Kunci Percepatan Pembangunan Bangsa

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 13 Sep 2017 23:29 WIB

Kunci Percepatan Pembangunan Bangsa

Saat ini pembangunan menjadi concern utama negara di dunia. Tidak terkecuali Indonesia yang belakangan ini gencar membangun infrastruktur. Di sisi lain, masalah kebhinekaan kerap menjadi problem bangsa. Jika dibiarkan tentu dapat memecah belah Indonesia. Karena itu, penting sekali memperkokoh politik kebinnekaan. Tujuannya, agar potensi-potensi kebinekaan itu menjadi produktif. Nah, bagaimana caranya? -------------- Sesungguhnya, para kiai dan ulama jauh-jauh hari sudah meletakkan dasar-dasar pembangunan bangsa ke depan. Pertama, stabilitas. Pembangunan tidak mungkin berjalan dengan baik jika stabilitas tidak dapat diwujudkan. Kalau pembangunan tidak berjalan, kesejahteraan dan keadilan juga tidak mungkin menjadi kenyataan. Doktrin politik Ahlus Sunnah wal Jamaah menyatakan bahwa tidak mungkin ada keadilan dan kesejahteraan jika stabilitas tidak terbangun. Kedua, persatuan dan kebersamaan serta persaudaraan. Suatu bangsa juga tidak mungkin membangun dan menjadi maju jika terpecah-pecah dan saling bermusuhan. Persatuan dan persaudaraan yang dibangun dalam kesadaran total sebagai bangsa bermartabat akan mampu mengubah perbedaan yang ada dalam masyarakat menjadi kekuatan perubahan yang luar biasa. Ketika seluruh rakyat dan kelompok masyarakat Indonesia dari berbagai suku, agama, dan budaya sudah mempunyai satu tekad untuk merdeka pada tahun 1945 misalnya, perbedaan-perbedaan yang ada justru menjadi sumber kekuatan yang sangat besar. Dimana kekurangan satu golongan bisa ditutup oleh golongan yang lain. Ketiga, tradisi dan budaya merupakan sumber energy persatuan dan kemajuan bangsa. Seperti pernah dikatakan Nurcholish Madjid (1989), tradisi dan budaya serta warisan-warisan masa lalu adalah sumber pemikiran-pemikiran kreatif. Tanpa warisan masa lalu, proses pemiskinan kultural akan terjadi. pada tahap ini, sikap sosial dan keberagaman masyarakat akan sangat reaksioner dan keras serta kaki. KH Abdurahman Wahid yang sering disebut Bapak Toleransi dan Pluralisme Indonesia pernah mengatakan bahwa, tegaknya pluralism masyarakat bukan hanya terletak pada pola hidup berdampingan secara damai. Karena hal demikian masih sangat rentan terhadap munculnya kesalahpahaman antar kelompok masyarakat yang ada pada saat tertentu bisa menimbulkan disintegrasi. Lebih dari itu, penghargaan terhadap pluralism berarti adanya kesadaran untuk saling mengenal dan berdialog secara tulus sehingga kelompok yang satu dengan yang lain bisa saling memberi dan menerima. Kesadaran semacam inilah yang disebut toleransi plus yang dapat mempercepat pembangunan. Toleransi adalah nilai dan tradisi yang niscaya dalam sebuah masyarakat yang majemuk dan multikultur. Tanpa toleransi, masyarakat akan selalu berada dalam suasana konfliktual yang destruktif dan saling bermusuhan serta penuh arogansi dan tidak stabil. Toleransi juga adalah sesuatu yang bisa membuat perbedaan menjadi kekuatan, mentransformasikan keragaman menjadi keharmonisan. Toleransi memungkinkan masyarakat plural bergerak maju secara dinamis dalam situasi sosial yang damai dan stabil. (ifw)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU