SURABAYAPAGI.COM, Riyadh - Kini, Saudi mulai berubah. Pohon-pohon Natal dipajang di tempat terbuka seperti mal mal di Riyadh hingga kafe-kafe lokal. Hiasan pohon natal juga di rumah, tapi tidak ada hiasan di jalan-jalan. Apalagi gereja, sebab sampai Natal 2022, belum ada gereja.
"Anda tak melihat pepohonan dengan segala hiasannya di ruang publik. Namun, Anda bisa melihat pohon yang dijual dengan dekorasi dalam kotak," kata Obaidi, warga Libanon, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (24/12/2022).
Baca Juga: Tentara Bayaran WNI di Ukraina, Bisa Propaganda Rusia
Obaidi yang tinggal di Riyadh menyampaikan kalau negaranya sedang mengalami perubaha besar. "Pesan yang disampaikan adalah aman mengakui Natal. Jadi, ini adalah perubahan besar," lanjut Obaidi.
Pengalaman serupa juga dirasakan Fadi Al-Shatri. Di tahun-tahun sebelumnya, ia dan keluarga harus pergi ke London, Inggris untuk merayakan Natal.
Namun, sekarang ia tak perlu terbang ke negara lain untuk bisa bersuka ria dalam Natal, termasuk membeli dan menghias pohon khas perayaan agama ini di rumah. "Pohon ada di rumah keluarga [di Inggris], bahkan ada di rumah Saudi. Orang-orang boleh menikmati dan merayakan tradisi agama lain," ujar Al-Shatri.
Saudi Longgarkan Norma Budaya
Praktis sejak Mohammed bin Salman (MbS) menjadi putra mahkota, Natal di negara yang terkenal konservatif ini tak lagi tabu. Ia melakukan sederet gebrakan, termasuk merevisi aturan agama, sesuai Visi 2030.
Dalam Visi 2030, MbS mengizinkan perayaan agama, festival musik, dan festival lain. Pengamat menilai, berdasarkan visi tersebut, Saudi memang melonggarkan norma dan budaya demi ekonomi.
Baca Juga: UNESA Gandeng Universitas Islam Madinah Perkuat Mutu Pendidikan dan Jaringan Internasional
Tak ada Libur
Menurut harian Arab News, Minggu (25/12/2022), salah satu ciri khas perayaan Natal di Saudi yakni tak ada libur bagi umat Kristen. Di pagi hari, mereka tetap bekerja di kantor.
Di Saudi, saat malam Natal juga tak ada ucapan secara resmi. Namun, beberapa warga mendekorasi rumah dengan lampu kelap-kelip dan pohon Natal untuk mengisyaratkan mereka merayakan hari besar itu.
Usai mendekorasi rumah, sesama umat Kristen akan bertemu dan berkumpul di suatu tempat dan doa bersama.
Baca Juga: Pesawat Japan Airlines Tabrak Pesawat, 400 Penumpang Selamat
Tak Pergi ke Gereja
Bagi seseorang yang menjadi tuan rumah untuk perayaan Natal, ia harus memiliki pohon Natal. Biasanya, pohon itu berhias lampu, ornamen bintang kecil, dan bel.
Setelah Malam Natal selesai, di pagi hari, mereka tak pergi ke gereja. Saudi hingga kini belum memiliki tempat ibadah itu secara resmi.n CNN/arb/erc/rmc
Editor : Moch Ilham