Komisi E Cek Kesiapan Sekolah Tatap Muka di Jatim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 26 Mei 2021 21:37 WIB

Komisi E Cek Kesiapan Sekolah Tatap Muka di Jatim

i

Jajaran Komisi E DPRD Jatim saat melakukan pengkajian persiapan sekolah tatap muka bersama sejumlah kepala sekolah di SMK Negeri Singosari, Malang, Selasa (25/5/2021). SP/Riko Abdiono

SURABAYAPAGI.COM, Malang - Sekolah tatap muka secara terbatas bakal segera dimulai di Jawa Timur. Rencananya pada bulan Juli 2021 mendatang, kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk tingkatan SMA/SMK sudah mulai berlangsung dengan persiapan yang matang dan penuh kesiapsiagaan ekstra.

Apalagi, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) nasional yang di refocusing sebagian digunakan untuk persiapan pembelajaran tatap muka (PTM). Baik penyediaan kran air untuk cuci tangan hingga alat pengukur suhu tubuh.

Baca Juga: Kuota Mudik Gratis di Malang Sudah Full

Demi keberlangsungan PTM tersebut, Komisi E DPRD Jatim melakukan kunjungan kerja di SMKN 1 Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (25/5/2021). Dihadiri oleh seluruh kepala Sekolah SMA/SMK Negeri maupun swasta, Kacabdin Kabupaten Malang, tenaga pendidik hingga tenaga kerja luar keluarga (TKLK), mereka mengaku siap diberlakukannya PTM pada Juli 2021 mendatang.

“Pembelajaran tatap muka secara terbatas, kami yakin persiapan sekolah sudah sangat bagus. Karena kemarin BOS yang di refocusing itu sebagiannya digunakan untuk mempersiapkan proses ini (PTM, red). Baik penyediaan wastafel dan sebagainya,” kata Hikmah Bafaqih, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim usai berdialog dengan Kepala Sekolah SMA/SMK se-Kabupaten Malang.

Meski demikian, Hikmah menyebut masih adanya problem yang perlu menjadi perhatian bersama. Seperti perjalanan siswa-siswi menuju sekolah hingga pulang. Hal itu menjadi tanggung jawab orang tua untuk tidak dilepas begitu saja.

Baca Juga: Pemkot Malang Buka Posko Aduan THR 2024

“Jangan dianggap ini masa berakhirnya pandemi. Kami khawatir para ortu beranggapan pandemi sudah berakhir dan mengabaikan anak-anak berangkat dan pulang ke sekolah. Takutnya kalau setelah sekolah masih keluyuran, ini tambah ruwet,” terang Politisi PKB ini.

Diluar soal prokes, kata dia, agar sekolah memperhatikan perubahan perilaku yang terjadi pada anak-anak. Satu tahun lewat tidak sekolah dan belajar daring dengan tinggal dirumah yang penuh gesekan. “Itu pasti muncul perubahan perilaku. Nah, ini juga harus direspon,” imbuhnya.

Baca Juga: Komisi D Dukung Pembangunan MRT di Surabaya

Menurut Hikmah, pembelajaran yang ideal itu menjadikan situasi riil anak-anak sebagai sumber belajar. Artinya, situasi terkini anak-anak dengan perubahan perilaku yang mereka alami harus direspon.

Oleh sebab itu, saran Komisi yang membidangi Kesra ini pihak sekolah melakukan assessment secara gradual. Para guru yang memiliki peminatan khusus terhadap konseling bisa diminta oleh sekolah melakukannya. “Assessment perubahan perilaku itu ada portofolionya yang bisa diunduh di internet,” ujar dia. rko

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU