Komunitas Adat Osing Dirikan 'Pesinauan' Bagi Generasi Muda

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 26 Jan 2021 11:08 WIB

Komunitas Adat Osing Dirikan 'Pesinauan' Bagi Generasi Muda

i

Masyarakat adat osing mendirikan pesinauan di Sawah Art Space, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. SP/ DECOM

SURABAYAPAGI.com, Banyuwangi - Sebagai upaya mengenalkan adat tradisi ke generasi muda, Komunitas adat Osing Banyuwangi mendirikan Sekolah Adat Osing "Pesinauan" di Sawah Art Space, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah Pesinauan yang memiliki arti tempat belajar terkait budaya adat tradisi, kesenian, pertanian, bahkan masakan tradisional kepada generasi muda.

Ketua Pengurus Daerah AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) Osing Banyuwangi, Agus Hermawan mengatakan berdirinya sekolah adat ini dalam rangka mempertahankan dan melestarikan adat tradisi di wilayah komunitas adat Osing di seluruh Banyuwangi melalui media pembelajaran.

Baca Juga: Pelabuhan di Banyuwangi Ramai Dipadati Pemudik

"Sekolah ini adalah hasil inisiatif beberapa waktu lalu yang ide awalnya ingin membentuk sekolah adat Osing," kata Agus, Selasa (26/1/2021).

Selain itu, sekolah adat ini juga dimaksudkan sebagai wadah kegiatan yang sebelumnya sudah berjalan oleh sejumlah komunitas dan pemuda. Seperti latihan mocoan lontar yusuf dan gerak dasar tari tradisi yang diikuti kaula muda.

Menurut Agus, perkembangan pariwisata Banyuwangi di bidang sosial budaya yang luar biasa ini harus diimbangi dengan pemahaman yang cukup supaya tidak melenceng dari filosofi tradisi itu sendiri. Dia mengaku khawatir jika nilai luhur secara turun temurun itu hilang, generasi muda mengenal tradisi hanya sebatas pementasan.

Baca Juga: Kampung Nelayan Modern akan Dibangun di Banyuwangi

"Misalnya tradisi kebo-keboan atau seblang ini anak-anak harus diberi pemahaman, bahwa tradisi itu bukan hanya sekedar pementasan, namun ada nilai-nilai tersendiri," lanjutnya.

"Kearifan lokal ini akan jadi materi utama yang akan di-sinau. Misal bagaimana kultur masyarakat Osing yang agraris dalam mengelola lahannya," ungkapnya.

Tidak hanya berkonsepkan alam, sekolah ini juga memanfaatkan potensi masing-masing komunitas adat. Sehingga ke depan dalam perkembangannya setiap komunitas adat diharapkan memiliki kegiatan pembelajaran terkait kearifan lokal.

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Konsisten Gelar Festival Patrol

Budayawan yang aktif di Dewan AMAN Daerah ini optimis, melalui sekolah adat ini dapat menjadi motor penggerak anak-anak muda secara mandiri untuk menjalankan nilai-nilai adat berdasarkan kesadaran. Sebab menurutnya, selebrasi adat yang dinilai sudah berhasil ini harus diimbangi dengan pondasi kesadaran untuk menjalankan nilai adat.

"Kami berharap eksistensi kegiatan pembelajaran yang mengangkat kearifan lokal ini terus berjalan dan berkembang di setiap komunitas adat," ujarnya. Dsy8

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU