Lokalisir Hewan Ternak, Kini 72 Sapi di Lamongan Mulai Sembuh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 16 Mei 2022 15:27 WIB

Lokalisir Hewan Ternak, Kini 72 Sapi di Lamongan Mulai Sembuh

i

Sapi di wilayah Tikung ini sempat terindikasi PMK dan kondisi sekarang sudah mulai membaik dan sembuh. SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Penanganan cepat dilakukan oleh Pemkab Lamongan dan Pemprov Jatim, salah satunya dengan melokalisir hewan, meliburkan Pasar Hewan agar kasus tidak sampai meluas, dan hasilnya kini sudah ada 72 sapi yang dinyatakan sudah mulai sembuh.

Penanganan cepat ini dilakukan seperti disampaikan oleh bupati Yuhronur Efendi, setelah adanya temuan indikasi terjangkitnya PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada ternak sapi di Lamongan."Sudah ada 72 sapi yang mulai sembuh," kata bupati saat menerima  kunjungan tim Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair di Guest House pada Sabtu (14/5) lalu.

Baca Juga: Bocah di Lamongan Tewas Tenggelam di Telaga

Disebutkan olehnya, meski saat ini ada 72 sapi yang mulai sembuh, upaya penanganan dan pencegahan kepada ternak di Lamongan terus dilakukan. Salah satunya dengan memberikan  antibiotik, vitamin, dan desinfektan, lokalisir sapi berupa penutupan 2. 

Selain itu Pemkab Lamongan juga  terus berkoordinasi dengan Polres untuk mengontrol keluar masuk sapi dengan baik, telah dan terus dilakukan. Hal tersebut terbukti efektif mempercepat penanganan dan mencegah penyebaran virus PMK di Lamongan.

Sebagaimana diketahui berdasarkan data dari Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan, wilayah penularan PMK di Kabupaten Lamongan berada di 22 desa di 8 kecamatan, dengan jumlah populasi ternak terjangkit sejumlah 149 ternak, dimana 72 diantaranya sudah pulih dan 5 ternak mati.

"Per tanggal 13 sesuai laporan, ada sekitar 149 sapi yang terjangkit, meski ada 5 yang mati, namun berita baiknya ada 72 sapi yang sudah sembuh. Kita terus melakukan tindakan-tindakan oleh Dinas Peternakan Lamongan dengan pengobatan 3 suntikan dan membersihkan kukunya dengan formalin (disinfektan pembunuh hama)," ungkapnya.

Ditambahkan bupati penyebarannya di Kabupaten Lamongan relatif terkendali. Sapi-sapi yang sebelumnya mengalami pengurangan nafsu makan dan tidak bisa berdiri, saat ini sudah mulai membaik.

Baca Juga: Kupatan Tanjung Kodok, Lestarikan Tradisi dan Promosi Wisata Lamongan

"Alhamdulillah menurut laporan tim satgas penanganan yang ada di Tikung, sapi yang mendapatkan suntikan dan perawatan nafsu makannya meningkat dan sudah bisa berdiri, dan Artinya PMK ini bisa diobati," terangnya.

Lebih jauh kata bupati, penularan PMK  juga tidak begitu cepat di Lamongan, yang mana diketahui di awal PMK masuk ada sekitar 100 lebih sedikit yang sakit, dan sekarang penambahannya 149 sapi dari populasi  357 ternak di wilayah penularan.

Sementara itu, bupati menyambut baik kedatangan FKH Unair untuk membantu mencegah penyebaran virus PMK di Lamongan. "Terimakasih atas niat baik dari FKH Unair untuk membantu menangani kasus PMK di lapangan. Kita akan tetap berkoordinasi dengan baik sehingga penanganan ini bisa seragam dan serentak baik yang dilakukan di Lamongan maupun yang di tempat lain,"harapnya.

Baca Juga: Hari Pertama Masuk, Layanan Publik Lamongan Mulai Beroperasi

 

Diungkapkan pimpinan tim FKH Unair Profesor Fedik Abdul Rahman, bahwa kedatangannya beserta rombongan yang terdiri dari dosen, mahasiswa, hingga alumni FKH Unair ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di Lapangan.

"Rencana kami nanti dari mahasiswa ini kita serentak menyebar ke kecamatan-kecamatan yang terjangkit PMK sesuai data. Harapan kami kasus ini secepat mungkin di eliminated, jangan sampai menyebar ke kambing dan domba. Ini lah yang kita cegah," jelasnya. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU