toleran. Sundhul Mego diambil dari nama Patih dalam Cerita Wayang Topeng Jatiduwur dalam lakon Wiruncono Murco.

Kemudian baju model ‘Jas Gulon Dwigatra’. Jas ini merupakan busana atasan pria. Dipilih desain jas karena mengikuti pola busana adat Jawa yang cenderung menggunakan jas untuk busana atasannya. Bagian jas gulon dwigatra ini menjadi titik pembeda dengan busana adat dengan daerah lain di Jawa Timur. Jas gulon bermakna memakai kerah tegak, untuk membedakan dengan model potong gulon atau pun desain teluk belanga.

Jas gulon ini juga dipakai oleh Bupati Jombang pertama RAA Soeroadoningrat. Jas Gulon Dwigatra sebagai pembeda dengan bentuk Jas Mataraman dan Jas Jawa Timuran atau sering disebut jas Basofi.

Baca Juga: Dinas PUPR Jombang Tambal Jalan Berlubang

Sementara bagian bawah busana wanita Jombang Deles ini dari kain jarik yang memiliki sampiran kain penutup di bagian depan seperti jarik pada umumnya. Bagian depan dibuat bukaan samping kiri untuk menghadap posisi pasangan busana putra yang menghadap sebaliknya atau mengarah ke kanan.

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU