Kenali Penggunaan CT Value Pada Hasil Tes Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 27 Jun 2021 14:04 WIB

Kenali Penggunaan CT Value Pada Hasil Tes Covid-19

i

Seseorang yang sedang di swab tes sebagai antisipasi pencegahan klaster Covid-19. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Cycle threshold value atau CT value adalah nilai yang muncul dalam pemeriksaan RT-PCR (reverse-transcriptase polymerase chain reaction) untuk membantu menentukan apakah seseorang positif atau tidak.

Pada tes RT-PCR untuk Covid-19 paling tidak ada dua parameter yang dilaporkan. Pertama, ada tidaknya materi genetik (gene) dari virus SARS-CoV-2 dalam sampel yang diperiksa. Saat ini, sudah ada empat gene yang dapat diperiksa yakni E gene, RdRP gene, N2 gene. Kedua, parameter penilaian diambil dari berapa nilai CT atau CT value masing-masing gene.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Bagi yang telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dengan CT value rendah sering kali khawatir akan mengalami gejala berat. Sedangkan mereka yang memiliki CT value tinggi berpikir akan sehat-sehat saja. Padahal CT value secara mentah belum tentu dapat menilai ringan-beratnya gejala atau tingkat kesembuhan seseorang dari Covid-19.

CT value ini dapat menjadi prediksi yang cukup baik untuk menandakan kemampuan seseorang menularkan Covid-19. Kalau CT value rendah berarti jumlah virus banyak sehingga kemungkinan menularkan dianggap lebih tinggi.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Ada juga yang menggunakan CT value sebagai patokan diagnosis Covid-19 dengan mematok batasan CT value untuk dikatakan positif atau tidak. Namun batasan tersebut juga berbeda-beda, ada yang mematok 24, 35, bahkan 40. Misalnya maksimal CT value tertinggi 40, maka jika angkanya di atas 40 akan dinyatakan negatif karena jumlah virus dalam sampel tersebut terlalu sedikit. Namun, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk menentukan berapa CT value yang paling representatif.

Selama proses RT-PCR, materi genetik virus yang diambil dari sampel swab itu diperkuat dan dibuat banyak salinan atau diamplifikasi. Amplifikasi ini terjadi melalui serangkaian siklus, yakni satu virus disalin menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya hingga jumlah gene virus yang ditarget bisa terdeteksi oleh alat RT-PCR.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

CT value juga tidak digunakan dalam menentukan kesembuhan pasien Covid-19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413 Tahun 2020 revisi kelima menetapkan kriteria pasien sembuh Covid-19 yakni setelah selesai menjalani masa isolasi dan tak ada lagi gejala tanpa harus melakukan tes swab PCR ulang. 

Pasien Covid-19 tanpa gejala dinyatakan sembuh setelah 10 hari isolasi terhitung sejak hasil tes keluar. Sedangkan pasien Covid-19 gejala ringan dinyatakan sembuh setelah 10 hari isolasi ditambah minimal 3 hari setelah gejala benar-benar hilang. Dsy17

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU