Kotak Kosong, Paradog Politik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 25 Agu 2020 21:24 WIB

Kotak Kosong, Paradog Politik

i

Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SCC) Dekan Fisib Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam

 

ANALISIS POLITIK

Baca Juga: DJP Jatim 2 Gandeng Media untuk Tingkatkan Pencapaian Target Pajak

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Saat ini pendidikan politik demokrasi di era digital merupakan hal yang mendesak dan strategis.

Ada beberapa point' penting, seperti trend perilaku politik kalangan milenial yang sebagian besar tidak tertarik untuk terjun atau terlibat dalam kegiatan politik.

Kemudian, tidak ada edukasi politik yang membuat potensi untuk menjadi pemilih emosional meningkat tinggi. Disisi lain, apatisme politik bisa memperbesar angka golput dalam pemilu.

Disamping itu sesungguhnya apa yang terjadi dan dilakukan pemilih milenial, khususnya milenial muda sesungguhnya adalah gambaran perilaku memilik dan politik dimasa depan dan jika tingkat partisipasi politik rendah saya pikir akan mengurangi legitimasi dan makna pemilu itu sendiri. Jadi saya pikir pendidikan politik atau literasi politik digital itu strategis dan urgent.

Menurut saya, harus ada literasi dan edukasi politik yang lebih massif agar politik kian baru dan terbarukan. Bagaimanapun pemilih muda itu strategis sebagai potret gambaran politik di masa depan. Apalagi semua keputusan strategis akan bermula dari keputusan politik saya pikir mendekatkan pemilih muda dalam aktivitas politik itu akan punya banyak implikasi strategis.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

Kecenderungan pemilih yang kian individualis dan juga prefeensi informasi yang melimpah memang membuat perilaku pemilih kian komplek dan rumit. Ditambah dengan kehadiran media baru yang memungkinkan semua ekspresi politik bisa disalurkan lebih bebas membuat kebutuhan perilaku yang bertanggungjawab menjadi penting.

Jangan sampai orang hanya ekspresif saja dalam berpolitik tanpa mempertimbangkan ruang publik dan kebaikan bersama termasuk didalamnya virtue yang tetap harus dijaga sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial dalam berpolitik. bagaimanapun kebebasan yang terikat aturan dan regulasi dan fatsun sosial membutuhkan edukasi dan literasi berkelanjutan.

Tentang makna kotak kosong dalam pilkada era modern saat ini, seperti bumbung kosong. Artinya walau benar, namun ini sebuah ironi demokrasi dan paradog politik.

Hal tersebut bisa menjadi bentuk kegagalan partai politik menyiapkan stok kepemimpinan politik sehingga pilihan yang berkontes menjadi terbatas. Kemudian bisa menjadi semakin pragmatis meraih kekuasaan dan memusatnya relasi kuasa.

Sebetulnya, fenomena tersebut merupakan bagian dari potret memboroskan uang negara untuk membiayai pemilu yang mahal.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

Saya pikir banyak disfungsionalnya ketimbang impact positifnya. Belum lagi kotak kosong sebenarnya akan banyak mematik bentuk politik apatisme publik karena ruang pilihan alternatif itu tidak tersedia.

Menurut saya fenomena itu seharusnya tidak boleh terjadi di politik kekinian sekarang karena itu seharusnya menjadi pilihan paling akhir dan solusi jalan akhir yang terpaksa.

Saya mengingatkan, bila ada kotak kosong semestinya semua harus divealuasi dan merefleksi kembali penyebabnya alami atau sesuatu yang di buat dengan sengaja.

Jika di bikin maka sebenarnya itu adalah petaka dan bukti politik yag tidak sehat dan sudah seharusnya dievaluasi secara komprehensif mengingat jalan meraih kekuasaan seharusnya harus selaras dengan kehendak publik secara luas dan tidak boleh memuasat pada tangan sekelompok orang. Implikasinya akan panjang termasuk juga makna dan legitimasi hasil pemilu itu sendiri.

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU