Kasus Penganiayaan Santri Ponpes Gontor Hingga Tewas, Ini Motifnya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Sep 2022 15:56 WIB

Kasus Penganiayaan Santri Ponpes Gontor Hingga Tewas, Ini Motifnya

i

Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Totok Suharyanto

SURABAYAPAGI.COM, Ponorogo - Kasus penganiayaan yang menewaskan salah satu santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Ponorogo Albar Mahdi (AM) menguak fakta baru. Polisi mengungkapkan motif di balik tewasnya santri berusia 17 tahun itu.

Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Totok Suharyanto menyampaikan bahwa motif di balik penganiayaan itu adalah karena korban telah menghilangkan alat perlengkapan pramuka pada saat acara perkemahan di Desa Wilangan, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo.

Baca Juga: Laka Lantas Mobil Pikap Vs Motor di Ponorogo, 1 Emak-emak Tewas Ditempat

“Atas dasar itu, kemudian pelaku melakukan penganiayaan terhadap korban di ruangan kuperkap lantai 3 Ponpes Gontor," kata Totok, Senin (12/9/2022) sore.

"Alat yang dihilangkan korban itu jika menurut pelaku ialah alat patok atau pasak perkemahan pramuka,” ujar Totok menambahkan.

Saat ini, Polisi telah menetapkan dua tersangka, yakni AMF (18) dan IH (17). Dua orang tersebut adalah santri Gontor yang merupakan senior AM.

"Mereka juga santri di Pondok Gontor. Tersangka AMF warga Desa Magek, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Sedangkan IH warga Desa Gabek, Kecamatan Bagek Kota, Kabupaten Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung,” pungkas Totok.

AMF dan IH terbukti melakukan kekerasan terhadap tiga orang santri yang salah satunya AM tersebut. Untuk dua korban lainnya luka-luka, tidak sampai meninggal.

Baca Juga: Tipu Rekanan dengan Modus Kontrak Fiktif Rp 11 M, 2 Bos PT MBS Ditahan

“Pelaku memukul korban (tewas) menggunakan tongkat pramuka pada bagian paha serta memukul bagian dada dengan tangan kosong,” tandas Totok.

Totok menuturkan pihaknya sampai saat ini masih terus mendalami kasus tersebut secara detail.

Pelaku disangkakan Pasal 80 (3) juncto Pasal 76 (c) UU 35/2014 serta Pasal 170 (2) ke-3e KUHP. Tersangka terancam hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun.

”Itu pasal yang kami terapkan karena satu di antara tiga korban usianya di bawah umur. Satu pelaku ABH (anak berhadapan dengan hukum),” ucapnya.

Baca Juga: Polda Jatim: Angka Laka Lantas Turun 43 Persen

Lebih lanjut, Kapolres Ponorogo AKBP Catur C Wibowo menjelaskan bahwa pihaknya bersama Direskrimum Polda Jatim telah melakukan serangkaian penyelidikan maupun penyidikan terkait santri yang tewas akibat penganiayaan.

“Kita memeriksa kurang lebih sebanyak 20 saksi dan sejumlah barang bukti (BB). Serta akhirnya menetapkan dua tersangka tersebut,” tuturnya.

Barang bukti yang diamankan dari kasus tersebut antara lain celana training warna hitam, kaos oblong warna coklat, hitam, satu unit becak, dua patahan tongkat warna putih, sebotol minyak kayu putih ukuran 15 mililiter, sebotol air mineral gelas kosong hingga flashdisk berisi salinan rekaman CCTV RS Yasyfin Ponpes Gontor. png

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU