Jurnal: Bahaya Terbiasa Minum Jus Jeruk dengan Perut Kosong

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 02 Feb 2023 19:48 WIB

Jurnal: Bahaya Terbiasa Minum Jus Jeruk dengan Perut Kosong

SURABAYAPAGI, Surabaya - Bagi sebagian orang, jus jeruk kemungkinan menjadi bagian tak terpisahkan dari menu sarapan. Kandungan tinggi antioksidan dan vitamin C dari buah jeruk memang bisa menawarkan banyak manfaat kesehatan.

Rupanya, jus jeruk bisa berdampak negatif pada sistem pencernaan. Faktor yang memengaruhi ialah waktu meminumnya.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism mengungkapkan bahwa fruktosa, gula yang ditemukan dalam buah, diproses usus kecil. Organ yang memproses fruktosa bukan oleh lever, seperti yang dihipotesiskan sebelumnya.

"Tim peneliti dari Princeton University di AS menemukan bahwa minuman manis dan makanan tinggi gula olahan dapat memenuhi usus kecil hingga tumpah ke lever untuk diproses," kata peneliti, dikutip dari laman Express.

Meski begitu, tak perlu khawatir, sebab usus kecil mampu mengolah gula ini lebih baik setelah makan. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi fruktosa setelah menyantap makanan sehat.

Studi terdahulu telah menunjukkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan bisa berbahaya, terutama bagi lever. Dalam kasus yang parah, itu dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit hati berlemak yang bisa berakibat fatal.

Pemimpin studi Joshua D Rabinowitz menjelaskan dalam Science Daily bahwa ada perbedaan fisiologis yang mendasar dalam bagaimana jumlah gula yang lebih kecil dan lebih besar diproses dalam tubuh. Sebagai bagian dari penelitian, tim menganalisis cara tikus mencerna fruktosa dan glukosa.

Baca Juga: RSUD Bangil Miliki Gedung Instalasi Farmasi dan Dropzone Instalasi Gawat Darurat

Peneliti menemukan bahwa lebih dari 90 persen fruktosa dibersihkan oleh usus kecil hewan. Rabinowitz mengatakan ada beberapa jaminan, setidaknya dari penelitian hewan, bahwa fruktosa dari buah-buahan dalam jumlah sedang tidak akan mencapai lever.

Akan tetapi, usus kecil diperkirakan mulai "kewalahan" dengan gula dari sekaleng minuman soda atau segelas besar jus jeruk. Para peneliti mengamati bahwa kelebihan fruktosa yang tidak diserap oleh usus kecil terus berlanjut melalui usus ke dalam usus besar.

Akibatnya, fruktosa juga bersentuhan dengan flora makrobiotik alami dari usus dan usus besar yang dikenal sebagai mikrobioma. Padahal, mikrobioma dirancang untuk tidak pernah terpapar gula.

Baca Juga: Cek Kesehatan Gratis, Balai RW 02 Pos Mawar 1 Dukuhsari Jabon Gelar Posyandu Lansia

Rabinowitz menjelaskan, orang dapat makan karbohidrat dalam jumlah tak terbatas tanpa membuat molekul glukosa masuk ke mikrobioma. Berbeda halnya dengan ketika orang minum soda atau jus, mikrobioma akan terpapar nutrisi yang sangat kuat yang asing baginya.

Studi tersebut juga menyimpulkan bahwa usus kecil membersihkan fruktosa lebih efisien setelah makan. Rabinowitz menyimpulkan hal tersebut setelah melihat bahwa memberi makan tikus sebelum paparan gula dapat meningkatkan kemampuan usus kecil untuk memproses fruktosa.

Hal itu melindungi lever dan mikrobioma dari paparan gula. Oleh karena itu, para peneliti meyakini bahwa saat bangun tidur atau beberapa jam setelah makan terakhir, orang akan sangat rentan terhadap fruktosa.hlt/jrk

Editor : Mariana Setiawati

Tag :

BERITA TERBARU