Lapas Mojokerto Gelar Doa Bersama dan Napak Tilas Harlah 100 Tahun NU

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 06 Feb 2023 14:50 WIB

Lapas Mojokerto Gelar Doa Bersama dan Napak Tilas Harlah 100 Tahun NU

i

Lapas Mojokerto gelar doa bersama dan napak tilas satu abad berdirinya NU.

SURABAYA PAGi.COM, Mojokerto - Gaung peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) kental terasa di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto, Senin (6/2) pagi.

Ratusan warga binaan pemasyarakatan (WBP) memberikan penghormatan dengan melaksanakan doa bersama dan napak tilas perjuangan pendiri NU KH. M. Hasyim Asyari.

Konon dulunya, sel nomor 2 Lapas Mojokerto menjadi saksi perjuangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari dalam memperjuangkan Islam di Nusantara.

Pada Senin 11 April 1943, pengasuh Pesantren Tebu Ireng ini dikirim oleh tentara Jepang dari penjara Jombang ke Penjara Poerwo Tengah Mojokerto tepatnya di sel nomor dua tersebut.

Hingga kini sel tahanan seluas 4x4 meter persegi itu masih kokoh dan menampung 18 tahanan dari berbagai kasus. Terlihat di sudut dinding kamar sel bercatkan warna hijau itu tertata kitab suci Al-Quran dan sajadah milik para WBP.

Ketua Tanfidz PC NU Kabupaten Mojokerto KH, Abdul Adzim Alawy usai doa bersama dan memberikan tausiyah di Mushola Lapas Mojokerto mengatakan Lapas Mojokerto menjadi satu-satunya Lapas yang ikut menghormati seabad berdirinya NU.

"Ini tak lepas dari upaya Kalapas Mojokerto, mudah-mudahan kegiatan ini bisa memberikan pertolongan di hari kiamat nanti," ujarnya.

Ia menyebut, di hari kiamat nanti hanya ada tiga golongan saja yang mampu memberikan pertolongan yakni para anbiyak, syuhadak dan ulama.

"KH. Hasyim Asy'ari adalah salah satu ulama besar di negeri ini. Semoga dengan ikut memulyakan ormas yang didirikannya, akan memberi kita pertolongan saat hari akhir nanti," ungkapnya.

Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Mojokerto Dedy Cahyadi mengatakan selama ini Lapas yang di pimpinnya menjalin kerjasama yang baik dengan NU terkait pembinaan WBP.

"Sebagian besar penghuni lapas adalah warga nahdliyin, makanya kita memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut merayakan seabad NU. Selain itu juga, Lapas Mojokerti juga punya sejarah luar biasa dengan tokoh pendiri NU," terangnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini sebagai penghormatan untuk keberadaan bukti sejarah napak tilas KH. M. Hasyim Asyari yang dilakukan pertama kali dalam Lapas.

Dimana perjuangan pendiri ponpes Tebu Ireng tak hanya untuk NU, tapi juga memperjuangkan Republik Indonesia (RI).

"Kita di Lapas Mojokerto kebetulan ada bukti sejarah napak tilas Mbah Kiai, yang pernah ditahan saat masa penjajah Jepang. Ini bukti sejarah perjuangan bukan hanya untuk NU saja, melainkan perjuangan bagi Republik Indonesia," ucap Dedy.

Dirinya berharap, dengan adanya sinergitas pembinaan WBP bersama keluarga besar PCNU Mojokerto mampu membuat penghuni mendapatkan karomah dan keberkahan almarhum KH. M. Hasyim Asyari untuk menjadi pribadi yang baik.

"Semoga WBP bisa mengambil hikmah dan keberkahan (KH. M. Hasyim Asyari) yang dimuliakan sebagai kekasih Alloh SWT dalam memperjuangkan Islam di dalam Lapas. Siapa pun yang berada dalam Lapas ini bukan berarti menjadi akhir segalanya buat mereka tidak bisa menjadi pribadi lebih baik lagi," pungkasnya.

Saat ini, total ada 967 warga binaan pemasyarakatan (WBP), 30 diantaranya tahanan wanita. Sedangkan 16 tahanan laki-laki dan 1 tahanan wanita beragama nasrani. Dwi

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU