Kolaborasi dengan Mahasiswa, Dosen Ilmu Komunikasi UPNV Jatim Tumbuhkan Creativepreneurship pada Masyarakat Kesamben Kulon

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 13 Sep 2021 20:55 WIB

Kolaborasi dengan Mahasiswa, Dosen Ilmu Komunikasi UPNV Jatim Tumbuhkan Creativepreneurship pada Masyarakat Kesamben Kulon

i

Dosen Ilmu Komunikasi dan Mahasiswa bersama masyarakat Desa Kesamben Kulon, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik

SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Peduli dengan masyarakat, Kolaborasi Trio Akademisi dengan Trio Mahasiswa UPN 'Veteran' Jawa Timur berikan Pelatihan Literasi Digital dan Pendampingan Peningkatan Kompetensi Digital pada masyarakat Desa Kesamben Kulon, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Senin (13/09/2021).

Trio Akademisi Komunikasi tersebut, yakni Dr. Yuli Candrasari, S.Sos, M.Si., Dra. Sumardjijati, M.Si., juga Dra. Dyva Claretta ,M.Si merasa Desa Kesamben Kulon, cocok dalam kegiatan program pengabdian masyarakat dari kolaborasi ini. Terlebih lagi, para remaja yang hidup di daerah strategis perbatasan Mojokerto tersebut  sejak usia sembilan tahun sudah mengenal internet.

Baca Juga: Korban Gempa di Bawean dan Tuban Terima Bantuan

Bahkan dalam satu tahun terakhir ketika dilanda pandemi, anak-anak sejak usia TK sudah mengenal internet dan gadget. Mereka (anak-anak) sudah terbiasa menggunakan smartphone meskipun tanpa bimbingan dan pendampingan orang tua yang mayoritas pekerjaannya adalah petani dengan tingkat pendidikan yang rendah serta gagap teknologi.

Hal tersebut dianggap menimbulkan kesenjangan digital antara orang tua dan anak yang sangat tinggi. Terlebih lagi, angka kemiskinan di Desa tersebut sangat tinggi yang berakibat pada putusnya pendidikan, permasalahan moral hingga pengangguran.

Oleh karenanya, Trio Dosen dan Mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur (UPNVJT) menganggap diperlukannya pelatihan serta pendampingan tentang kompetensi digital dan creativepreneur pada masyarakat Desa Kesamben Kulon. "Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat program PIHAT ini adalah untuk mengaplikasikan hasil penelitian tentang literasi digital dan pendampingan remaja dalam menggunakan media digital," jelas Yuli Candrasari, wanita yang juga menjabat sebagai Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi itu. 

Target dari program PIHAT ini merupakan para remaja yang memiliki literasi digital pada kategori menengah.  Artinya para remaja setidaknya memiliki kompetensi mengoperasikan media, memiliki kemampuan bagaimana mendapatkan dan mengakses informasi yang mereka perlukan (bermanfaat) serta  memahami, menganalisis, dan mengevaluasi konten media secara sederhana.

Yuli Candrasari memaparkan, pada pelaksanaan program PIHAT ini mulanya diadakan di Desa Kesamben Kulon. Namun karena PPKM, maka tidak mendapat izin dari Kades setempat. Sehingga kegiatan tersebut bergeser pada Sekolah Perempuan yang ada di Desa Kesamben Kulon.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh para Ketua kelompok sekolah perempuan pada setiap dusun yang ada di Desa Kesamben Kulon dan desa di sekitar Kecamatan Wringin Anom. "Pelatihan dilakukan untuk mengenalkan literasi digital pada  ibu-ibu Ketua sekolah perempuan tersebut dan remaja penggiat yang tergabung  pada sekolah perempuan tersebut. Selanjutnya dilakukan pendampingan terhadap bagaimana ibu-ibu dan remaja bisa mengunduh aplikasi-aplikasi untuk keamanan anak-anak dalam menggunakan gadget termasuk menggunakan aplikasi tersebut," papar Yuli Candrasari saat wawancara dengan Tim Surabaya Pagi.

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut wajib mendapat apresiasi. Pasalnya, karena situasi dan kondisi dikala pandemi seperti saat ini tentu membutuhkan usaha yang lebih guna merealisasikan hal tersebut.

Baca Juga: Melalui Mudik Gratis, Pemkab Gresik Jemput 326 Santri Ponpes Tebu Ireng

Sempat melakukan negosiasi dengan pihak desa, akhirnya ketiga Akademisi dan Mahasiswa itu berhasil melancarkan kegiatan tersebut. "Setelah melalui diskusi dengan pihak desa, akhirnya kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa dilaksanakan meskipun sangat terbatas, baik dari sisi peserta maupun dari sisi jamnya. Kegiatan ini tentu dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan. Selanjutnya, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus setelah PPKM sudah agak longgar. Kegiatannya diijinkan oleh Kades Mondoluku, tetapi seluruh anggota sekolah perempuan tidak diijinkan ikut. Melainkan hanya para ketua kelompok sekolah perempuan di masing-masing dusun yang ada di Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik," kata Dyva Claretta.

Selanjutnya, Dyva Claretta juga menjelaskan tentang tahap-tahap yang dilakukan pada saat Pelatihan Literasi Digital. "Kegiatan pelatihan Literasi Digital tersebut dilakukan dalam tiga tahap, yakni yang pertama, pra kegiatan yang dilakukan dengan melakukan pretest terhadap adik-adik remaja tersebut tentang seberapa jauh pemahaman adik-adik remaja tentang internet dan untuk melihat berapa lama mereka menggunakan smartphonenya setiap hari serta apa saja yang dilakukan ketika menggunakan smartphone tersebut. Tahap kedua dilakukan pelatihan  tentang bagaimana menggunakan internet secara sehat. Tahap ketiga dilakukan evaluasi guna mengukur keberhasilan dari pelatihan tersebut," urainya.

Dalam pelatihan tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat menyampaikan materi literasi melindungi dan menjaga privasi di didunia maya, memanfaatkan situs-situs pengaman, memaknai dan memahami konten digital, memilah dan memilih konten yang baik atau tidak baik, menilai kredibilitas informasi, juga membuat, meneliti dan mengkomunikasikan informasi dengan alat yang tepat.

Tak hanya itu, anggota Tim Pengabdian Masyarakat yang lain, yakni Sumardjijati mengatakan, "Selain itu kelompok remaja tersebut juga diberikan materi pelatihan tentang hak-hak sebagai pengguna internet serta bagaimana menerima pertemanan dari orang yang tidak dikenal sebelumnya. Remaja Desa Kesamben Kulon tersebut juga diajarkan untuk mengakses situs-situs dan VPN pengaman yang bisa melindungi privasi mereka. Kemudian materi tentang bagaimana agar remaja memiliki tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukannya karena menyangkut dampaknya terhadap masyarakat," kata Sumardjijati.

Baca Juga: Pengusaha Pupuk Nekat Beroperasi di Lokasi Gudang Ilegal

Kegiatan pelatihan berikutnya yakni Pendampingan Peningkatan Kompetensi Digital. Sumardjijati mengatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut berlangsung selama 4 jam, karena waktu Ibu-Ibu yang juga tidak bisa terlalu lama karena mereka selain bertani juga harus menjalankan tugas-tugas rumah tangga.

Pelatihan ini, tambah Sumardjijati, "Untuk memberikan bekal pengetahuan dan wawasan pada ibu-ibu tentang Internet. Materi pelatihan dan pendampingan ini lebih banyak untuk meningkatkan kompetensi peserta pada teknologi digital," tambahnya.

Materi pertemuan ini dilengkapi dengan   pelatihan terkait dengan skill ibu-ibu dalam mengoptimalkan media sosial, salah satunya adalah akun TikTok. TikTok yang saat ini sangat diminati untuk promosi produk dan pemasaran produk dirasa cocok menjadi materi dalam kegiatan ini.

Setelah melancarkan berbagai pelatihan, tak lupa Tim Pengabdian Masyarakat melakukan evaluasi pada masyarakat yang telah mengikuti materi. "Evaluasi keberhasilan dari pelatihan tersebut dilakukan dengan melakukan diskusi dan simulasi pada Ibu-Ibu tentang bagaimana Ibu menghadapi anak-anak ketika ada kecenderungan memiliki ketergantungan tinggi terhadap internet. Selain itu dengan menguji bagaiamana Ibu mampu menggunakan salah satu aplikasi pengaman untuk anak," pungkasnya. mbi

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU