Mantan Satpam yang Eksis Berbisnis Tenun Ikat Woro Putri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 25 Apr 2021 12:31 WIB

Mantan Satpam yang Eksis Berbisnis Tenun Ikat Woro Putri

i

Cipto yang tengah mengerjakan pesanan kain tenun. SP/ KDR

SURABAYAPAGI.com, Kediri - Usaha tenun ikat Woro Putri yang dirintis Cipto sejak tahun 2014 silam itu, terus  berkembang. Bahkan, usaha tersebut terus menunjukkan geliatnya dan sama sekali tidak terpengaruh kondisi pailit ekonomi global lantaran pandemi covid -19. Dalam sehari, Cipto Roso mengaku bisa memproduksi 5 kain tenun ikat sekaligus.

Berawal dari hanya sekedar belajar karena keinginan tahuan cara membuat kain tenun ikat, seorang pria yang berprofesi sebagai satuan pengamanan (satpam) di Kediri, sukses membuka usaha sebagai pengrajin kain tenun ikat.

Baca Juga: Kadin Jatim Dorong Pengusaha Sediakan Pelatih Khusus Anak Magang

Menurutnya, ia lebih suka menjual kain produksinya ke luar Pulau Jawa. Karena harga pasar disana dinilainya sangat bagus ketimbang di Kediri. Setelah setahun berjalan, Cipto Roso tidak mengira jika minat konsumen terhadap kain tenun ikat hasil produksinya tersebut sangat tinggi. Karena ramainya pesanan,ia kemudian memutuskan untuk membeli 3 unit mesin tradisonal tenun ikat.

Selain melayani pembelian masyarakat umum yang datang ke rumah, Cipto Roso juga melayani pesanan dalam jumlah banyak ke intansi Pemerintahan, bank dan rumah sakit. Kain tenun ikat merk Woro Putri produknya memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh produk lainya.  Motif khasnya terdapat gambar hewan.

Harga tenun ikat yang dijualnya bervariasi, antara Rp 175-180 ribu per potong. Meski sekarang  masih fase pandemi covid -19,  Cipto Roso mengaku tidak membawa dampak atau  pengaruh apa pun terhadap penjualan produknya.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Anak Muda Sekarang Tidak Suka Bekerja di Kantor

“Justru pesanan tambah banyak mas, kalau disini saya tidak menyimpan bahan semuanya habis dipakai. Bahan untuk membuat kain tenun ikat, saya beli langsung ke jalan KH Mansyur Surabaya. Bahanya kan ini import mas dari Hindia,” tukasnya, Minggu (25/4/2021).

Disamping itu dalam memasarkan produknya ke Intansi Pemerintahan, ia juga dibantu oleh adiknya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)  dilingkup Pemkot Kediri. Pesanan paling banyak yang pernah ia produksi  sebanyak 100 potong kain. Pesanan itu ia Terima dari Rumah Sakit Syaifull Anwar Malang. Proses pengerjaanya waktu itu memakan waktu kurang lebih 3 bulan.

Pria yang berprofesi sebagai satpam selama 7 tahun ini kembali bercerita  jika selama pandemi ia juga pernah memasok  kain tenun ikat yang diperuntukan sebagai bahan pembuatan masker. Pengadaan kain itu ia jual langsung ke desperindag sebanyak 3 kali. Dalam memasarkan produknya, Cipto lebih fokus ke penjuLan offline selama ini.

Baca Juga: Apindo Sebut 1 Juta Pekerja Kena PHK pada 2022

“Kalau online itu biasanya, ada  free lance yang ikut membantu menjualkan. Jika ada pesanan dia datang kesini untuk ambil barang,” ujar dia. Dsy10

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU