Kampanye Terbuka Trump Picu Lonjakan Kasus Corona di AS

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Jul 2020 13:06 WIB

Kampanye Terbuka Trump Picu Lonjakan Kasus Corona di AS

i

Kampanye terbuka Presiden Donald Trump di Tulsa turut memicu lonjakan kasus baru virus corona. SP/ CNN

SURABAYAPAGI.com, Amerika Serikat - Pemerintah Negara Bagian Oklahoma, Amerika Serikat, menyebut gelaran kampanye terbuka Presiden Donald Trump pada Juni lalu di Tulsa turut memicu lonjakan kasus baru virus corona di wilayah itu.

Pemerintah Tulsa mencatat rekor penemuan kasus corona baru pada pekan ini yakni sebanyak 266 pasien pada Rabu (8/7). Lonjakan penularan ini berlangsung ketika pemerintah Tusla mencatat penurunan kasus baru di kota itu selama dua pekan terakhir.

Baca Juga: Sri Mulyani Mengatakan Tekanan Ekonomi Global Dipicu oleh AS dan China

"Sangat mungkin bahwa peristiwa penting dalam beberapa pekan terakhir berkontribusi (pada lonjakan kasus corona baru)," kata Direktur Departemen Kesehatan Tulsa, Bruce Dart, saat ditanya wartawan apakah lonjakan infeksi baru-baru ini disebabkan oleh kampanye Trump.

Meski peserta yang hadir tak sesuai ekspektasi, kampanye Trump pada 20 Juni lalu mendapat kecaman karena mengabaikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Saat itu, Trump menargetkan sekitar 60 ribu peserta datang ke kampanye yang digelar di ruangan tertutup itu. 

Panitia kampanye juga tidak menerapkan aturan menjaga jarak sosial dan penggunaan masker sesuai protokol kesehatan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Pemerintah Amerika Serikat Seret Google ke Meja Hijau Karena Diduga Monopoli Pasar

Walau panitia kampanye memeriksa suhu tubuh setiap orang yang hadir dan membagikan masker secara gratis, banyak peserta kampanye termasuk Trump sendiri tidak memakai masker.

Padahal, sampai saat ini AS masih dihantui tren penularan virus corona yang meningkat signifikan. Dalam sehari, pejabat kesehatan AS masih menemukan puluhan ribu kasus baru.

Beberapa hari setelah kampanye Tulsa itu, sejumlah panitia tim kampanye Trump juga dinyatakan positif corona.

Baca Juga: Dua Diplomat AS Diusir Pemerintah Rusia, Diduga Terlibat Aktivitas Ilegal

"Dua hari terakhir kami menemukan hampir 500 kasus corona baru dan kami tahu bahwa ada beberapa acara besar kurang lebih dua pekan lalu yang sekiranya berhubungan. Jadi kami berusaha menghubungkan titik-titik ini," kata Dart seperti dikutip AFP.

Berdasarkan statistik Worldometer per Kamis (9/7), AS masih menjadi negara dengan kasus dan kematian corona tertinggi di dunia. Negeri Paman Sam tercatat memiliki lebih dari 3,1 juta kasus corona dengan 134.862 kematian.  dsy6

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU