Mandi di Air Terjun Sedudo, Nyawa Arek Kebangsren Surabaya, Melayang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 15 Feb 2023 20:35 WIB

Mandi di Air Terjun Sedudo, Nyawa Arek Kebangsren Surabaya, Melayang

i

Petugas saat melakukan olah TKP di lokasi kejadian.

SURABAYAPAGI.COM, Nganjuk - Ada baiknya ketika musim hujan sedang deras-derasnya seperti ini alam. Paling tidak, apa yang terjadi di Air Terjun Sedudo Kabupaten Nganjuk, tak menimpa kita.

Rabu (15/2/2023), rekaman video detik-detik longsor di Air Terjun Sedudo viral di media sosial. Satu wisatawan tewas akibat tertimpa material longsor, saat mandi di air terjun tersebut.

Baca Juga: Rumah Warga di Bojonegoro Terancam Longsor Tergerus Banjir Bengawan Solo

Dalam rekaman video yang beredar, terlihat empat orang wisatawan asyik mandi di bawah derasnya air terjun yang ada di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Tiba-tiba saja, material longsor jatuh dan langsung menimpa para wisatawan tersebut.

Wisatawan yang tewas diketahui bernama Agus Setiawan (43), warga Kalianget, Kabupaten Sumenep. "Ya benar terjadi longsor di Air Terjun Sedudo, mengakibatkan satu korban tewas," ujar Kapolsek Sawahan, AKP Bambang Dwi, Rabu (15/2/2023).

Bambang menambahkan, longsor terjadi saat korban bersama keluarganya tengah asyik mandi di bawah guyuran air terjun. Sebelum longsor terjadi, pengelola tempat wisata tersebut, sudah mengingatkan korban agar tidak mandi, namun tidak diindahkan.

Usai terjadinya longsor yang mengakibatkan satu wisatawan tewas, tempat wisata Air Terjun Sedudo langsung ditutup. Polisi juga memasang garis polisi di pintu masuk tempat wisata tersebut, untuk kepentingan penyelidikan.

 

Keluarga Syok

Terpisah,  Sidadi (74) tampak sedih. Ia merupakan ayah almarhum Agus Setiawan.

Ditemui di rumahnya di Kebangsren Gang 2 No. 32, Kota Surabaya, Sidadi membenarkan bahwa mendiang anaknya memang tengah berwisata bersama rombongannya. Mereka berangkat pada Selasa (14/2).

Baca Juga: BPBD Probolinggo Serahkan Bantuan Logistik Kepada Korban Longsor

"Tujuannya memang untuk wisata. Sama lima orang, sama istri sama teman, keluarga ndak ada," kata Sidadi, Rabu (15/2/2023).

Menurut Sidadi, seusai berwisata dari Sedudo rombongannya akan langsung pulang ke Surabaya. Namun takdir berkata lain, anaknya itu justru pulang diantar ke rumah sudah tak bernyawa.

"Rencananya mau langsung pulang, tapi ada musibah, di air terjun kejatuhan pohon mengenai anak saya," ujar Sidadi.

Sidadi menambahkan jenazah anaknya tiba di Surabaya pada pukul 22.00 WIB. Selanjutnya jenazah dimandikan dan diberangkatkan ke Sumenep untuk dimakamkan.

"Dimakamkan di Sumenep, di rumah istrinya. Sudah dimakamkan kalau nggak salah tadi malam berangkat dari sini pukul 23.00 WIB sampai sana pukul 03.00 WIB baru dimakamkan langsung," jelasnya.

Baca Juga: Pemerintah Tutup Mata Soal Tanggul Sungai Gunting di Jombang Kritis, Rumah Warga Terancam Hanyut

Sidadi juga tak merasakan apa-apa sebelum ditinggal anak ketiga dari lima bersaudara itu. Namun, saat berangkat, Agus tak biasanya pergi tanpa pamit. Hal itulah yang membuat tangisnya pecah ketika menceritakan.

"Kalau saya ya pusing, tidak bisa merasakan. Biasanya kalau pergi dia pamit, tapi ini ga pamit, langsung pergi. Jadi saya sampai pusing mikir anak saya ini. Kok bisa kejadiannya kayak gini," paparnya.

Dia mengaku sangat terpukul ditinggal anaknya di usia 43 tahun. Apalagi sampai saat ini, almarhum juga belum dikarunia anak meski sudah menikah belasan tahun.

"Semua yang datang ke sini tanya anak saya. Mau mengutarakan gimana? Sangat terpukul," tandas Sidadi. san/ham/ril

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU