Kurangi Bau Menyengat, Pemasangan Geomembran dan Penanaman Pohon di PLTSa Benowo Dikebut

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 08 Agu 2022 18:14 WIB

Kurangi Bau Menyengat, Pemasangan Geomembran dan Penanaman Pohon di PLTSa Benowo Dikebut

i

Pemasangan geomembran dan penanaman pohon di Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo kian gencar dilakukan.SP/RES

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Untuk mencegah atau meredam bau yang berasal dari sampah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo, pemasangan geomembran dan penanaman pohon di PLTSa Benowo kian gencar dilakukan.

Perlu diketahui, bau itu berasal dari fermentasi sampah yang ada di tempat tersebut. Fermentasi itu menimbulkan gas metan dan sulfur sehingga menyebabkan bau kurang sedap. "Supaya tidak bau, kami lakukan berbagai hal agar nanti di Piala Dunia U-20 2023 mendatang tidak bau,” kata Kepala DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro.

Baca Juga: Jawab Isu Perubahan Iklim, Lamongan Gelar Awarding LH

Pertama, pengelola PLTSa Benowo akan menutup tumpukan sampah itu dengan geomembran, supaya gas yang ditimbulkan oleh sampah itu tidak keluar. Selama ini tumpukan sampah itu memang sudah ditutup geomembran namun sudah ada yang sobek, makanya saat ini dipasangi lagi dan ditutup semuanya.

“Sampai sekarang pengerjaan pemasangan geomembran itu sudah lebih dari 50 persen. Kita terus kebut dan kita targetkan awal September sudah harus selesai semuanya, sudah tertutup semuanya. Karena nanti akan ada inspeksi dari FIFA untuk mengecek hasil pengerjaan ini. Apalagi, kalau ditutup semuanya kan juga lebih cantik secara estetikanya,” ia mengungkapkan.

Baca Juga: DLH Sebut Kualitas Udara di Lamongan Relatif Masih Baik

Kedua, akan ada penambahan methane capture. Sebagai informasi, di TPA itu ada pipa-pipa atau blower yang dipasang di bawah TPA yang bernama methane capture. Alat ini yang kemudian menangkap gas metan dari sampah-sampah itu lalu diolah di generator hingga akhirnya bisa menjadi energi listrik.“Methane capture ini ditambah supaya lebih efektif lagi menangkap gas metan,” ia menuturkan.

Ketiga, sampah-sampah yang baru datang atau sampah harian akan disemprot terlebih dahulu oleh bakteri mikroorganisme untuk menyerap bau-bau yang ditimbulkan dari sampah baru tersebut.“Kita semprot bakteri mikroorganisme, sehingga baunya tidak terlalu menyengat,” ia menekankan.

Baca Juga: Stadion Gelora Bangkalan (SGB) Dipenuhi Sampah Menumpuk, DLH Respon Cepat

Keempat, terus diperbanyak penanaman pohon di sekeliling kawasan TPA. Green belt atau sabuk hijau itu ditanami berbagai macam pohon, mulai dari pohon bambu dan pohon besar lainnya.

Penanamannya pun dibuat bertingkat, sehingga pepohonan itu nantinya akan berbentuk tangga-tangga dan sampah yang ada di TPA itu tidak akan terlihat dari jalan raya yang baru dibangun.“Penanaman pohon itu sudah dikebut sejak bulan lalu, dan saat ini sudah ada sekitar 3.500 lebih pepohonan yang kita tanam,” ia menguraikan.res

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU