Karena Covid-19, Target Partisipasi Meleset

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 09 Des 2020 22:04 WIB

Karena Covid-19, Target Partisipasi Meleset

i

Petugas KPPS menggunakan jaket medis saat pencoblosan di salah satu TPS. SP/Patrik Cahyo

 

65 Persen Warga Surabaya Mencoblos

Baca Juga: Imigrasi I Surabaya Berhasil Terbitkan Hampir 10 Ribu Paspor

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Meski ditengah pandemi Covid-19 yang bersamaan Pilkada Serentak, KPU Surabaya memperkirakan tingkat partisipasi warga Surabaya menggunakan hak pilihnya di Pilkada 2020 mencapai 65 persen. Angka ini merupakan data sementara rata-rata kehadiran pemilu di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Hal ini diungkapkan oleh Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM, Subairi. Hasilnya, setiap TPS dihadiri 60 hingga 65 persen warga yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Saya tadi sudah berkeliling di TPS daerah Kecamatan Gunungsari, Wiyung, Lakarsantri, Pakal, Wonokromo, Tenggilis Mejoyo hingga Sambikerep. Saya melihat partisipasi masyarakat mencapai 60 hingga 65 persen untuk menggunakan hak pilihnya," kata Subairi kepada Surabaya Pagi, Rabu (9/12/2020).

Kendati target partisipasi pemilih tingkat nasional sebesar 77,5 persen, namun Subairi mengaku optimis tingkat partisipasi masyarakat di Pilwali Kota Surabaya tahun 2020 ini naik dibanding 5 tahun lalu. Karena saat 5 tahun lalu, partisipasi masyarakat hanya di angka 52,17 persen.

"Target partisipasi secara nasional 77,5 persen. Namun, dari Pilwali 2015 kita optimis ada potensi kenaikan partisipasi masyarakat di Pilwali Surabaya, meskipun digelar di tengah pandemi Covid-19," imbuhnya.

 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

Faktor Covid-19

Sementara, masih melesetnya target KPU Surabaya diduga karena rawannya penyebaran Covid-19 di Surabaya, yang dapat membentuk klaster Pilkada. Menurut Sosiolog Politik Unesa, Agus Machfud Fauzi, pada masa pandemi ini ada sebagian masyarakat yang belum yakin betul, bahwa mereka hadir di TPS itu aman.

"Jadi mereka tidak ingin, secara pribadi maupun keluarga kena Covid - 19 karena berpartisipasi dalam proses pilkada, meskipun para penyelenggara khususnya KPU meyakinkan bahwa semua sudah sesuai protokol kesehatan," ungkapnya kepada SurabayaPagi, Rabu (09/11/20).

Lanjutnya, bagaimanapun Kota Surabaya pernah menjadi zona merah kemudian sekarang menjadi zona orange yang belum bisa memberikan kepastian, walaupun pihak penyelenggara memastikan aman.

Baca Juga: Tingkatkan Kepuasan Masyarakat, Satpas SIM Colombo Gaungkan Pelayanan Prima dan Transparansi

"Hal itu berpengaruh, sedikit banyak terhadap pemilih yang datang ke TPS. Tapi yang paling utama adalah ancaman dari penyebaran Covid - 19. Tidak cukup pada takutnya, tetapi pada suasana yang tidak mendukung hal ini, maka mereka belum bisa berpartisipasi," terangnya.

Kemudian faktor yang lain mungkin terkait dengan pada beberapa hari ini dengan curah hujan yang cukup tinggi dan menyebabkan munculnya banjir di beberapa titik di Surabaya. "Kebetulan ada yang kebanjiran dan belum bisa berpartisipasi," katanya.

Tidak hanya itu, Agus bahkan menduga dan masih bertanya apakah data yang telah tervalidasi sudah cukup valid dan perlu untuk di tengok kembali.

"Lalu dugaan terkait dengan data yang ada dalam proses pemutakhiran perlu di tengok kembali terkait dengan validasinya. Mungkin masih ada pemilih yang belum valid," pungkasnya. alq/byt/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU