Komplotan Jaringan Sabu Timur Tengah Ngaku Bagi Peran Ambil Sabu 4 Kilo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 20 Des 2021 19:43 WIB

Komplotan Jaringan Sabu Timur Tengah Ngaku Bagi Peran Ambil Sabu 4 Kilo

i

Para terdakwa Desi, Riski, Fikri dan Sutikno,  menjalani sidang agenda pemeriksaan terdakwa di ruang Candra PN.Surabaya, secara online, Senin (20/12/2021).SP/BD

SURABAYAPAGI, Surabaya - Sutikno, anggota Ditresnarkoba Polda Metro Jaya nekat menjadi kurir sabu-sabu. Bersama tiga teman lainnya, Desi Oktaviani, Riski M. Haris dan Fikri Ardiansyah, pria asal Tegal ini mengambil paket sabu-sabu impor dari Afrika Selatan. Keempatnya ditangkap petugas Ditresnarkoba Polda Jatim saat akan mengambil sabu-sabu tersebut di rest area KM 14 Jalan Tol Jakarta-Tangerang pada (6/7) lalu. Kini keempatnya diadili di ruang Candra Pengadilan Negeri Surabaya.Senin (20/12/2021).

Sidang agenda pemeriksaan para terdakwa di persidangan, Jaksa Penuntut Umum Ubaydillah dari Kejati Jatim, secara bergantian memberikan pertanyaan terhadap para terdakwa apakah semua keterangan dalam BAP di saat penyidikan di Polda Jatim, apakah ada yang dibantah atau secara keseluruhan sudah benar semua, Para terdakwa secara bergantian menjawab jika di dalam BAP benar semua.

Baca Juga: Ngopi di Warung, Pengedar Narkoba Dibekuk

Terdakwa Desi Oktaviani ditangkap di rest area pada hari Selasa 6 Juli jam 16.00 wib oleh ditangkap petugas Ditresnarkoba Polda Jatim, namun dirinya tidak tahu sabu seberat 4 kilo dalam koper dari mana asalnya, saat itu dirinya bersama terdakwa Fikri di dekat Pom Bensin rest Area KM 14 Jalan Tol Jakarta-Tangerang.Dan Desi mengaku yang membawa barang sabu dalam koper adalah terdakwa Rizki dan terdakwa Sutikno anggota polisi aktif.

Peran Riski dalam keterangannya, dirinya yang memasukan dan mengangkat koper tersebut ke dalam mobil milik Sutikno.

Sementara terdakwa Sutikno menerangkan kalau dirinya ditangkap oleh petugas Ditresnarkoba Polda Jatim, beberapa saat setelah koper yang berisi makanan luar negeri dan berisi sabu seberat 4 kilo.

Saat tas koper dibuka oleh petugas polisi Polda Metro Jaya, isinya sabu, dan makanan ringan luar negeri.

Terdakwa Desi mengaku baru satu kali mendapat tugas dari Jonatahan untuk mengambil sabu.

Baca Juga: Dalam Sebulan, 11 Kasus Narkoba Diungkap Polresta Mojokerto

 Hakim Ginting akan melanjutkan Persidangan pada tanggal 27 Desember, dengan agenda tuntutan dari JPU.

Dalam dakwaan jaksa menyatakan, penangkapan ini bermula ketika petugas Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Jatim mendapat informasi akan ada kiriman paket sabu-sabu dari Timur Tengah ke Bandara Juanda Surabaya. Namun, paket itu batal dikirim. Gantinya, akan ada paket dari Afrika Selatan yang akan dikirim ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.

Petugas dari Polda Jatim bersama bea cukai menemukan dua paket koper yang setelah dibuka isinya sabu-sabu. Mereka yang belum mengaku sebagai petugas menghubungi penerima paket. Disepakati bahwa paket akan diambil di rest area. Sutikno bersama tiga teman lainnya yang mengambilnya. Keempat terdakwa datang dengan mengendarai mobil Datsun milik terdakwa.

"Dua koper warna merah maron berisi sabu-sabu yang dibawa petugas dari Ditresnarkoba Polda Jatim yang melakukan delivery control kemudian diambil oleh terdakwa Riski lalu dimasukkan ke mobil Datsun warna hitam yang ditumpangi para terdakwa.

Baca Juga: Salah Satu Tersangka Merupakan Pelajar SMK

Mereka disuruh seorang bandar yang dikenal sebagai Juragan alias Eman. Bandar ini hingga kini masih belum tertangkap. Para terdakwa ini diberi uang makan Rp 700 ribu untuk mengambil paket di rest area. Uang itu ditransfer ke rekening Desi.

Dua koper itu saat dibuka berisi dua bungkus plastik. Isinya sabu-sabu. Masing-masing seberat 4.067 gram atau 4 kilogram dan satu lagi berisi 1.542 gran atau 1,5 kilogram. Barang-barang yang disita itu telah diuji laboratorium. Hasilnya, memang benar sabu-sabu.

Keempat terdakwa didakwa dengan Pasal 114 ayat 2 jo Pasal 132 ayat 1 Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. bd

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU