Lamongan Kenalkan Pembasmian Hama Blas Melalui Udara Manfaatkan Drone

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 02 Jun 2022 19:03 WIB

Lamongan Kenalkan Pembasmian Hama Blas Melalui Udara Manfaatkan Drone

i

Bupati saat mencoba mengoperasikan Gerdal pesawat tanpa awak untuk kendalikan hama. SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Petani di Lamongan mulai terus dilakukan pengenalan teknologi terbaru, dalam membantu meningkatkan produksi hasil petani, salah satunya dengan mengenalkan pesawat tanpa awak (Drone), untuk pembasmi hama dan penyakit tanaman melalui udara.

Pengenalan pengendalian hama blas dengan gerdal/penyemprotan menggunakan agensi hayati itu dilakukan di  lahan seluas 10 hektar, yang berada di Desa Blawirejo Kecamatan Kedungpring, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga: Bupati Lamongan Berangkatkan 3 Bus Balik Gratis

Cara ini disinyalir lebih cepat dan tak berlangsung lama, karena dilakukan dengan sistem pembasmi hama dan penyakit tanaman melalui udara dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak (Drone).

Diungkapkan Bupati Yuhronur Efendi, sesaat sebelum melakukan penyemprotan dengan drone, selain gerakan pengendalian penyakit dengan agensi hayati juga perlu dibantu dengan teknologi pertanian modern dan canggih. Sehingga terjadi efisiensi biaya maupun waktu.

“Saya harap kedepan modernisasi pertanian harus dibantu dengan peralatan modern dan canggih seperti yang kita lakukan sekarang. Ini adalah sebuah pengenalan kepada masyarakat mulai dari pengolahan sampai pasca panen kita kenalkan teknologi pertanian,” tuturnya.

Meski saat ini baru dikenalkan di wilayah Kedungpring, Bupati Yes berharap akan segera dikembangkan di seluruh Lamongan. Selain itu beliau juga meminta pendampingan kepada para petani supaya produktivitas Lamongan sebagai penyumbang padi terbesar ke lima di Indonesia dapat terus terjaga.

Baca Juga: 110 ASN Diambil Sumpah, Bupati Pesan Agar Pelayanan Publik Harus Berkualitas

Secara terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian (KPP) Sukriyah menjelentrehkan, hingga bulan ini luasan tanam padi di Lamongan berada di angka 116.519 hektar dengan luasan panen sudah mencapai 68.238 hektar. Artinya masih ada 48.281 hektar tanaman belum panen yang harus dijaga agar bisa panen pada waktunya.

“Mengingat kelembaban dan temperatur di Kabupaten Lamongan masih relatif tinggi, masih sering terjadi mendung menggumpal diprediksi ada beberapa penyakit salah satunya blas ini,” tuturnya.

Sukriyah juga mengungkapkan, kegiatan dalam rangka mitigasi dan pencegahan serta penanganan serangan blas juga diperlukan satu komitmen gerakan pengendalian bersama yang efektif yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Lembaga Sosial Terus Diberdayakan Untuk Bisa Turunkan Angka Kemiskinan

Selain efektif dalam penggunaan pupuk, lanjut Sukriyah, dengan menggunakan drone juga dapat menghemat biaya dimana dalam 1 hektar tanah hanya memerlukan waktu 10 menit. “Dengan penyemprotan melalui drone ini akan semakin efektif dan efisien. Semoga teknologi modern ini semakin memudahkan petani,” imbuhnya.

Penyakit blas atau busuk leher sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur pylicularia grisea. Jamur ini dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi, mulai dari fase pembibitan sampai pada fase generative (produktif). Jika tidak segera ditangani hal tersebut mengakibatkan penurunan hasil pertanian dan perkebunan yang dapat mengancam ketahanan pangan di Indonesia. jir

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU