Kodrat Ingatkan Program Cegah Stunting Tetap Jalan disaat Pandemi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 02 Feb 2021 10:01 WIB

Kodrat Ingatkan Program Cegah  Stunting Tetap Jalan disaat Pandemi

i

Kodrat Sunyoto Anggota Komisi E / Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim.

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Konsentrasi pemerintah dalam penanganan Covid-19 diharapkan tetap terus berjalan tanpa melupakan program penting lainnya. Salah satunya adalah pemenuhan gizi seimbang  untuk pencegahan stunting bagi wanita usia subur dan ibu hamil. Sebagaimana diketahui, stunting masih menjadi masalah yang dihadapi Pemprov Jatim.

Kodrat Sunyoto, Anggota Komisi E DPRD Jatim mengatakan, masih banyak daerah yang belum memenuhi kecukupan gizi seimbang. Terlebih pada saat pandemi Covid-19 yang kian memengaruhi ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Kasus Stunting Kota Mojokerto Menurun Drastis, Kini Tersisa 2 Persen Saja

"Tidak ada alasan untuk tidak memberikan peningkatan gizi atau perbaikan gizi di Jawa Timur meskipun dalam wabah pandemi. Karena, prioritas itu adalah perbaikan gizi untuk menanggulangi peningkatan stunting," tegas Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kodrat Sunyoto saat dikonfirmasi, Senin (1/2/2021).

Menurut Kodrat yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim ini, angka stunting sempat mengalami penurunan pada tahun 2018 ke 2019 yakni dari 30,6 persen menjadi 26,9 persen. Tapi di tahun 2020 angka itu belum diketahui lantaran BPS belum memberikan data tersebut.

"Turun atau naik karena pengaruh pandemi Covid-19 juga bisa mempengaruhi. Tetapi, kita menginginkan adanya program untuk penurunan stunting. Kalau meningkat, ini dikhawatirkan kemampuan kognitif anak rendah, dimasa tua pasti gampang menderita penyakit," ujarnya.

Bagaimana strateginya, Politisi Partai Golkar ini pertama harus memberikan protein hewani. Karena dimasa pandemi, hewani tidak harus daging, tapi yang paling banyak itu adalah konsusmsi ikan. "Karena itu yang banyak mengandung zinc. Ini kan zat gizi untuk bisa menumbuhkembangkan anak-anak," terangnya.

Baca Juga: Penurunan Stunting di Situbondo Lampaui Target Nasional

Kedua, lanjut Kodrat, Masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. "Dampak pada masa periode emas akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya," katanya.

Hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan buah hati. Pada gilirannya, kata Kodrat, ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang buah hati sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya. "Momen ini merupakan waktu tepat untuk membangun fondasi kesehatan jangka panjang," tambahnya.

Ketiga, kata Kodrat yang juga Ketua MKGR Jatim, calon pengantin itu syaratnya tidak boleh anemia, atau kekurangan darah. Selain golongan darah, pemeriksaan anemia juga menyertakan kadar Hemoglobin (Hb). Ia mengatakan, pemeriksaan anemia bertujuan memberi info kondisi kesehatan ibu sebelum hamil. Termasuk risiko jika ibu dinyatakan hamil dalam kondisi anemia.

Baca Juga: Hasil Pemilu 2024 Dapil Jatim IX, Suli Daim PAN Lolos Lagi

"Nantinya kita bisa segera menolong ibu hamil yang mengalami perdarahan saat bersalin. Apalagi jika ibunya mengalami anemia. Transfusi darah bisa segera diberikan karena semua sudah terencana," imbuh Kodrat.

"Intinya, DPRD Jatim mendorong di masa pandemi ini tidak ada alasan tidak memberikan penambahan gizi," pungkasnya. (rko)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU