Konglomerat Berharta Rp 639 Triliun, Akan Tambah Kaya Lagi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 21 Sep 2022 21:29 WIB

Konglomerat Berharta Rp 639 Triliun, Akan Tambah Kaya Lagi

i

Michael Bambang Hartono, konglomerat yang juga sebagai atlet bridge usai meraih emas di Asian Games 2018 di Jakarta lalu.

Bos Djarum dan Polytron ini Dipastikan Kuasai Produksi Kompor Listrik Mulai Tahun 2022

 

Baca Juga: Murdoch, Raja Koran Bisa Berharta Rp 278 Triliun

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), milik Konglomerat Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono (Hartono Bersaudara), akan meningkatkan produksi kompor listrik menjadi 1 juta unit pada 2023. Ini menggambarkan konglomerat berharta Rp 639 Triliun bakal tambah kaya lagi.

Saat ini, Hartono Bersaudara menduduki peringkat pertama daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2021. Keduanya dikenal sebagai pemilik raksasa perusahaan rokok Djarum.

Total kekayaan keduanya mencapai US$42,6 miliar atau sekitar Rp639 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).

Sebelum merambah kompor listrik, Hartono Istana Teknologi sudah berproduksi Polytron. Produk elektrik pertamanya diluar bisnis non-rokok Djarum. Perusahaan yang didirikan pada 16 Mei 1975 di Kudus, Jawa Tengah tersebut awalnya diberi nama PT Indonesian Electronic & Engineering dengan modal awal Rp50 miliar.

 

Tingkatkan Kompor Listrik

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengungkapkan PT Hartono Istana Teknologi merupakan salah satu perusahaan yang akan meningkatkan produksi kompor listrik. Hal itu dilakukan untuk mendukung program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik pemerintah.

"Di 2022, kemampuan nasional bisa 300 ribu unit, dan nanti begitu ada kepastian spesifikasi jenis daripada kompor induksinya, itu beberapa perusahaan yang existing memproduksi kompor listrik akan menambah land investasinya khusus di kompor induksi," ujar Taufiek dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (21/9).

 

PT Maspion Ikutan

Selain Hartono Istana Teknologi, Taufiek juga memaparkan sejumlah perusahaan yang akan meningkatkan produksi kompor listrik.

Rinciannya, PT Adyawinsa Electrical and Power sebanyak 1,2 juta unit, PT Maspion Elektronik 300 ribu unit, PT Selaras Citra Nusantara Persada 300 ribu unit, Sutrado 1 juta unit dan perusahaan lainnya 1,2 juta unit.

Baca Juga: Salip Hartono Bersaudara, Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Saat ini pemerintah tengah mempersiapkan paket kompor listrik secara gratis kepada 300 ribu rumah tangga tahun ini.

Nantinya, rumah tangga penerima paket kompor listrik ini adalah yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Paket tersebut terdiri dari satu kompor listrik, satu alat masak dan satu Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.

 

Harga Per Paket Rp 1,8 Jt

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan harga paket kompor listrik ini sekitar Rp1,8 juta, sehingga jika sasarannya 300 ribu rumah tangga, maka anggaran yang dibutuhkan tahun ini sekitar Rp540 miliar.

Pakar Kebijakan Publik sekaligus Guru Besar Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) Anton Agus Setyawan menilai program pemerintah terkait konversi elpiji 3 kilogram ke kompor listrik ditengarai kelebihan pasokan tenaga listrik.

Anton menduga kebijakan pemerintah ini seperti sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Artinya pemerintah mencoba mencari solusi menangani kenaikan harga BBM sekaligus kelebihan suplai listrik.

Baca Juga: Kemenkes Temukan Konglomerat Ikut BPJS

"Saya menduga kebijakan ini karena sekarang terjadi kenaikan harga BBM otomatis juga ke gas pengaruhnya. Meskipun harga gasnya lebih murah tapi ada tren kenaikan," terangnya ketika dihubungi, Rabu (21/9/2022).

 

Ada Over Supply Listrik

Menurut Anton kebijakan ini dikarenakan adanya pembengkakan pasokan atau over supply listrik. Sumbernya adalah adanya sembilan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) oleh PT PLN 2010 lalu.

"Dugaan saya tahun 2010 ada peraturan pemerintah (PT PLN) membangun PLTU dengan batubara sehingga terjadi over supply. Setidaknya sampai 2030 kita mengalami over supply listrik," terangnya.

Namun, Anton menilai kebijakan pemerintah tersebut terkesan terburu-buru. Sebab menurutnya tidak ada keterkaitan isu antara over supply dan konversi Elpiji 3 kilo.

"Nah ini biasa ya pemerintah itu selalu mencari jalan yang gampang untuk mengatasi (masalah) seperti oversupply, ya sudah konversi saja dari kompor Elpiji ke kompor listrik toh nanti akan ada suplai listrik yang banyak bisa teratasi," terangnya. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU