Lagi, Oktober 2020 Jatim Alami Deflasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 02 Nov 2020 20:14 WIB

Lagi, Oktober 2020 Jatim Alami Deflasi

i

Oktober 2020 Jawa Timur alami deflasi 0,02 persen setelah sebelumnya pada September 2020 deflasi sebesar 0,15 persen .SP/SP

SURABAYA PAGI, Surabaya - Oktober 2020 Jawa Timur mengalami deflasi 0,02 persen setelah sebelumnya pada September 2020 deflasi sebesar 0,15 persen. Sementara dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, empat kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi.

Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, mengatakan Inflasi terjadi di Jawa Timur selama Oktober 2020, empat kota mengalami inflasi dan empat kota   mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi yaitu Probolinggo sebesar 0,15 persen, kemudian diikuti  Madiun 0,11 persen, Banyuwangi 0,07 persen, dan Jember 0,01 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yaitu Sumenep sebesar 0,07 persen, kemudian diikuti Malang 0,06 persen  Kediri 0,05 persen, dan Surabaya sebesar 0,02 persen.

Baca Juga: Triwulan II 2023, Pertumbuhan Ekonomi Jatim Capai 5,24 Persen

“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkanoleh turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,17 persen, kelompok perumahan, air,listrik,  dan bahan bakar rumah tangga 0,06 persen, kelompok transportasi 0,21 persen,  kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,02 persen, dan   kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,18 persen.,” ujar Dadang Hardiwan  dalam konferensi pers melalui vidio live virtual, Senin (02/11/2020).

Menurut Dadang, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga Oktober 2020 antara lain: angkutan udara, mangga, emas perhiasan, apel, semangka, tarip listrik,  alpukat, daging sapi, daging ayam ras, dan wortel.

Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki 0,10 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, kelompok rekreasi,   olahraga, dan budaya sebesar 0,52 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,45 persen. Sementara kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga tidak mengalami perubahan.

Baca Juga: Juli 2023, Nilai Tukar Nelayan Jatim Naik 1,77 Persen

Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga:  bawang merah, cabai merah, juice buah siap saju, vitamin, kue kering berminyak, minyak goreng, ayam bakar, mainan anak, cabai rawit dan buah jeruk.

“Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2020 sebesar 0,72 persen dan   tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) sebesar 1,39 persen,” tutur Dadang. 

Baca Juga: Inflasi Jatim pada Juli 2023 Tembus 4,11 Persen

Selama Oktober 2020, dari 6 ibukota provinsi di  Pulau Jawa, lima kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Semarang yaitu sebesar 0,20 persen, kemudian diikuti Yogyakarta dan Bandung masing-masing sebesar 0,08  persen, Serang sebesar 0,03 persen, dan   DKI Jakarta sebesar 0,01 persen. Sedangkan yang mengalami deflasi yaitu Surabaya sebesar 0,02 persen. Arf

 

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU