Keamanan Vaksin Nusantara Diakui WHO

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 22 Agu 2021 20:50 WIB

Keamanan Vaksin Nusantara Diakui WHO

i

dr Terawan Agus Putranto

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah mengakui keamanan Vaksin Nusantara yang digagas dr Terawan Agus Putranto. "Keberhasilan dikonfirmasi melalui nilai laboratorium, pengamatan dan laporan pasien," ungkap WHO, Minggu (22/8/2021).

WHO mencatat pada tahap 2, dosis tunggal vaksin Nusantara disuntikkan pada lengan (kiri atau kanan).

Dikarenakan untuk menghindari reaksi pasca penyuntikan sehingga timbul pada nyeri bahu.
Penilaian dilakukan setelah penyuntikan pada 1, 2, dan 4 minggu setelah vaksinasi.

WHO menyebut, pelaksanakan di laboratorium pada minggu 1 dan 4. “Setiap pemeriksaan, area suntikan diamati tentang gejala yang dialami subjek. Pada minggu 0 (dasar sebelum injeksi), 2 dan 4, darah dikeluarkan untuk pengujian imunogenicity,” jelas rilis WHO.

Dijelaskan, Uji klinis Vaksin Nusantara kolaborasi antara RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Rumah Sakit Kariadi, Semarang dan PT AIVITA Biomedika Indonesia. Uji klinis ini disponsori Aivita Biomedical, Inc. (JTN)

Anehnya di Indonesia, Vaksin Nusantara masih menunggu ijin resmi Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).

Merilis Jurnal Vaksin Nusantara
Diakuinya Vaksin Nusantara oleh WHO, setelah merilis jurnal terkait Vaksin Nusantara di situs resminya, clinicaltrials.gov. Jurnal terkait Vaksin Nusantara berjudul "Preventive Dendritic Cell Vaccine, AV-COVID-19, in Subjects Not Actively Infected With COVID-19". Didalamnya, mengulas uji vaksin dari dendritik sel yang ada di Vaksin Nusantara. 

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Naik, Ayo Masker Lagi


Pada tahap 2 uji klinis double-blind untuk pengujian virus Covid-19 yang dibuat menggunakan peralatan vaksinasi PT AIVITA Biomedika Indonesia.

"Spesifik subyek terdiri dari sel-sel dendritik autologus dan limfosit (dci) yang sebelumnya telah dierami dengan sejumlah protein sari-cov-2 (S-protein), terbukti aman di tahap 1 studi yang juga dilakukan di Indonesia," tulis Jurnal tersebut.

Baca Juga: CEPI dan Bio Farma Berkolaborasi untuk Dorong Percepatan Produksi Vaksin

Uji tahap 2, keberhasilan uji klinis dinilai melalui respons sel T protein dengan spesifik yang ditingkatkan.

Vaksin Massal
Diluar Vaksin individual vakNus, saat ini pemerintah Indonesia saat ini masih terus menggalakan program vaksinasi masal.

Dalam program vaksinasi masal ini,pemerintah RI menggunakan setidaknya enam jenis vaksin.
Diantaranya adalah Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer dan Novavax.

Meski telah melalui uji coba klinis dan dinyatakan aman digunakan, vaksin Covid-19 bukannya tanpa efek samping. Beberapa vaksin diketahui memiliki efek samping yang dapat dirasakan penggunanya mulai dari yang ringan hingga berat.

Baca Juga: Mantan Menkes Siti Fadila dan Panglima TNI Yudo Merasakan Lebih Awet Muda


Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah akan mendukung pengembangan vaksin Nusantara jika telah memenuhi kriteria dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ada tiga poin penting kriteria yang harus dipenuhi, yakni keamanan, efikasi dan kelayakan vaksin. "Pada prinsipnya semua vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat harus mendapatkan izin dari BPOM utamanya dari aspek keamanan, efikasi dan kelayakan," kata Wiku, dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, April 2021. n erc/sur/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU