Kiong Hi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 20 Jan 2023 20:12 WIB

Kiong Hi

Catatan Lordna Putri

 

Baca Juga: Periode Libur Panjang, Kereta Cepat Whoosh Alami Peningkatan Penumpang 50 Persen

Tahun baru China atau Imlek segera tiba. Tahun 2023 ini, jatuh pada hari Minggu 22 Januari 2023. Dalam pengamatan saya Imlek sampai generasi China muda masih menjadi salah satu hari perayaan besar. Maklum, meski mereka sudah menjadi masyarakat global yang universal, orang tuanya tetap mengingatkan mereka bagian dari masyarakat etnis Tionghoa di dunia.

Menurut catatan sejarah Imlek, peringatan tahunan ini sarat dengan berbagai tradisi yang sudah berlangsung sejak zaman dulu.

Dan sampai era globalisasi pun, setiap tahun China dikaitkan dengan tanda binatang menurut siklus zodiak China.

Pada tahun 2023 mulai tanggal 22 Januari, memasuki tahun kelinci, khususnya Kelinci Air. Tidak tahu mengapa perayaan Imlek di Indonesia selalu dirayakan bulan Januari atau Februari. Ini bulan yang biasanya ditandai curah hujan yang lebat dan musim panen buah-buahan.

Teman-teman saya keturunan Tionghoa yang usia muda pun, setiap pergantian tahun China wajib disyukuri. Oleh sebab itu, mitos hujan lebat yang terjadi di malam menjelang Imlek diartikan sebagai harapan dan rezeki di tahun selanjutnya.

Literasi yang saya baca, imlek acapkali dilambangkan keharmonisan dalam tata kehidupan di dunia. Makanya teman teman saya di Menado, Jakarta, Malaysia dan Singapura, imlek dijadikan sebagai momentum ungkapan syukur dan terima kasih atas kebaikan alam.

Ada hal yang saya kagumi bahwa Imlek tidak hanya perayaan tahun baru. Ada tradisi pada bulan ketiga penanggalan Imlek (Sha Gwee), yakni Ceng Beng (Qing Ming) atau bersih kubur.

Ceng Beng menurut teman kuliah di IBMT saya adalah bersih dan terang. Ceng artinya bersih, sementara Beng berarti terang.

Dan pada saat Ceng Beng ini, keturunan Tionghoa tidak hanya membersihkan rumah, tetapi juga membersihkan kuburan leluhur.

Tradisi ini sebagai bentuk rasa hormat kepada leluhur yang sudah meninggal. Setelah merayakan Tahun Baru Imlek atau Sincia, lima belas hari kemudian ada gelaran Cap Go Meh. Tradisi ini sebagai penutup rangkaian perayaan.

 

***

Baca Juga: Hormati Imlek

 

Pengalaman saya mengikuti perayaan Imlek di rumah teman, ada teman sekuliah di S2 manajemen, yang mengatakan dirinya harus "mau berubah" menjadi anak kecil lagi seperti 20-30 tahun lalu.

Saat masih kecil, si teman selalu menatap hidangan Imlek yang menghiasi ruang makan di rumah kakek dan neneknya, bersama ayah ibunya.

“Kiong hi!” kata teman menghormat pada Engkongnya.

Dua kata ini dikenal sebagai kalimat “sakti” .

Ucapan ini aslinya berbunyi lengkap “Kiong Hi Huat Tsai” yang berarti “Selamat Menjadi Kaya”.

Teman saya bilang ada beberapa ucapan Imlek. Ada yang memberi salam Gong Ci Fa Coi, Gong Xi Fa Coi atau Kiong Hi Fat Chai.

Baca Juga: Imlek, Berbagi Kasih

Artinya sama yaitu selamat, keberuntungan besar bagi Anda.

Ucapan "Giong-hii huat-chai" adalah dialek orang Hokkien atau Teochew. Sementara ucapan "Gung-hei faat-choi" sering dilafalkan orang Kanton.

Ucapan "Gong-xi fa-cai" khas bahasa mandarin.

Karena di Indonesia orang Tionghoa dan China acapkali dihentikan Mandarin, maka ucapan populer Imlek adalah

"Gong Xi Fa Cai".

Ini ucapan untuk saling menukar salam dengan memberikan harapan. "Gong Xi Fa Cai" diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi "semoga sejahtera". Sejahtera memang merupakan suatu keinginan yang didambakan oleh seluruh umat manusia siapa pun yang berada di muka bumi ini selama menjalani hidup. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU