Luhut Jalin Kerja Sama Baterai Kendaraan Listrik dengan Australia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 14 Feb 2023 12:58 WIB

Luhut Jalin Kerja Sama Baterai Kendaraan Listrik dengan Australia

i

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat bertemu dengan para pengusaha lithium dari Australia di KJRI Perth, Senin (13/2/2023). Foto: Instagram (@luhut.pandjaitan).

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjajaki kerja sama baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dengan negara Australia. Hal itu sebagai upaya mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi raja baterai EV di dunia.

Maka dari itu, Luhut melakukan pertemuan dengan para pengusaha Lithium Australia yang dijembatani antara Australia Indonesia Business Council bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Perth di Perth, Australia pada Senin (13/2/2023).

Baca Juga: Okupansi Pesawat dan Hotel Singapura Naik Gegara Taylor Swift, Luhut Bakal Adakan Konser Tandingan

Luhut menuturkan, meskipun Indonesia kaya akan nikel, hal itu belum mampu menjadikan Indonesia sebagai raja baterai kendaraan listrik dunia. Pasalnya, kata Luhut, Indonesia tidak punya Lithium yang notabene menjadi bahan utama pengembangan industri baterai EV.

Di sisi lain, Australia merupakan kandidat terbaik dan partner potensial untuk mengembangkan Industri Baterai EV karena setengah lithium dunia berada di Australia.

"Di hadapan para pengusaha lithium, saya sampaikan bahwa Australia adalah kandidat terbaik dan partner potensial kami untuk mengembangkan industri baterai EV karena setengah dari lithium dunia ada di negeri Kangguru," tulis Luhut di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Senin (13/2/2023).

Selain itu, ia pun turut membawa beberapa BUMN di sektor sumber daya mineral untuk bertemu dan menjajaki langsung kerja sama dengan para pengusaha lithium di Australia.

“Dalam momentum ini, saya juga mengajak beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor sumber daya mineral untuk bertemu dan menjajaki langsung potensi kerja sama dengan para pengusaha lithium di negeri kanguru,” kata Luhut.

Menurutnya, Indonesia perlu mendapatkan kepercayaan agar bisa bekerjasama dengan Australia, di antaranya dengan mempertimbangkan beberapa kemudahan kebijakan yang akan Indonesia berikan. Namun, di sisi lain hal itu tetap dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan.

"Kami sadar bahwa cita-cita menjadi 'raja' baterai kendaraan listrik dunia bukan hal yang mudah. Maka dari itu rasanya perlu memiliki mitra kerjasama yang saling percaya dan mendukung, memberi masukan dalam mewujudkan regulasi yang lebih baik," ujarnya.

Ia juga berharap adanya investasi yang lebih terbuka sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja kedua negara. Hal ini demi tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Menko Marves Luhut Jadi Ketua Pengarah Pengembangan Industri Gim Nasional

Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan Indonesia bukanlah negara yang sama dengan Indonesia puluhan tahun lalu. Ia menegaskan, Indonesia tengah berada di jalur untuk melakukan transformasi besar-besaran meskipun banyak negara yang memandang Indonesia sebelah mata.

"Saya selalu katakan bahwa Indonesia hari ini bukan Indonesia puluhan tahun yang lalu. We're on our way to making a major transformation. Meskipun masih banyak negara masih menganggap kami sebelah mata, namun tidak sedikit yang mengapresiasi perubahan besar Indonesia karena mampu bertahan dalam kondisi sulit dampak gejolak perekonomian global," terangnya.

Kepada pengusaha lithium dari Negeri Kangguru tersebut, Luhut mengatakan bahwa faktor kunci dari resiliensi perekonomian Indonesia adalah pengembangan industri hilirisasi mineral yang bernilai tambah tinggi menjadi fokus pemerintah untuk mempercepat komitmen global dalam transisi energi.

Salah satu wujudnya adalah industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang juga sering disebut sebagai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Faktor kunci dari resiliensi perekonomian Indonesia di tahun 2022 adalah pengembangan industri hilirisasi mineral yang bernilai tambah tinggi," tuturnya.

Baca Juga: Tom Lembong Warning Luhut: Jangan Banyak Omong!

Australia pun menyatakan dukungannya untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen baterai lithium dunia. Kedua negara pun berencana untuk bersama-sama mengembangkan industri baterai EV dengan tetap bertanggung jawab terhadap faktor lingkungan.

Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebelumnya mengatakan, produksi baterai mobil listrik di Indonesia akan dimulai pada awal 2024. Hal itu ia sampaikan usai rapat Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (13/1/2023) lalu.

 "Direncanakan tahun 2024 produksi (baterai mobil listrik) kita sudah mulai berjalan di awal, di semester pertama 2024 yang dibangun oleh LG di Karawang. Yang kedua, ekosistem dari hulu ke hilir antara CATL dan LG juga tahun ini sudah mulai konstruksi," kata Bahil.

Bahlil menyebut, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, termasuk baterai, diperlukan untuk menjaga agar pasar besar yang dimiliki oleh Indonesia tidak dipenetrasi oleh produk-produk dari luar negeri. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU