Mafia Dibelakang Sambo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 18 Sep 2022 21:05 WIB

Mafia Dibelakang Sambo

Dalam acara Kick Andy Double Check Metro TV, yang  dipandu presenter Metro TV Aviani Malik, Minggu (18/9/2022) malam, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, bicara banyak hal tentang Polri yang saat ini menjadi sorotan publik. Ini buntut serangkaian peristiwa pidana yang melibatkan anggotanya antara lain kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dilakukan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, dan polisi tembak polisi di Lampung beberapa waktu lalu.

“Peristiwa Duren Tiga, khususnya, memang menyita perhatian dan setiap harinya diikuti masyarakat, karena memang ini peristiwa  jadi ‘pembicaraan di warung kopi’. Ini menjadi komitmen kami, sesuai arahan dari Presiden untuk membuat terang peristiwa yang ada,” kata Listyo.

Baca Juga: Kapolres Pasuruan Kota Berhasil Ungkap Kasus Pembunuhan hingga Curanmor di Bulan Ramadhan

Seperti yang kita lihat, memang dari proses yang ada. Pada saat dan setelah terjadi peristiwa, bagaimana kemudian muncul informasi terakhir dengan kejanggalan-kejanggalan. Sebab itu, saya memutuskan untuk membentuk tim khusus yang terdiri dari beberapa pejabat utama di Polri.”

Sigit mengakui kasus Duren Tiga tidak sesederhana seperti yang menjadi dugaan awal. Bahkan, saat tim khusus telah dibentuk dan bekerja pada sepekan awal, ia mengatakan tidak seperti yang diharapkan.

Sigit juga mengakui jika FS berusaha mempertahankan skenario palsu, termasuk ke dirinya. “Ada upaya-upaya dari FS pada saat itu untuk mempertahankan skenario awal, karena kemudian ada dua skenario atau versi. Peristiwa yang disampaikan FS ialah terkait dengan tembak-menembak. Namun, di belakangnya ditemukan peristiwanya bukan seperti itu, melainkan peristiwanya ialah penembakan pada Brigadir Yosua. FS ketika itu berusaha mempertahankan skenario awal ke banyak pihak. Termasuk ke saya.”

Jenderal berusia 53 tahun ini menjelaskan sudah tancap gas untuk menjalankan program transformasi menuju Polri yang presisi, sejak awal menjabat Kapolri.

Sigit juga mengakui jika ada budaya yang kerap dilakukan banyak oknum di instansi itu yang sebenarnya mencederai masyarakat.

“Ini saatnya kita berubah dari zona nyaman, yang dianggap teman-teman itu tadinya ialah hal benar, tetapi di mata publik itu hal yang sebenarnya mencederai masyarakat,” tukasnya.

“Seperti apa contohnya yang dianggap benar (oleh polisi)?” tanya Aviani.

“Ya pungli misal. Budaya setor pada atasan. Terkait dengan hal-hal itu, kami sudah lama lakukan penindakan. Kami mutasi. Sudah ada beberapa kapolda, kapolres, dan direktur yang kami pindahkan karena hal-hal tersebut. Ada hampir 25-30 orang, sebelum kasus Sambo,” ungkap Sigit. Nah Surabaya Pagi, menurunkan analisa berita dari kuasa hukum keluarga Brigadir J. Berikut analisisnya:

 

 

 Saya percaya keberadaan mafia di belakang Ferdy Sambo. Ini yang membuat tersangka kasus penembakan Brigadir J itu punya posisi yang cukup kuat di Kepolisian.

Tak hanya para mafia, ternyata banyak orang penting di balik posisi strategis Ferdy Sambo.

Karena itulah, meskipun sudah dicopot dari Satgas Merah Putih bahkan dipecat dari Polri, Ferdy Sambo masih ditakuti para jenderal.

Bahkan para jenderal dengan jumlah lebih tinggi dibanding Ferdy Sambo.

Jenderal bintang tiga, jenderal lainnya, mereka pun takut pada Sambo.

Baca Juga: Dua Pelaku Pembunuhan di Pakis Berhasil Diringkus Satreskrim Polres Malang

Saya juga punya pertimbangannya sendiri kenapa para jenderal itu takut kepada Ferdy Sambo yang pangkatnya lebih rendah dibanding mereka?.

Ini hasil saya mempelajari penyebab ketakutannya. Jadi rupanya dibelakang Ferdy Sambo  banyak kekuasaan tinggi.

Baik kekuasaan di institusi kepolisian maupun kalangan menteri maupun DPR, ada juga keterlibatan mafia-mafia.

Itulah yang disebut-sebut sebagai penyebab kenapa Ferdy Sambo begitu ditakuti.

Seperti disebut di awal, saya katakan keterlibatan mafia terkait besarnya kekuasaan Ferdy Sambo.

Saya bilang memang ada keterlibatan mafia. Dalah satu jet pribadi yang dipakai oleh Brigjen Hendra, adalah milik seorang mafia RBT.

Wajar karena ada keterlibatan mafia bukti seorang BJP punya fasilitas pesawat pribadi.

Ada kekuatan dari Ferdy Sambo, ia itu tangan kanannya Kapolri. Hal yang saya tahu Kadiv Propam tukang pukulnya Kapolri, dimana Kapolri pergi dia ikut, Ferdy Sambo jaman dulu pergi ke istana itu kapolri, disitu ada Kapolri disana ada Ferdy Sambo.

Baca Juga: Dipenuhi Kejanggalan, Saksi Perampokan Tragis di Desa Imaan Gresik Ditemukan Tewas di Kebun Jagung

Maka itu, wajar kalau Ferdy Sambo punya kekuasaan tinggi.

Tentulah pegang kekuasaan tinggi khususnya Propam sebagai penjaga etika dan garda terdepan menegakan disiplin, tentu dia bisa mencopot para jenderal baik di Kapolda, Kapolda bahkan satu dua tingkat di atasnya.

Dan dari Ferdy Sambo yang disebut dikelilingi mafia judi .

Misal Jet Pribadi Yang Dipakai Brigjen Hendra Kurniawan saat Kunjungi Keluarga Brigadir J Difasilitasi Mafia Judi. Ini contoh keberadaan mafia di belakang Ferdy Sambo.

Ini yang saya sebut tersangka kasus penembakan Brigadir J itu punya posisi yang cukup kuat.

Tak hanya para mafia, ternyata banyak orang penting di balik posisi strategis Ferdy Sambo.

Karena itulah, meskipun sudah dicopot dari Satgas Merah Putih bahkan dipecat dari Polri, Ferdy Sambo masih ditakuti para jenderal.

Bahkan para jenderal dengan pangkat lebih tinggi dibanding Ferdy Sambo. rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU