Lemahkan Aksi Demo Dualisme Kepemimpinan, Mahasiswa Unisla Banjir Ancaman

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 24 Mei 2023 19:07 WIB

Lemahkan Aksi Demo Dualisme Kepemimpinan, Mahasiswa Unisla Banjir Ancaman

i

Ratusan mahasiswa Unisla saat menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor rektorat. SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Aksi mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Unisla) yang beberapa kali turun aksi menyoal dualisme kepemimpinan di kampus hijau itu langkahnya semakin berat. Bagaimana tidak, selain mahasiswa harus memagari dirinya tidak masuk dalam pusaran konflik dengan memilih netral,  kini mahasiswa harus menuai ancaman yang dilakukan oleh salah satu kubu.

Ancaman yang konon dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di lingkungan Kampus Unisla itu, diungkap oleh mahasiswa Unisla yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisla Lamongan, saat melakukan aksi demo di depan kantor rektorat Kampus Unisla di Jalan Veteran pada Rabu, (24/5/2023).

Baca Juga: APMP Jatim Gelar Aksi di Kantor KPU Bangkalan

Chelvin panggilan akrabnya menyebutkan bahwa beberapa mahasiswa diintimidasi terkait kekritisan melihat fenomena yang terjadi di Unisla. Ancaman yang didapat oleh mahasiswa juga beragam, mulai ancaman soal nilai akademik, ancaman psikis, juga difitnah telah melakukan aksi demo atas titipan pihak tertentu. 

"Dalam penyampaian aspirasi ini, tindakan kami dipolitisasi oleh salah satu kubu, padahal mahasiswa tidak memihak siapapun, kami turun aksi untuk meminta pertanggungjawaban dari rektorat dan yayasan atas dualisme kepemimpinan yang membuat civitas akademika universitas menjadi tidak kondusif," tegas Chelvin.

Lebih jauh Chelvin dalam orasinya menyampaikan ancaman yang didapat mahasiswa itu dari pesan rantai melalui WhatsApp sebelum melakukan aksinya. Ancaman yang sudah diprint out dan ditempelkan di ruangan-ruangan rektorat tersebut bunyi ancaman beragam, diantaranya, "sebagaimana yang sering saya sampaikan bahwa sampean g usah ikut2 permasalahan di kampus saat ini. G usah bila si A atau si B. Cukup anda belajar, kuliah, baca buku, kerjakan tugas. Jadi besok tetap masuk kuliah seperti biasa. Mohon ketua kelas mengkondisikan"

Ada lagi, bentuk pesan singkat yang didapat mahasiswa diantaranya, "Diberitahukan untuk seluruh mahasiswa besok perkuliah tetap masuk, jangan mengikuti aksi yang dilakukan oleh BEM, DPMU, karena aksi itu sudah ditunggangi oleh pihak -pihak".

 

Baca Juga: Demo Tuntut KPK Putuskan Status Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Ancaman melalui pesan singkat WhatsApp di print out dan ditempel di dinding kampus.

 

Yang bikin mahasiswa semakin geram kata Chelvin, ada pesan singkat yang mengancam "lek elu demo nilaine gak metu (Kalau ikut demo nilainya tidak keluar red)"

Assalamualaikum.....mba mas....besok tetep ada perkuliahan fuul. Tidak perlu ikut aksi yaa

Baca Juga: Berkah Ramadhan, 1000 Anak Yatim dan Disabilitas Lamongan Terima Santunan

Ketua Hima besok menemui pak wadek jam 10.00: kalau sakit harap menunjukan surat dokter.

Atas ancaman yang didapat itu, pihaknya dalam mahasiswa sangat mengecam keras adanya intimidasi maupun intervensi kepada mahasiswa, apalagi sebelumnya juga dari kedua pemimpin sudah menandatangani perjanjian dimana tidak boleh ada intervensi maupun intimidasi kepada seluruh mahasiswa.

"Tentu kami sangat mengecam atas tindakan ancaman yang kami peroleh dan kami rasakan, padahal kami menyampaikan pendapat ini dilindungi oleh UUD  1945 Pasal 28 dan 28E ayat (3) yang menyatakan setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Tapi nyatanya malah dari bawahannya yang melanggar," ungkapnya. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU