Kerugian Investasi Bodong Capai Rp123,5 Triliun, Ketua SWI: Karena Kurang Literasi Keuangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 20 Nov 2022 16:53 WIB

Kerugian Investasi Bodong Capai Rp123,5 Triliun, Ketua SWI: Karena Kurang Literasi Keuangan

i

Ketua SWI Tongam L. Tobing.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Satgas Waspada Investasi (SWI) mencatat kerugian yang dialami masyarakat akibat investasi ilegal selama periode waktu 2018 - 2022 mencapai Rp123,5 triliun.

Menurut Ketua SWI Tongam L. Tobing, penyebab utamanya disinyalir karena kurangnya literasi keuangan dan investasi oleh masyarakat. Hal itu membuat masyarakat Indonesia masih mudah dan mau ditipu. Padahal, investasi ilegal akan tetap marak seiring dengan kemajuan teknologi.

Baca Juga: PT Protelindo Bangun Tower Seluler tanpa Mengantongi Ijin

"Ini ada supply demand ya, supply nya itu pelaku investasi ilegal ini masih bisa berkeliaran karena demand nya masyarakat kita masih ada yang mau ikut," kata Tongam dalam Diskusi Polemik MNC Trijaya 'Darurat Kejahatan Investasi Online', Sabtu (19/11/2022).

Adapun angka kerugian Rp123,5 triliun itu adalah yang sudah masuk proses hukum, lanjut Tongam, masih ada potensi-potensi kerugian lainnya.

"Karena juga masyarakat kita tidak lapor ya, karena malu, takut diintimidasi, karena 'aduh udahlah cuma 10 juta nanti repot jadi saksi', jadi ini adalah angka yang masih proses hukum," ujar Tongam.

Baca Juga: Putra Makan Rp 300 M, Umboh Cs Rp 150 M, Kemana yang Rp 1,350 T

Lebih lanjut, Tongam menjelaskan, pada 2022 angka kerugian akibat investasi ilegal kembali meningkat setelah mereda pada 2020 dan 2021. Hanya saja, data dari 2022 ini adalah korban dari Robot Trading yang nilainya sangat besar. Meski Robot Trading sudah dihentikan oleh SWI beberapa waktu lalu, masyarakat dinilai tidak aware.

SWI pun sudah melakukan langkah preventif. Dari SWI juga OJK secara berlanjut melakukan sosialisasi, namun menurut Tongam perlu adanya perubahan mindset dari masyarakat kita.

Baca Juga: Viral Blast, Money Game Rekayasa Kami Berempat

"Jangan sampai karena iming-iming imbal hasil tinggi akal sehatnya hilang, kegiatan investasi ilegal ini laku orang menganggap money game itu peserta pertama ikut jadi pasti berhasil gitu, jadi mindset itu harus berubah," terangnya.

Tongam menyebut kalau masyarakat selama dia untung akan terus diam tapi kalau sudah rugi baru melapor. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU