Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Bisa Bersaing dengan Pesawat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 05 Sep 2021 20:42 WIB

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Bisa Bersaing dengan Pesawat

i

Pengunjung melihat miniatur kereta cepat di pameran Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta, beberapa waktu lalu sebelum musim pandemi.

Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri 

 

Baca Juga: Imbas Banjir Semarang, KA Jakarta-Pasar Turi Surabaya Alami Keterlambatan

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Terkait pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, muncul pemikira kereta cepat rute Jakarta-Surabaya. Kereta ini setidaknya bisa singgah di Cirebon dan Semarang. Dengan demikian, load factor bisa dioptimalkan. Kedua kota itu sudah memiliki daya beli yang memadai untuk memanfaatkan jasa kereta cepat yang lumayan mewah.

Jadi, dari segi permintaan tampaknya kereta cepat Jakarta-Surabaya jauh lebih menjanjikan dan kompetitor dekatnya hanya pesawat terbang. dibanding pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Demikian dinyatakan Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri. Ia menyoroti membengkaknya biaya proyek atau cost overrun yang terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Faisal mengangkat kembali tulisannya enam tahun lalu mengenai proyek sepur kilat tersebut.

"Proyek mubazir ini sudah ditengarai bermasalah sejak awal. Berikut tulisan saya persis 6 tahun lalu," ujar Faisal, Jumat (4/9/ 2021).

Saat ini menjadi sorotan atas biaya proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung membengkak atau mengalami cost overrun menjadi 8 miliar dolar AS atau setara Rp 114,24 triliun.

Dengan estimasi tersebut, terdapat kenaikan sebesar 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 27,09 triliun dari rencana awal pembangunan KCJB sebesar Rp 6,07 miliar dolar AS ekuivalen Rp 86,5 triliun.

Atas pembengkan ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan instruksi menyusul bengkaknya biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Luhut akan melakukan berbagai langkah. "Pemerintah telah meminta KCIC untuk melakukan efisiensi-efisiensi yang bisa dilakukan agar biaya pembangunan bisa dihemat. Range cost overrun nanti masih subject dari audit BPKP supaya angkanya bisa lebih akurat," ujar Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Jodi Mahardi, kepada Kompas.com, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Hampir 50 Ribu Tiket Kereta Api Mudik Lebaran Ludes Terjual

 

Konsorsium Kereta Cepat

Selain itu, Faisal sempat menyoroti keikutsertaan PTPN VIII dalam konsorsium proyek kereta cepat. "Apakah pantas perusahaan perkebunan dipaksa berinvestasi di sektor perkeretaapian? Mengapa PTPN VIII tidak didorong untuk mengembangkan industri pengolahan produk-produk perkebunan saja?"

Kalau ngotot terus dijalankan, kala itu Faisal meminta pemerintah menghitung juga besarnya pinjaman dalam valuta asing serta beban pembayaran bunga dan cicilan dalam valuta asing, sedangkan penerimaan seluruhnya dalam rupiah.

"Analisis maslahat-ongkos (cost-benefit analysis) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung rasanya kurang meyakinkan. Kesannya terlalu dipaksakan," ujar Faisal enam tahun lalu.

 

Baca Juga: UI Minta TNI-Polri Jangan Dipaksa Menangkan Salah Satu Paslon

Biayanya Rp 60 Triliun

Proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya yang jadi bagian dari The Java Northline Upgrading Project sudah tahap persiapan pembangunan. Proyek senilai Rp60 triliun ini akan memangkas waktu tempuh kereta Jakarta-Surabaya atau sebaliknya sebanyak 3,5 jam dari kereta konvensional butuh 9 jam.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memperkirakan nilai investasi pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya sebesar Rp 60 triliun, dengan rincian biaya pembangunan berasal dari JICA (Jepang) dan biaya pembebasan lahan dari Pemerintah Indonesia.

Pemerintah menargetkan kereta tersebut dapat beroperasi hingga Cirebon pada 2024 dan beroperasi menyeluruh hingga Surabaya pada 2025.

"Kami berharap waktu tempuh Jakarta-Surabaya menjadi 5,5 jam atau berkurang 3,5 jam dari saat ini," ujar Budi Karya seperti dikutip dari Setkab, Jumat (27/9/2019). n 02, jk, erc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU